Chapter 11: Unspoken TruthPasien terakhir sudah berhasil Natta tangani dengan baik setelah membantu profesor Olivia di bangsal bedah. Langkah kaki Natta menuju ke bangsal pemeriksaan umum khusus perwira yang diselenggarakan oleh batalion West Poin. Satuan petugas medis sipil Aega dan militer dilibatkan untuk mengefisienkan waktu agar mempercepat program yang rupanya molor dari waktu yang sudah disepakati.
Sebetulnya Natta sudah menyelesaikan jadwal piketnya, namun ia diminta membantu sampai pukul enam sore akibat jumlah tenaga medis yang terbatas tidak seimbang dengan tentara yang harus diperiksa hari tersebut. Pukul tiga sore bahkan tidak ada tanda-tanda bubarnya kerumunan para perwira di pusat medis Aega hingga menarik perhatian masyarakat sipil dan menaikan dentum waspada tiap-tiap orang akibat terpeluk asumsi bahwa Aega dalam kondisi siaga darurat. Para petugas administrasi sampai dobel-dobel kerjanya untuk menjelaskan bahwa kedatangan para tentara tidak bermaksud apapun selain melangsungkan program pemeriksaan rutin.
Kaki jenjang dihiasi pantofel coklat kinclong berbelok ke kiri menuju tempat tugasnya. Natta pribadi yang tidak senang diperhatikan sehingga ia melipir-lipirkan tubuh langsingnya diantara himpitan perwira yang menunggu giliran untuk diperiksa sampai akhirnya ia berhasil masuk ke bilik tes yang sudah diisi empat meja.
"Dokter? Bagaimana dengan operasinya?" Ramahnya sambutan ners Tania yang bertugas memanggil list perwira-perwira yang akan diperiksa berasal dari depan bilik.
"Berjalan baik namun pasien masih harus dipantau," kata Natta tersenyum sebelum matanya mengarah ke titik lain dan langsung fokus ke meja nomor dua, tempat Mile yang diperiksa oleh Biel. Tampaknya dua orang tersebut berdiskusi akrab sebelum datangnya Natta merusak suasana dan menghentikan pembicaraan mereka seketika. Apa yang mereka bahas? batin Natta kepalang penasaran namun ia sadar tidak etis mengumandangkan opini sementara ada undang-undang rahasia yang masih melandasi hubungan mereka.
"Natta?" Biel melambaikan tangannya dengan ceria. Kondisi tersesat dan penasaran pada topik pembicaraan rekan baik dan suaminya mendadak mengubah suasana hati Natta semakin tidak tenang sehingga ada hembusan napas marah dan memilih tak acuh pada sambutan Biel.
Natta melenggang ke meja nomor empat dan langsung memakai proteksi sebelum meminta list perwira yang akan ia periksa pada ners Tania. Hal itu terang saja disaksikan oleh orang-orang yang masih terjebak di ruangan tersebut. Ada apa dengan dokter cantik kesayangan mereka ini? Padahal tadi dia masih bisa tersenyum pada Tania yang menyambutnya di pintu masuk.
Biel pun menyadari sesuatu yang salah dari temannya namun ia pun tidak bisa melakukan apapun selain melanjutkan pemeriksaan pada Mile yang merupakan pasien paling penting hari ini. Soal Natta, tanyakan nanti saja, pikir Biel.
"Dokter, ini list tentara yang belum diperiksa," kata Tania memberikan Natta satu catatan dengan tangan yang aktif memakai latex gloves sebagai salah satu prosedur pemeriksaan. "Dibantu panggil satu-satu ya, ners," sahut Natta.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVENLY BOUND
FanfictionHEAVENLY BOUND [MILEAPO FANFICTION] Terlahir sebagai anggota kaum dengan hierarki terendah dalam rantai kasta Easthaven, Nattanoir Wrighton telah terbiasa mengucilkan diri. Meskipun berstatus pangeran kedua dan berkekuatan healer, ia memilih untuk...