3

804 178 47
                                    




Suara teriakan Irene mengagetkan Wendy dan membuatnya berubah menjadi kelelawar kecil tanpa sengaja. Ilusinya juga menghilang begitu saja.
"Sesange! Aku belum pernah mendengar suara jeritan sekeras itu!"kata Wendy sambil terbang mengintip gadis yang telah menghebohkan seluruh orang rumah tersebut.

Namun tiba-tiba Seulgi mendekatinya lalu menjewer telinga kelelawarnya dan membawanya terbang menjauh.
Sedangkan didalam rumah, ayah Irene dan ibu tirinya mengangkatnya membawanya ke ranjang.

"Joohyun ah!"

"Bae Joohyun!"

"Abeoji? Apa yang terjadi? Apa Joohyun baik-baik saja?"Dong Wook bertanya dari bawah. Dia diatas kursi roda dan sangat khawatir karena ayahnya tidak menjawab.

Dia akhirnya menjatuhkan dirinya sendiri dari kursi roda dan merangkak ke atas tangga dengan kekuatan tangannya.
"Abeoji!"

"Apa yang kau lakukan?"kaget ayahnya lalu membantu Dong Wook duduk.

Dong Wook langsung menghampiri Irene dan menepuk-nepuk pipinya sambil memanggili namanya.
Tak lama kemudian Irene sadar, begitu melihat wajah kakaknya didepannya, dia langsung kembali berteriak dan bergerak dengan cepat membuat kepala mereka terbentur.

"Aaaa yha!"kesal Dong Wook sambil memegangi keningnya.

"Oppa gwenchana? Kepala oppa tidak terluka lagi kan?"khawatir Irene.

"Seharusnya oppa yang bertanya seperti itu, kau pingsan"

Begitu mendengar itu Irene langsung menoleh ke luar jendela.
"Oppa tadi aku melihat...."Irene ingin mengadu tapi ayahnya dan ibu tirinya memperhatikannya jadi dia mengurungkan niatnya.

"Gwenchana..."kata Irene lalu menundukkan kepalanya.

Dong Wook mengusap kening merah Irene.
"Aigoo kau pasti seperti ini karena belum makan sejak kemarin"

"Apa mau eomma masakan sesuatu?"tanya ibu tirinya.

Dong Wook ingin menjawab iya tapi Irene memegangi kaosnya.

"Gwenchanayo, aku tidak lapar..."kata Irene kemudian.

"Biar aku pesankan saja, dia pasti merindukan makanan Korea"kata Dong Wook.

Appa Bae menatap putra dan putrinya, Irene yang terus menundukkan kepalanya bersembunyi di balik kakaknya membuatnya mengingat masa lalu, saat mereka masih kecil.
"Nanti kalau mau turun panggil abeoji"

"Ye"jawab Dong Wook.

Appa Bae akhirnya mengajak istrinya pergi. Dan Irene akhirnya menatap kakaknya.
"Oppa tidak bisakah kita pergi kerumah kita sendiri?"kata Irene pelan.

"Oppa sudah menelepon orang untuk membersihkan rumah. Gwenchana, hanya untuk malam ini tidur disini dulu ya?"kata Dong Wook.

Irene menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tapi Dong Wook memicingkan matanya karena melihat bagian bawah mata Irene merah sekali.
"Kau menangis?"

Irene menggelengkan kepalanya cepat lalu memalingkan wajahnya.

"Eomma sudah sakit terlalu lama, jangan terlalu bersedih hmm?"

Irene diam karena matanya berkaca-kaca lagi.

"BL gongju..."

"Sudah kubilang aku tidak menangis"kata Irene sambil cemberut.

Dong Wook terkekeh geli. "Apa kau sudah menghubungi Seorina? Dia pasti sangat merindukanmu. Oppa dengar saat oppa masih belum sadar, dia datang setiap tiga bulan sekali"

NEPENTHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang