2

1K 303 153
                                    



Kerajaan sedang kalang kabut, kematian, teriakan dan tangisan dimana-mana. Seperti telah mengetahui jika kerajaannya tidak akan bertahan, Seulgi mengendong Joy yang sengaja dia buat pingsan dan menyerahkannya kepada Min hyun.

"Jaga dia dan saudaraku"kata Seulgi.

"Seja jeoha, biarkan hamba mendampingi anda..."kata Min hyun dengan mata berkaca-kacanya.

"Andwae! Kau ku perintahkan menjaga ratumu dan keturunan kerajaan! Aku akan bertarung bersama ayahmu!"

"Jeoha..."Min hyun memohon.

"Apa yang kau lakukan? Jika kau bertarung aku juga akan bertarung!"marah Wendy dan membuat Jiwoong yang masih kecil menangis.

"Kau harus menjaga mereka dan rakyat yang selamat. Aku adalah pewaris takhta. Aku tidak akan meninggalkan rakyatku yang sedang bertarung!"kata Seulgi.

Wendy meneteskan air matanya.
"Tapi aku juga tidak bisa meninggalkanmu mati sendirian! Bagaimana bisa aku...

Seulgi menarik leher Wendy dan menempelkan kening mereka.
"Seungwan, aku percaya padamu. Bawa mereka pergi sejauh mungkin dan bawa rakyat yang selam...

Whooosh!

Panah menancap dari punggung Seulgi menembus perutnya.

"Kang Seulgi!" "Jeoha!"

Wajah Seulgi memerah menahan sakit lalu menarik anak panah tersebut.

"Pergi!"teriaknya.

Wendy menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"Ku bilang pergi!"

"Anniya! Andwae! Kumohon pergilah bersamaku!"

"Aku adalah raja kalian yang baru, ku perintahkan kalian pergi dari sini sekarang juga!"teriakan itu bagaikan titah bagi mereka. Mereka bergerak meskipun tidak mau dan Seulgi menghadang serangan yang ingin mencegah kepergian mereka dengan sayapnya.

Puluhan panah menancap pada punggung dan sayapnya tapi dia tidak mengijinkan musuh selangkahpun menghalangi kepergian mereka.

***

"Siapa kalian?"

Suara Seulgi menggelegar didalam gereja, lalu terdengar suara terjatuh dan menggelinding mendekati mereka.
Itu adalah kepala manusia yang berlumuran darah. Dan mereka semua akhirnya mengetahui pemicu amukannya.

Kepala itu memiliki wajah seperti jenderal yang dahulu memenggal kepala orang tua mereka.

Dan setelah itu, Seulgi akhirnya mendekati mereka. Mata mereka berempat kembali memerah menyala karena Seulgi mendekati mereka, aroma darah dan kematian yang membasahinya benar-benar sangat menggoda.

Wendy melihat kaki Seulgi yang bahkan tidak terlihat warna kulitnya tersebut lalu mendongak.
"Saudaraku, apa kau tidak ingat wajah saudaramu sendiri?"

Seulgi berjongkok lalu menghilangkan sayapnya. Dia meraih wajah Wendy dan wajah Jiwoong, mengamatinya baik-baik.

"Hyung ini aku Jiwoong"kata Jiwoong.

Tanpa mengatakan apapun Seulgi langsung memeluk mereka erat. Wendy dan Jiwoong tersentak.
"Kalian baik-baik saja?"

Wendy dan Jiwoong menangis. Mereka adalah makhluk dingin tapi dibandingkan dengan pewaris takhta seperti Seulgi, mereka berempat masih bisa menunjukkan ekspresi seperti manusia. Mereka bisa menangis dan tertawa, tapi Seulgi sama seperti ayah mereka, raja yang terdahulu.
Dia tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun tapi sejak kecil, mereka adalah yang terpenting dan paling dia lindungi.
Itulah kenapa, mereka saat itu selamat dari peperangan.

NEPENTHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang