Jennie POV
Aku baru saja keluar dari kamar mandi dengan jubah handuk yang terpasang di tubuh ku. Aku menuju ke depan cermin dan duduk di kursi kecil di sana sambil menyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambut ku. Bunyi lembut dari hairdryer ini membuat ku bersenandung hingga kegiatan itu harus terhenti karena ponsel ku berdering.
Aku melirik nama siapa yang tertera di layar dan ketika melihatnya, aku langsung menyunggingkan senyum ku.
"Kau baru selesai mandi?" aku langsung disodorkan pertanyaan dengan nada suara tak bersahabat itu darinya.
"Aku tadi tertidur dan baru bangun, aku tidak akan nyaman jika tidak mandi lagi" aku memberikan alasan yang sebenarnya.
"Tapi lihatlah sekarang pukul berapa? Bukankah aku sudah melarangmu untuk mandi malam kalau tidak punya pekerjaan?" aku tersenyum dengan raut tidak senang itu, dia jelas mengkhawatirkan ku dengan cara mengomel.
"Aku melakukan pemotretan untuk Emporium dan pulang saat sore, aku terlalu lelah jadi tertidur tanpa sengaja" aku melihat raut wajah Lisa menjadi tidak senang.
"Aku sudah katakan kau tidak perlu menerima tawaran itu, kau sedang istirahat setelah tur mu" aku tersenyum lagi, andai dia di sini aku akan memeluknya karena Lisa hanya bisa ditenangkan dengan cara seperti itu.
"Aku tidak suka kalau kau ada agenda keluar negeri, apa kau tidak tau itu?" tanyaku yang membuat keningnya berkerut.
"Kenapa?" Lisa terlihat cukup penasaran.
"Kau sangat rajin mengomeliku jika kau sedang berjauhan seperti ini" ucap ku dengan memanyunkan bibirku, Lisa sekarang ada di Sydney mengurus beberapa urusan bisnisnya.
"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk mengomelimu, aku hanya ingin mengingatkan hal yang akan berdampak buruk" aku semakin memanyunkan bibirku mendengarnya.
"Lalu kau ingin aku tidak mandi? Seluruh badan ku sangat lengket, yang benar saja" aku balik mengomel, ku lihat Lisa mengusap wajahnya dengan gusar, dia lucu sekali tapi aku akan tetap bertahan dengan aktingku.
"Baiklah baiklah, maafkan aku, apa kekasih ku membasuh tubuhnya yang lengket itu dengan air hangat?" tanyanya yang sudah berhasil membuat ku tersenyum.
"Tentu saja, aku tidak ingin kau mengomel sampai pagi" aku mendengar Lisa terkekeh di seberang sana.
Wajahnya terlihat sangat lelah. Kepalanya di sanggah oleh bantal dan mata lelah itu tidak bisa ia sembunyikan dariku. Sepertinya hari ini kegiatan Lisa padat lagi, dia selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa hari saja jika berada di luar negeri.
Bagi Lisa, kecepatan dan ketepatan harus berjalan beriringan saat ia sendiri yang melakukannya. Keberhasilan proyek dan kembali secepatnya ke Seoul adalah tujuan utama Lisa yang tidak bisa dipisahkan.
"Apakah hari ini begitu melelahkan?" tanyaku yang membuat Lisa membuka kembali matanya.
"Eumm sedikit, jika ada seseorang yang memijit ku saat ini mungkin rasanya akan luar biasa" jawaban Lisa membuat ku mendelik tajam.
"Pertahankan tubuhmu yang sakit sakit itu, lebih baik begitu daripada kau membiarkan wanita lain memijitmu di sana" ucap ku penuh penegasan yang membuat Lisa tertawa di sana.
"Kadang aku bertanya tanya, sudah berapa lama kita menjalin hubungan? Atau, sudah berapa usia kita? Kenapa rasanya aku masih memacari anak sekolah?" aku kembali menatap Lisa dengan tajam, apa maksud ucapannya itu.
"Kau dan sikap posesifmu yang sangat lucu itu, ku harap tidak akan pernah berubah" Lisa tersenyum hangat menatapku, saat Lisa menatapku dengan mata yang seperti itu, saat itulah aku selalu menyadari bahwa Lisa masih mencintaiku, dan akan tetap mencintaiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Battles for Love - JenLisa
FanfictionLisa dan Jennie telah menjalin hubungan selama sepuluh tahun. Dalam waktu yang tidak singkat itu, Jennie telah meraih berbagai penghargaan dalam dunia seni, dan Lisa berhasil membuktikan dirinya sebagai pewaris yang sukses. Setelah pembuktian terseb...