Bad News

822 60 21
                                    

Mataku terus terfokus ke arah novelku. Entah apa yang sedang aku lakukan. Aku hanya membuka lalu menutup bukuku. Terlihat Ayah dan Ibu sedang menyiapkan koper yang akan mereka bawa kerumah pamanku yang berada diluar kota. Mereka akan berlibur selama seminggu disana.

"Kau benar-benar tak mau ikut kami ?" Tanya Ayah untuk kesekian kalinya.

"Ya, Dad. Aku akan kesekolah saja." Jawabku. Tentu saja aku tak mau ikut mereka. Karena disana hanya akan ada acara minum teh untuk orang tua. Ya maksudku, tak ada anak seusia ku disana.

"Ok. Have fun baby." Sahut Ibu sambil mengecup kedua pipiku.

Aku pun memulai hariku disekolah. Seperti biasa, saat di gerbang sekolah, kami harus menyerahkan ponsel kami ke pos jaga. Karena memang di sekolahku tak diperbolehkan membawa ponsel.

"Hai nona Jennata Anderson," Sapa seseorang yang membuatku tersadar dari lamunanku.

"Ini masih pagi dan kau sudah melamun saja. Tunjukkan semangatmu sebagai murid kelas 3 SMA yang akan segera tamat dong." Aku tersenyum kecil.

"Ayo ke kelas. Aku lapar." Ajakku ke gadis itu. Dia adalah Anna Carerra. Sahabatku dari kecil. Bahkan aku dan dia sering disebut sebagai saudara karena memang kami selalu bersama.

"Oke mari kita lihat apa yang ada disini." Ucapnya sambil mengeluarkan sebuah kotak makan dari dalam ranselnya. Aku juga mengeluarkan kotak makan ku dari ranselku.

"Hmm. Disini ada telur, roti dan daging. Bagaimana denganmu Jee ?" Tanyanya.

"Seperti biasanya. Menu kita selalu sama." Ucapku diiringi tawaan dari kami.

Aku sudah berteman dengan Anna sejak kecil. Ia dulu adalah seorang gadis kecil yang harus tinggal bersama Bibi nya karena kesibukan pekerjaan orang tua. Pertama kali aku melihatnya saat aku dan teman-temanku sedang bermain di taman komplek kami. Ia hanya menatap langit-langit sambil tersenyum. Karena sifatku yang ramah lingkungan ini, akhirnya aku berjalan menghampirinya dan mencoba menyapanya dengan bahasa yang seramah mungkin.

"Hai, aku Jennata Anderson. Panggil aku Jee." Sapaku sambil memberikan senyuman termanisku.

"Aku Carrera. Anna Carerra." Jawabnya dengan posisi yang tetap masih menatap langit sambil tersenyum.

"Umm.. Ya.. Rumahmu yang mana ? Aku baru melihatmu disini."

"Tepat didepan rumahmu."

"Maksudmu, kau tinggal bersama Bibi Lista ? Dimana orang tuamu?"

"Ya benar. Aku tinggal bersama Bibi karena kedua orangtuaku harus bekerja diluar kota dalam waktu yang lama."

"Dan oh ya, Anna, ada yang ingin kutanyakan," Ia mengalihkan pandangannya kearahku. "Kenapa kau melihat langit sambil tersenyum ?"

"Itu karena orang tuaku selalu berkata, Tataplah langit saat kau sedang rindu kami. Karena sejauh apapun jarak memisahkan, kita tetap memandang langit yang sama," Ia kembali melihat ke langit sebelum melanjutkan ucapannya.

"Oh, sepertinya sudah sore. Aku harus pulang. Senang bertemu denganmu, Jee." Ucapnya sambil diiringi lambaian tangannya.

Dari hari kehari, aku semakin dekat dengannya. Kami sering menghabiskan waktu bersama, ditambah lagi kami masuk ke sekolahan yang sama. Hal itu juga membuat hubungan persahabatan kami menjadi semakin erat. Aku juga sudah pernah beberapa kali bertemu dengan kedua orangtua Anna saat mereka menyempatkan diri untuk datang menemui Anna dirumah Bibinya. Namun, semakin lama, orangtua Anna semakin jarang mengunjunginya. Hal itu membuat Anna menjadi agak murung. Tapi Ia memakluminya karena Ia selalu berfikir bahwa orangtuanya bekerja lembur juga untuk dirinya. Setidaknya hal itu membuatnya berfikir positif agar tidak terlalu bersedih.

Zombie AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang