Ego

22 3 0
                                    

"Rencana apanya? Kita sedang terjun kejurang!" Teriakku.

"Easy Jee."

Easy jee? Apa maksudnya itu? Tidakkah Ia melihat situasi sekarang? Tidakkah Ia melihat betapa gelapnya jurang ini? Tidakkah Ia takut? Adam, kau memang aneh!

"Kau boleh memegang tanganku jika kau takut." Liriknya sembari tersenyum mengejek.

"What? Tidak mau!" Tolakku tegas.

Aku dapat merasakan mobil kami semakin melaju menuju kedasar jurang. Aku hanya bisa menerka-nerka apa yang ada dibawah sana. Apakah mungkin dibawah ada sarang zombie? Atau mungkin ada hewan buas menunggu kami dibawah. Aku bisa pingsan sekarang juga hanya dengan membayangkan apa yang ada dibawah sana.

Rasa takut ku perlahan-lahan mulai hilang saat aku bisa merasakan bahwa kami sudah sampai didasar jurang. Aku dapat melihat cahaya dari lampu dan... Oh! Sebuah pintu besar. Tapi terlalu besar untuk disebut pintu. Ya, ini adalah sebuah gerbang.

Perlahan-lahan gerbang mulai terbuka. Aku mulai dapat melihat isi dibalik gerbang tersebut. Terlihat beberapa orang berseragam Z-Evo lainnya menunggu kami dan juga beberapa orang berjas putih.

"Oh Adam apakah kau baik-baik saja? Apakah kau terluka? Aku bisa mengobatimu." Ucap salah satu wanita yang mengenakan jas putih itu. Ia berjalan ke arah Adam dengan wajah penuh kekhawatiran, namun Adam menghindar.

"I'm OK, Nad." Jawab Adam cuek tanpa menghiraukan wanita itu.

Adam melirik kearahku.

"Ayo Jee. Kau pasti ingin bertemu dengan Anna kan?"

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Ikuti aku." Lanjutnya.

Aku mengikuti Adam dibelakangnya. Dapat kulihat raut kesal diwajah wanita yang Adam panggil "Nad" itu. Aku jadi penasaran sebenarnya siapa wanita itu dan kenapa sikapnya sangat dingin ke wanita itu. Ya, walaupun sifat Adam memang dingin, tapi yang ini lebih dingin dari biasanya.

"Welcome to Z-Base. Semoga kau betah berada disini." Sambut Adam sembari kami melangkahkan kaki masuk kedalam Markas ini.

Kesan pertamaku saat masuk kedalam markas ini adalah, markas ini sangat besar. Tidak seperti sebuah markas, melainkan lebih terlihat seperti sebuah kota. Disisi kiriku, aku dapat melihat sebuah bangunan tinggi dengan banyak jendela. Adam menjelaskan padaku bahwa bangunan itu adalah sebuah tempat tinggal. Terdapat banyak kamar didalamnya dan tempat itu biasa disebut dengan Z-Home, secara singkat bisa disebut dengan rumah. Memang tempatnya sederhana, namun satu kamar dapat diisi paling tidak oleh 6 orang dewasa, dan juga terdapat kamar mandi pribadi. Dengan fasilitas-fasilitas itu, aku dapat mengatakan bahwa rumah ini cukup layak untuk dihuni. Namun, ada 1 hal yang tak aku suka. Tidak adanya pemandangan.

Adam juga menjelaskan padaku bahwa Z-Base ini berada dibawah tanah. Hal ini lah yang menyebabkan tidak adanya pemandangan.

"Aku mulai menyukai tempat ini. Hanya saja apa tidak ada jalan masuk yang lebih manusiawi?"

"Sebenarnya itu bukan gerbang utama. Jalan yang ada disebelah kananmu adalah jalan yang terhubung dengan gerbang di terowongan diatas."

"Jika ada jalan yang lebih aman, lalu kenapa kita harus terjun kejurang? Kau mau membunuhku ya?"

"Karena itu adalah jalan pintas," Aku merengut. "Sudahlah, ayo ku antar kekamarmu."

Adam membawaku masuk kedalam Z-Home. Sebelum dapat benar-benar masuk kesana, aku diberi gelang permanen agar terdaftar menjadi penduduk markas. Gelang permanen ini gunanya sebagai ID kami selama disini. Sebelum dapat benar-benar masuk kesana, aku harus menunjukkan ID ku ke alat yang berada disamping pintu utama, barulah pintu itu dapat terbuka. Setelah masuk, Adam langsung mengantarku naik lift menuju lantai 7 yang nantinya akan menjadi tempat tinggalku.

Kamar nomor 717.

Terdapat tulisan itu di atas pintu kamarku. Saat pintu kamarku terbuka, aku melihat seseorang yang tak asing bagiku.

"Jee! Syukurlah kau disini. Aku tak bisa tidur memikirkanmu." Ujar Anna sembari melompat ke arahku. Dia memelukku, aku balas memeluknya.

"Istirahatlah." Adam berlalu meninggalkanku dan Anna. Ternyata dia tidak berubah. Tetap menjadi seorang Adam yang dingin.

Seperti sebuah reuni, aku menceritakan semua hal yang aku lalui ke Anna. Tidak sepertiku, perjalanan yang dilalui Anna aman-aman saja. Bahkan mereka sama sekali tak bertemu seekor--sebuah--Zombie. Ia juga tak perlu melalui jalur yang curam seperti apa yang telah ku alami. 

***

Ternyata makanan di markas Z-Evo tidaklah buruk. Buktinya, aku dapat menghabiskan makananku di dalama mangkuk besar ini. Perut kenyang dan mata pun mulai mengantuk hingga aku memutuskan untuk kembali ke kamarku.

"Makhluk itu berbeda dari yang lainnya." Diam-diam aku mendengar suara dari belakangku. Aku memutar badanku dan melihat Adam sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang pernah aku lihat, Paman Robin.

"Hallo, Jee," Sapa Paman Robin yang tiba-tiba sudah mengalihkan pandangannya ke arahku. "Bagaimana disini, cukup enak bukan?"

"Ya, aku sudah cukup nyaman disini. Hanya saja aku tidak bisa melihat pemandangan apapun."

"Haha, tentu saja tak ada pemandangan!" Balas Paman Robin disertai suara tertawanya yang cukup keras. Aku mengernyitkan dahiku karena jujur aku tak mengerti apa yang sedang ditertawakan oleh Paman Robin.

Di tengah lamunanku, aku dapat merasakan bahwa netra Adam yang cukup tajam itu sedang tertuju ke arahku.

"Kembali ke kamarmu." Aku mendengus kesal mendengar omongannya. Adam kau seperti ayahku!

"Memangnya kau sedang membicarakan apa?"

"Bukan urusanmu."

"Ya tentu saja ini urusanku. Ini bukan hanya urusanku tapi urusan semua orang!" Mendengar jawabanku Adam langsung menarik tanganku menjauhi Paman Robin.

"Jennata!" Ia melepas tanganku sembari menyuguhkan tatapan dinginnya. "Kembali saja ke kamarmu." Ucapnya sambil berlalu dari hadapanku.

Saat kakiku sedang membuat ancang-ancang untuk mengikuti Adam, tiba-tiba aku merasakan seseorang sedang menahan tanganku.

"Jee," Aku memutar badanku dan melihat sesosok sahabatku yang sedang memegang tanganku.

"Aku khawatir karena kau belum pulang ke kamar." 

Aku menghela nafasku panjang sambil menatap ke arah figur Adam yang perlahan semakin menjauh kemudian kembali mengarahkan pandanganku ke arah Anna. Ya, aku tau ini semua pasti berat untuk Anna. Aku juga tau bahwa saat ini hanyalah aku satu-satunya orang yang dapat menemaninya dan membuatnya sedikit lupa tentang kejadian gila beberapa hari ini. Jadi kali ini aku akan sedikit mengalah kepada rasa penasaranku dan membiarkan Adam gila itu kabur dari hadapanku. Setidaknya untuk saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zombie AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang