Good Plan

102 12 1
                                    

Aku terus mencoba memikirkan kira-kira apakah yang sedang terjadi selama aku pingsan (lagi).

Mungkin orang-orang ini sedang berlatih untuk antisipasi kebakaran ?

Karena sangat berusaha untuk berfikir positif, sampai-sampai aku memikirkan hal yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa ditengah wabah Zombie masih memikirkan untuk berlatih antisipasi kebakaran ? Oh Jee, kurasa aku mulai gila.

Masih sambil berusaha ber-positive thinking, aku mencoba mencari-cari posisi Anna, atau Adam. Namun hasilnya nihil. Aku tak bisa menemukan mereka dimanapun. Belum lelah mencari, aku segera keluar dari aula. Mungkin mereka ada disana.

Akupun berjalan keluar aula. Disini terdapat pemandangan yang tak biasa bagiku. Terdapat banyak mobil berukuran besar dan orang-orang berseragam yang dilengan kanan seragamnya terdapat tulisan. Aku menyipitkan mataku berusaha membaca apa yang tertulis di sana.

"Z-Evo. Hmm seperti pernah mendengar," Gumamku sambil mengingat-ingat. "Astaga! Itu Z-Evo yang bertugas membasmi Zombie. Apakah ini artinya bantuan telah tiba?"

Ditengah ke asyikan ku berbicara sendiri, tiba-tiba ada seseorang berseragam Z-Evo yang menepuk bahuku lalu berdiri di sampingku.

"Kau bicara dengan siapa ?" Ia menatapku dengan pandangan bingung. Aku balik menatapnya. Itu Adam. Ia mengenakan seragam Z-Evo, dengan sepatu boots ala-ala tentara, dan tak lupa jam tangan di tangan kanannya. Ehm, Ia sangat gagah.

"A..aku.. Bicara pada diriku sendiri." Astaga Jee, kenapa kau jadi grogi begini!

"Lain kali, lebih baik berbicara padaku." Ucapnya sambil menyipitkan matanya dan melebarkan bibirnya. Ia tersenyum padaku. Di titik ini aku sungguh tidak kuat. Di tengah naik daunnya wabah Zombie, aku malah dibuat grogi oleh teman sekelasku yang mendadak menjadi pembunuh Zombie yang keren. Sungguh bukan seorang Jennata yang biasanya tidak pernah dibuat grogi oleh laki-laki. Apalagi laki-laki cuek model Adam begini. Tidak pernah. Ya, tidak pernah sampai hari ini tiba.

Sebenarnya aku ingin bertanya perihal apa yang sedang terjadi saat ini. Namun, ya, jantungku masih berdegup kencang saat melihatnya. Aku tak mau, karena grogi aku salah bicara di depannya. Aku tak mau.

Mencoba menenangkan diri sendiri dari guncangan ketampanan--maksudku--penampilan tak biasa Adam, akhirnya aku berhasil mengontrol diriku.

"Eng, sebenarnya sekarang apa yang sedang terjadi ?" Ia membalikkan badannya dan kembali menatapku. Tahan Jennata! Kau bisa menahannya kali ini.

"Seperti yang kau lihat, bantuan datang lebih cepat. Karena lebih baik kita menghindar terlebih dahulu daripada langsung melawan tanpa persiapan."

"M.. Maksudmu?"

"Paman Robin bilang padaku, penyebaran Zombie terjadi lebih cepat, tidak seperti biasanya. Mendengar hal itu, aku takut bahwa cepat atau lambat, sekolah ini akan mengalami serangan Zombie. Jadi aku meminta kita semua di pindahkan ke tempat yang lebih aman. Markas Z-Evo."

"Apa tidak apa-apa membawa warga biasa kedalam markas kalian ?"

"Tentu saja tidak masalah. Kau akan kaget jika melihat markas Z-Evo. Ini bukan seperti markas-markas pada biasanya." Aku mengernyitkan dahi mencoba menerka-nerka bagaimana bentuk markas itu. Tapi, sudahlah, aku punya pertanyaan yang lebih penting yang harus kutanyakan terlebih dahulu.

"Aku hampir lupa. Apa kau melihat Anna ?"

"Anna dan yang lainnya sudah dibawa ke markas terlebih dahulu."

Pantas saja sekarang mulai sepi.

"Lalu aku bagaimana ?"

"Kau akan berangkat bersama denganku. Anna memintanya karena Ia khawatir dengan kondisimu. Ia berharap jika denganku, kau akan baik-baik saja."

Zombie AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang