Here They Are

417 39 16
                                    

"Jee! Jee! Sadarlah!" Suara Anna terdengar samar-samar di telingaku. Aku berusaha membuka mataku dengan perlahan. Terlihat Anna dengan wajah cemasnya sedang melihat ke arahku. Dan disebelahnya ada... Adam!

"Jadi, apa kepalamu masih sakit?" Aku sedikit tak percaya mendengarnya karena pertanyaan itu terlontar dari mulut Adam yang terkenal cuek dikelas.

"Umm, tak terlalu sih." Jawabku sambil berusaha menegakkan diriku. Yah, kepalaku masih lumayan pusing. Namun aku tak boleh terlihat lemah sekarang. Aku mulai melihat kesekelilingku. Ada banyak orang. Oh Tuhan! Para murid, guru, mereka semua ada disini.

"Jadi apa yang terjadi ? Dan berapa lama aku pingsan ?" Adam menarik nafas panjang kemudian menceritakan semuanya padaku. Ia bilang aku hanya pingsan selama 2 jam dan saat aku pingsan, Ia langsung membawaku masuk ke dalam aula. Sebenarnya Ia tak yakin akan apa yang sebenarnya ada di dalam aula. Namun Ia tak punya pilihan lain dan akhirnya tetap membawaku kedalam aula. Ia dan anak-anak lain cukup terkejut saat melihat semua murid dan guru di sekolah ternyata berada di dalam aula. Bahkan handphone kami yang seharusnya berada di pos sekolah, ada di ruangan ini. Adam sudah menanyakan apa yang terjadi kepada Mr. Lane, kepala sekolah kami. Namun Ia tak dapat menjelaskan semuanya secara detail. Ia hanya bilang tiba-tiba semua orang menjadi buas setelah menenggak minuman yang dibawa oleh Mrs. Tania.

"Minuman apa yang dibawa Mrs. Tania ?" Adam menggeleng lemah.

"Bahkan Mr. Lane pun tak tau. Ia tak sempat mengambil minuman itu karena telah terjadi kekacauan."

"Dan bagaimana mereka semua bisa berkumpul di aula?"

"Ya, aku juga mau menanyakan hal itu, namun saat aku mau menanyakannya, Mr. Lane dipanggil karena urusan mendadak. Aku belum sempat menanyakannya kepada anak lain."

"Ayo kita tanyakan." Ajakku sambil berusaha bangkit dari tempat tidurku.

"No no no no! Biar aku saja yang menanyakannya, keadaanmu belum pulih sepenuhnya."

"Ayolah, aku juga ingin mengetahui kebenarannya."

"Jangan, kau masih harus beristi..." Aku langsung memotong omongan Adam.

"Ayolah. Lagi pula, aku tak akan kelelahan hanya karena menanyakan beberapa pertanyaan." Bujukku.

"Ya, baiklah." Akhirnya Adam mengalah dan membantu ku berdiri. Kami mencoba menggali informasi dari orang-orang yang berada di aula ini. Menurut informasi yang kami dapat, saat insiden terjadi, mereka semua dibimbing untuk masuk ke aula oleh orang-orang yang berpakaian seperti astronot. Di dalam aula pun ada beberapa pria yang membawa senjata ditangannya. Mereka membantai zombie yang ada di lantai bawah kemudian membawanya pergi. Satu pertanyaanku mulai terjawab tentang siapa dan bagaimana zombie di toilet ruang seni bisa terbunuh.

"Lalu kenapa Ia tak menyelamatkan kami yang berada di lantai 2?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir ku.

"Aku tak terlalu tau. Namun dari apa yang kudengar, saat mereka akan pergi ke lantai 2, orang yang mungkin adalah komandan mereka mengatakan 'It's ok. She's safe. Fallback team.' Kemudian mereka semua pergi dan meninggalkan kami didalam sini." Jawab salah satu gadis yang kami tanyakan.

"Apa maksudnya ? Siapa yang Ia maksud ?" Tanyaku lagi. Gadis itu menggeleng lemah.

"Aku tak tau." Aku menatap ke arah Adam. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Matanya mengernyit, jari-jarinya menggosok pelan bagian dagunya.

"Apa yang kau pikirkan ?" Tegurku menyadarkannya dari pikirannya.

"Um. Tak ada. Ayo kembali ke ranjangmu."

"Jangan menutupi sesuatu dariku!"

"Bukan urusanmu! Sana kembali ke ranjangmu, aku mau menghirup udara segar." Ucapannya terpotong. "Anna, bimbing Jee ke ranjangnya." Lanjutnya sambil berjalan keluar. Aku akhirnya kembali ke ranjangku dengan bimbingan Anna.

***
Aku membuka mataku secara perlahan. Setelah berdebat dengan Adam, Anna membawaku ke ranjang dan menyuruhku untuk tidur. Eh, jam berapa sekarang? Aku melirik jam tangan berwarna hitam dengan paduan merah yang menempel ditanganku. Jam itu menunjukkan puku 20.17. Sudah malam! Aku harus menghubungi kedua orang tuaku. Aku takut mereka khawatir. Aku berusaha berdiri dari ranjangku namun naas, Adam tiba-tiba muncul di hadapanku.

"Ini handphone mu. Kabarilah orang tua mu." Ia berkata begitu seolah-olah sudah membaca pikiranku.

"Tapi bagaimana kau tau handphone ku? Dan dimana Anna? Dimana semua orang?"

"Anna yang menyerahkannya padaku. Anna dan yang lainnya sedang makan di ruangan sebelah. Jika kau sudah menelepon keluargamu, ayo kita pergi makan. Aku akan menunggu mu disini." Jelasnya dengan nada yang datar. Namun tak sedatar saat aku pertama bertemunya.

"Baiklah." Aku langsung meng-aktifkan handphone ku dan langsung mencoba menelepon Ibu ku. Tak ada jawaban. Aku menelepon Ayah ku. Sama. Tak ada jawaban. Akhirnya aku memutuskan untuk makan dulu saja.

***
"Aku bosan." Keluhku ke Adam setelah selesai makan. Ia mengajakku untuk melihat bintang-bintang di lapangan. Tentu saja sebelum itu aku bertanya apakah akan aman. Dan Adam bilang bahwa Ia akan menjamin keamananku 100%. Aku menceritakan kekesalanku karena orang tua ku yang tak mengangkat teleponku. Apakah mereka tak mencemaskan anak mereka ini ? Adam terkekeh kecil mendengar kekesalanku. Aku ikut tersenyum karena untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum. Dan aku juga baru menyadari bahwa Ia cukup... Uhm, tampan. Adam juga menceritakan banyak lelucon kepadaku agar aku dapat lebih tenang. Dibalik sifatnya yang terkesan cuek dan dingin, ternyata Ia cukup lucu. Ya, aku ingin mengenalnya lebih jauh.

Tiba-tiba, aku melihat ada segerombolan orang datang dari gerbang sekolah. Dibarisan depan gerombolan itu, aku melihat seseorang dengan pakaian yang rapi datang mendekati Adam. Adam pun segera melakukan hal yang tak terduga bagiku. Sebenarnya apa yang terjadi ?

***

Hallo!
Di episode ini ngga ada adegan actionnya. Kasian si Jee lagi sakit kan XD
Btw, Diffa tunggu vomments kalian ya. Vomments kalian sangat berharga buat kelanjutan Zombie Attack :)

Thankss❤❤

Zombie AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang