QR

58 8 2
                                    


"Mama, hati-hati di jalan," ucap Erzan melambaikan tangannya pada Carolline.

"Iya, selamat menikmati liburannya, sayang," ucap Carolline membalas lambaian tangan Erzan.

"Mama sayang El," ucap Carolline

"El juga," jawab Erzan

Bukan itu jawaban yang mama mau, El, batin Carolline

Mobil yang ditumpangi oleh Carolline pun berjalan menuju bandara.

"Pak, nanti mobilnya taroh di apartemen Brama ya, nanti kuncinya kasih ke satpam apartemen, ini ongkos pulang buat bapak," ucap Carolline pada pak Dwi, sang supir di rumah Dev.

"Baik, nyonya, terima kasih," jawab pak Dwi menerima uang dari Carolline.

4 bulan berlalu

Setelah sebulan Carolline berada di Cina dan sepulangnya dari Cina justru memilih untuk tinggal di apartemennya, berpikiran pasti Erzan akan mencarinya dan disaat itulah baru Carolline akan datang pada Erzan, tapi apa ? Bahkan selama 4 bulan ini baik di Cina maupun Indonesia, Erzan tak pernah sekalipun! menghubungi dirinya, Erzan memang belum mempunyai gadget nya sendiri, tapi apa Erzan tidak merengek pada Dev untuk menghubunginya (?)

Azwita kecewa

Niat hati tak ingin ikut campur atau bahkan bersinggungan dengan para tokoh novel sedikitpun agar terhindar dari drama, kini justru merasa hidupnya lebih drama dari pada drama novel itu sendiri.

Azwita sadar satu hal bahwa dirinya memang bisa menjadi figuran untuk kisah orang lain hingga lupa jika dirinya adalah pemeran utama untuk kisahnya sendiri.

"Kamu yakin ?," tanya Dev pada Carolline yang duduk di hadapannya yang hanya terhalang meja kerja.

"Ya! Karena itu jangan persulit semuanya, tinggal tanda tangani saja, maka semuanya beres," ucap Carolline tegas

Dev hanya menatap Carolline diam, dirinya tau bagaimana perasaan Carolline sekarang. Ingatkah kalian dimana Dev cemburu karena Erzan sangat dekat dengan Haris, sama! Carolline pun sedang merasakan hal tersebut, Dev tau akan hal tersebut.

"Kamu tidak ingin bertemu dulu dengan Erzan ?," tanya Dev

"Buat apa ?,"

"Berpamitan (?),"

"El akan baik-baik saja, ada papanya, maka harusnya semua baik-baik saja, bukan ? Papanya pasti menjaga Erzan, kan ?," ucap Carolline sinis

"Ya! Papanya Erzan pasti akan menjaga Erzan dengan baik,"

"Ya sudah, kalo begitu jangan persulit semuanya,"

Tanpa menjawab ucapan santai Carolline, Dev menandatangani dokumen bertulisan 'surat cerai'

"Sudah," ucap Dev menyodorkan dokumen tersebut

"Terima kasih atas kerjasamanya, satu pesan buat anda, pegang kata-kata anda barusan, jaga Erzan! Sayangi dia!," ucap Carolline lalu beranjak pergi membawa dokumen tersebut sembari menelpon seseorang.

"Saya terima tawaran kakak," ucap Carolline saat seseorang diseberang sana mengangkat telponnya.

"Hm," respon Carolline sebelum mematikan telponnya lalu menjalankan mobilnya keluar dari basement.

Azwita telah mengambil keputusan besar, setelah menunggu 4 bulan, saat ini Azwita hanya ingin memikirkan dirinya sendiri.

<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

"El pengen sesuatu ?," tanya Dev melihat Erzan yang sedang makan malam.

"Huh, tidak," jawab Erzan santai

"Oh okey," respon Dev, dirinya tidak pernah membawa topik apapun tentang Carolline, Dev membiarkan Erzan menyadari sendiri jika Carolline telah pergi. Sebenarnya Dev juga bingung.

Pada saat liburan, Erzan benar-benar tidak menanyakan Carolline sama sekali, mungkin karena terlalu asik berlibur membuat Erzan lupa atau mungkin Erzan hanya tidak ingin mengganggu Carolline karena Erzan tau Carolline sedang bekerja, dugaan Dev pada awalnya.

Tapi setelah pulang dari liburan, Erzan masih saja tak menanyakan Carolline, sempat berpikiran jika Erzan mengalami cuci otak atau hipnotis tapi setelah Dev secara sengaja membawa Erzan ke psikolog, dikatakan bahwa Erzan baik-baik saja dalam artian Erzan tidak dalam pengaruh apapun. Bagaimana jika ternyata Erzan dalam pengaruh ilmu hitam ? Itupun sudah dicek dan hasilnya sama.

"El udah selesai, El balik kamar dulu yaa, pah," pamit Erzan lalu pergi

Erzan berjalan menaiki tangga, Erzan berdiri diam di pintu kamar Carolline.

Apa yang dilakukannya ?, Tanya Dev dalam batin saat melihat rekaman CCTV di ponselnya.

Erzan memasuki kamar Carolline tanpa menutup pintunya, di sini Dev tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh Erzan, sepertinya menambah CCTV di dalam kamar Carolline bukanlah hal buruk, itu yang ada dibenak Dev sekarang.

Erzan memasuki kamar Carolline lalu membuka lemari-lemari Carolline seperti mencari sesuatu dan saat tak menemukannya Erzan diam di tengah-tengah ruangan tersebut, lama diam hingga akhirnya memilih untuk pergi dari kamar tersebut.

Esok harinya..

"Pah, Erzan berangkat dulu," pamit Erzan lalu mencium pipi Dev dan pergi berangkat sekolah.

Setelah memastikan Erzan pergi, Dev melangkah menuju lantai dua dan memasuki kamar Carolline lalu meletakkan satu hidden cam di samping AC yang bisa mengawasi seluruh ruangan kamar tersebut karena model kamar Carolline hanya mempunyai 1 ruang kamar mandi dan tidak mempunyai ruang walk in closet jadilah Dev hanya memasang 1 hidden cam saja.

Saat itulah Dev tau jika Erzan melakukan hal tersebut terus menerus di tiap harinya. Bukan hanya malam hari karena menurut pengamatan Dev tiap kali Erzan berada di lantai 2 maka Erzan akan melakukan hal tersebut.

Menatap pintu kamar Carolline, memasukinya, membuka semua lemari, diam sejenak mengawasi semua ruangan baik atas maupun bawah lalu pergi menuju kamarnya sendiri.

Percayalah bahwa Dev sedikit takut, mohon diperhatikan! hanya sedikit, s e, se, d i, di, k i t, kit, sedikit! karena menurut pengamatan Dev jika perilaku Erzan bukan perilaku rasa rindu atau rasa obsesi akan sesuatu tapi rasa penasaran akan suatu hal.

Suatu hari Dev memberanikan diri untuk bertanya langsung, tepatnya saat selesai makan malam dan Erzan berjalan menuju kamarnya disitulah Dev mengikuti Erzan.

"Sedang apa kamu ?," tanya Dev di ambang pintu kamar Carolline sembari menatap Erzan.

"Tidak, hanya melihat-lihat saja," jawab Erzan menghampiri Dev

"Katakanlah, El, ada apa ?," tanyanya mengikuti Erzan menuju kamar.

"Hufh," helaan nafas berat Erzan sembari mendudukkan diri

"Papa," panggil Erzan pada Dev

"Erzan sayang mama banget banget, Erzan rindu, tapi lebih baik mama jauh dari sini," ucapan Erzan membuat Dev bingung

"Kenapa ?," tanya Dev penasaran

"Seperti ada sebuah portal yang akan membawa mama pergi, pah, Erzan gak mau mama pergi," ucap Erzan menangis, Dev yang bingung hanya memeluk Erzan.

Dev keluar dari kamar Erzan saat Erzan telah tertidur dan dirinya berhenti di depan pintu kamar Carolline, diam beberapa menit lalu pergi dari sana tanpa tau jika lemari kamar Carolline mengeluarkan cahaya.

Dev keluar dari kamar Erzan saat Erzan telah tertidur dan dirinya berhenti di depan pintu kamar Carolline, diam beberapa menit lalu pergi dari sana tanpa tau jika lemari kamar Carolline mengeluarkan cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
..... 

LUMRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang