New Zombie (?)

295 29 6
                                    

Adam melirikku sambil memberikan senyuman sinisnya. Aku balik menatapnya kesal. Pesta apanya! Ini lebih mirip seperti kami sudah bersedia untuk menjadi santapan malam para Zombie.

"Kau tak kelihatan senang." Ia melontarkan kalimat itu begitu saja.

"Tentu saja aku tak senang! Kau pikir aku rela menjadi santapan Zombie ?" Omelku padanya. Ia terkekeh.

"Hei, kau tau aku ahli dalam hal Zombie kan? Lagi pula pekerjaan kita malam ini akan menjadi lebih mudah," Adam mulai mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Aku menyipitkan mataku berusaha melihat apa yang sedang berusaha Ia keluarkan.

"Kau bisa menggunakan pistol ?" Lanjutnya sambil menyuguhkanku sebuah pistol.

"Tentu saja tidak!" Ya, mana mungkin Jennata yang lemah lembut bak putri kerajaan ini bisa menggunakan benda mengerikan seperti pistol itu?

"Yasudah, kau gunakan saja benda ini. Kau tak mungkin tak bisa menggunakannya, kan?" Kali ini Ia menyodorkanku sebuah pisau. Ya memang benar aku tak mungkin tak bisa menggunakan benda tajam yang satu ini. Tapi.. Hei! Dari mana Ia mendapatkan semua benda mengerikan ini?

"Tetap fokus ya. Here they are."

Suara tembakan mulai terdengar. Aku juga sudah mengayunkan pisauku kesana kemari. Satu, dua, tiga Zombie berhasil ku lumpuhkan. Dengan sekali tusukan di kepala, mereka mati mengenaskan. Kau memang keren Jennata! Beruntung sekali aku pernah mengikuti salah satu ilmu bela diri. Jika tidak, aku pasti akan benar-benar meninggalkannya sendirian melawan Zombie yang terbilang cukup banyak ini.

Keadaan sudah kembali tenang. Aku tak melihat makhluk menjijikkan itu. Walaupun ini pengalaman pertamaku membunuh Zombie, tapi rasanya tak terlalu buruk. Buktinya, aku dapat membunuh mereka dengan mudah. Aku tak sabar akan menceritakan perasaan banggaku ini kepada Adam. Oh ya! Mana dia?

Aku melirik kesisi kananku tempat Adam berdiri, tapi aku tak dapat menemukannya. Jangan-jangan, selama aku bergulat dengan para Zombie, Ia malah kabur dan meninggalkanku sendiri. Namun tak lama setelah pikiran burukku itu bergentayangan, aku mendengar kembali suara tembakan dari pistol Adam. Kali ini suaranya terdengar dari arah belakangku. Namun Ia tak kunjung kelihatan karena suasana malam yang sangat amat gelap. Saat aku tengah sibuk mencarinya, tiba-tiba terdapat sebuah--atau--seekor Zombie buruk rupa berlari ke arahku. Dengan kaki yang hampir putus dan bola mata yang keluar dari tempatnya, sempat membuatku merasa ingin muntah, namun ku urungkan niat ku itu karena aku harus bertarung terlebih dahulu dengannya.

Masih dengan posisi menggenggam erat pisau, aku bersiap mengarahkan pisau tersebut ke arah Zombie yang sedang berlari ke arahku itu. Namun tak sesuai seperti yang ku bayangkan, Zombie itu malah berlari memutariku dan mendorongku hingga hampir terjatuh. Kulihat disisi kiriku terdapat sebuah batu besar yang langsung ku ambil dan dengan sigap ku ayunkan mengenai wajahnya. Lagi lagi tak sesuai harapanku, Zombie itu hanya terjatuh sebentar kemudian bangkit lagi. Ia menatapku sambil mendesis hingga menampakkan giginya yang mengerikan.

"Huh, kau cukup kuat ya." Gumamku ditengah keheningan malam.

Tanpa basa basi, Zombie itu kembali berusaha menyerangku. Ia mencoba untuk memukul wajahku, namun dengan sigap segera kutangkis dan dengan kesempatan yang ada, langsung ku pukul wajahnya hingga wajah jeleknya berubah menjadi tambah jelek. Aku berikan lagi pukulan yang kuat di bagian perut nya. Saat aku berusaha memberikan pukulan di wajah sekali lagi, Ia berhasil menghindarinya dan mendorongku hingga terjatuh dengan sangat kuat hingga membuat kepalaku pusing seketika. Zombie ini sangat kuat dibandingkan Zombie-zombie sebelumnya. Aku ingin bangun dan kembali melawannya, namun karena dorongannya tadi membuatku tak bertenaga. Ia mendekat kearahku. Belum sempat Ia menggigitku, tiba-tiba kepalanya terkena pukulan baseball dari seseorang dibelakangnya hingga kepalanya pecah.

Dengan posisi yang masih terbaring lemah, aku melihat sekelilingku. Gelap. Apakah aku sudah mati ? Tapi aku ingat satu hal. Aku kan sedang berada di lapangan yang minim penerangan, wajar dong kalo gelap. Aku melihat gadis dengan tongkat baseball itu. Itu Anna.

Anna langsung mendekat ke arahku. Ia tak sendirian, ada Mr. Lanr yang langsung menggendongku untuk membawaku kembali ke aula. Aku mencoba mencari Adam, namun aku tak dapat menemukannya karena mendadak semuanya menjadi gelap...

***

Aku kembali membuka mataku. Keadaan di aula yang awalnya tentram, sekarang berubah menjadi gaduh. Mereka semua terlihat sibuk untuk mengeluarkan barang-barang dari aula. Wajah orang-orang terlihat sangat cemas hingga membuatku tidak bisa untuk ber-Positive Thinking lagi. Semoga saja apa yang terjadi tidak seburuk yang aku bayangkan.

***

Hallo readers!
Maaf ya lama update nya. Aku pengen bilang makasih buat kalian yang sabar banget nungguin Zombie Attack update :')
Aku juga pengen minta tolong kalian buat kasih vote, komen dan saran ya biar Zombie Attack semakin bagus kedepannya.
Makasih ya❤
#Diff

Zombie AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang