Bianca berjalan keluar dari salah satu bilik toilet. Gadis itu berjalan sambil mengelap tangannya dengan seragam putih yang ia kenakan dan langkahnya terhenti karena ada yang berusaha menghalangi jalannya.
Monica menghalangi Bianca yang sedang ingin membuka pintu toilet."Lo makin lama gua perhatiin makin genit sama Davino"
"Maaf,maksud kakak makin genit gimana ya?" Tanya Bianca dengan tatapan bingung"Lo pikir selama ini gua gak tau kalau lo sering berangkat dan pulang bareng Davino HAH?" Tanyanya dengan tangan yang disilangkan di depan dada dan menatap Bianca tak suka.
"Maaf ya kak,bukannya aku gak sopan tapi itu bukan urusan kakak" ucap Bianca dan ia segera melangkah kesamping kiri Monica namun dihalangi kembali oleh sala seorang sidekick Monica yang gak kalah centil.Tanpa Bianca duga, Monica mendorong dirinya hingga punggung gadis itu menempel pada tembok toilet, Bianca meringgis kesakitan.
Tiga sidekick Monica pergi keluar toilet dan menjaga agar tidak ada yang melihat apa yang akan dilakukan oleh Boss nya itu.
Seringaian licik yang menurut Bianca menakutkan itu tercetak di bibir Monica. Bianca ingin beteriak minta tolong namun,
"APA!? Lo mau teriak?!" Maki Monica.Nyali Bianca semakin menciut.
"Gue ingetin ya sama lo! Lo bisa ga sih ga lenjeh dan kecentilan ke Davino? Lo ga nyadar diri hah? Lo siapa? Lo ga pantes sama cogan sepopuler vino! Inget lo cuma cewe biasa yang ga pantes buat cogan kaya dia! Pantesan gue kemana mana lah! Jadi lo gaboleh deketin vino lagi! Kalo gue masih liat lo sama dia... gua bakal abisin lo!"
"Dan satu lagi yang perlu lo inget gua donatur paling besar dan kaya disini. Jadi,jangan macem macem deh" tambah Monica.Bianca masih saja menundukkan kepalanya menatap lantai. Sampai akhirnya rambutnya ditarik oleh Monica, sampai Bianca mengaduh kesakitan.
Tangan Monica ingin menampar wajah cewek itu namun terhenti di udara karena dicengkram seseorang. Monica menoleh kebelakang, tubuhnya membeku seketika ketika melihat siapa yang mencengkram tangannya.Davino menatap marah Monica. Cengkraman itu semakin mengeras hingga Monica meringgis kesakitan. Monica memberontak tak terima, "lepasin!"
"Lo mau nampar dia karna gak terima gua tolak? Iya? Kenapa lo gak nampar gua aja kemaren?" Bentak Davino.Davino benar-benar marah melihat apa yang akan dilakukan kakak kelas nya itu ke Bianca. Dihempaskannya tangan Monica kasar.
Davino membawa Bianca keluar dari toilet dan menuntun Bianca ke ruang UKS.
*****
"Tadi dia ngomong apa aja sama lo?" Tanya davino
Bianca hanya diam menatap lurus kedepan. Ini yang ia takuti,kejadian dimana ia di bully terulang kembali.
Davino yang melihat Bianca sedari tadi hanya diam menatap kosong kedepan pun akhirnya hanya bisa pasrah.
"Udah lo gausah pikirin omongan tuh kakak kelas. Sekarang lo istirahat aja biar gua yang izinin lo sama bu Susan." Ucap vino sambil membantu Bianca membaringkan tubuhnya diranjang UKS.Langkah Vino terhenti. "Temenin gua. Gu-gua ta-ta-takut no" lirih bianca. Wajahnya benar-benar pucat dan tangannya dingin seperti mayat.
Vino kembali berjalan ke arah Bianca dan duduk di kursi yang disediain di samping ranjang.
"Yaudah sekarang lo tidur,gua temenin" ucap Vino setelah itu ia mengirimkan pesan singkat ke temannya Bianca--Amanda--.*****
"Lo gak apa apa kan ca? Di apain aja sama ka Monica?" Tanya Namira khawatir ketika menjenguk temannya itu dirumah Bianca.
"Rambutnya si Bianca dijambak,trus di caci maki sama si nenek lampir" jawab Amanda kesal. Ketika jam pulang sekolah tadi ia datang menjenguk bianca di UKS ketika mendapat pesan dari Davino,ia diceritain oleh davino.
"Wah...wah...minta dihajar tuh orang" ucap Namira sambil meninju pelan telapak tangannya.
"Ja-jangan macem-macem nam,dia anak salah satu donatur terbesar di sekolah kita" kata Bianca"Yaelah,lagak nya songong banget. Yang jadi donatur kan nyokap bokapnya" ucap Namira tak suka.
*****
Hari ini aku nggak sekolah karena masih pusing akibat dijambak ka Monica. Bunda,ayah,nina tahu kejadian kemaren. Mereka diceritain sama Davino.
Sekarang Davino lagi dirumah ku. Dia duduk disebelah ku sambil sesekali mengelus kepala chelsea--kucing kayla--.
Dia datang untuk menemaniku dirumah bahkan dia bela-belain buat bolos sekolah cuma karena ingin menemaniku.Biyun lagi izin pulang kampung,bunda dan nina lagi ke rumah sepupu ku,ayah lagi meeting di keluar kota,sedangkan kayla lagi sekolah dan les menari.
"Hmm bi,lo udah laper belom? Daritadi pagi lo cuma makan selembar roti,mau gua buatin makanan?" Tanya davino. Lagi lagi ia terlihat khawatir dengan ku. Ada perasaan senang ketika dia memperhatikan ku. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan davino. Lalu ia melenggang ke dapur.
Beberapa menit aku menunggu davino yang lagi masak didapur,sedari tadi aku memperhatikannya dibalik kaca taman yang sedang sibuk mengiris beberapa bumbu masakan. Bibirku pun melengkung keatas melihatnya.
"Yuhuu spaghetti scallop saus mentega ala chef vino siap dimakan" ujar vino girang.
"Nih,cobain masakan gue dijamin enak" ucapnya dan menyerahkan sepiring spaghetti yang ia masak.1 sendok...
2 sendok...
3 sendok...
Uhmm rasanya sama persis dengan yang dijual di restoran masakan italia bahkan masakan vino jauh lebih enak daripada itu.
"Gimana..gimana?" Tanya vino penasaran dan tak lupa alis tebalnya yang naik-turun dan cengiran khas vino yang selalu menghiasi wajahnya."Hmm not bad lah ya" jawab ku sekedarnya tak ingin membuat dia besar kepala.
"Yakin?" Tanya nya lagi
aku cuma mengangguk karena sedang mengunyah spaghetti."Huh gak jujur,pasti rasanya enak banget.buktinya makan aja sampe blepotan gitu hahaha" ucap vino sambil mengambil beberapa lembar tisu dari saku celana nya dan hendak membersihkan noda disekitar bibirku.
Aku pun menoleh kearah vino. Jarak wajah kita sangat dekat,hanya beberapa senti.Miaw
Itu suara chelsea.
Aku dan vino saling menjauhkan wajah masing masing. Aku memalingkan muka ku yang aku yakini sekarang berwarna merah padam. Sedangkan Vino terlihat mengusap-usap tengkuk nya."Ss-sorry"
"Ss-sorry"
Ucapku dan Vino bersamaan.*****
Hai Hai aku hadir bawa part 06. Gimana ceritanya? Banyak typo? Maafkan daku yang tidak memeriksa ulang ketikan ini,di lain waktu akan ku perbaiki😊
Cuma mau ngingetin cerita ini murni karya saya. Tidak menjiplak karya siapapun.
Terima kasih buat yang sudah mau membaca dan menghargai cerita saya. xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Vianca
Teen Fiction-Terkadang memendam memang jauh lebih baik ketimbang mengungkapkan lalu merubah keadaan - "Aku Mencintaimu" Ntah sampai kapan dua kata itu harus tertahan di bibirku