; new home

141 20 0
                                    

Kata bunda, rumah itu yang akan melindungi kita dari terpaan panas yang menyengat dan terjangan hujan yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata bunda, rumah itu yang akan melindungi kita dari terpaan panas yang menyengat dan terjangan hujan yang dingin. Rumah itu yang akan selalu membuat kita nyaman dan merasa terjaga.

Rumah itu yang akan sebisa mungkin kokoh melindungi kita dari segala marabahaya.

Tapi, kenapa rumah yang aku tau ga sebaik yang bunda bilang?

Rumah itu, malah buat aku sakit saat tinggal di sana.

Rumah itu, malah memberi aku luka saat aku mencoba menjaganya.

Dan rumah itu, malah lebih memilih orang lain untuk menjadi tuan rumahnya.

"Kamu harus pilih,"

"Pilih apa?"

"Pilih renovasi rumah kamu atau cari rumah yang baru."

"Menurut kamu, yang mana yang lebih baik?"

"Cari rumah baru."

"Kenapa?"

"Karena.. rumah yang direnovasi hanya memperbaiki bagian luarnya aja. Memperbaiki beberapa kerusakan yang padahal bukan itu sumber permasalahannya. Bisa jadi dari awal batu bata atau semen yang digunakan kurang bagus atau kurang cocok, jadi malah bikin retak dinding rumah.

"Yang diperbaiki malah lapisan luarnya ya. Cat–nya yang diganti, padahal bukan itu masalahnya."

"Nah itu haha, kesannya malah cuma buang-buang waktu aja. Memperbaiki sesuatu yang harusnya ga diperbaiki."

"Pantes, aku gonta ganti cat tapi dinding rumah ku masih gitu aja, malah bikin luka pas aku cat ulang."

"Luka apa?"

"Luka batin."

"Haha susah ini mah, berat."

"Rumah itu.. agaknya udah ga suka sama aku."

"Kalo udah ga disuka, ya tinggalin. Ngapain neduh di atap yang bocor."

"Susah,"

"Apanya?"

"Ngelupain kenangannya, gimana perjuangan aku untuk mendapatkan rumah itu."

"Terus mau dingin-dinginan di sana?"

"Tapi atap rumah ku ga bocor, rusak aja dikit."

"Namanya rusak ya rusak, ga ada yang mau barang miliknya rusak. Eh ada, mungkin kamu."

"Ih mana ada, aku juga ga suka.."

"Lah bohong banget, buktinya kamu masih tinggal di rumah yang udah rusak kan?"

"....."

Saat itu aku terdiam, ga bisa jawab pernyataan yang dilontarkan cowo rese itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu aku terdiam, ga bisa jawab pernyataan yang dilontarkan cowo rese itu. Mungkin sadar diri juga ya.

Bukan, lebih tepatnya tertampar oleh perkataan dia.

"Iya juga ya, aku selalu ngeluh tentang rumah itu, tapi ga pernah berani untuk pergi dari sana."

Pikiranku itu, buat aku ga bisa tidur semalaman.

Teman-teman ku juga pasti udah muak dengar curhatan ku, yang pembahasannya itu-itu terus.

Mungkin dalam benak mereka, "Ini orang bodoh atau apa ya? Udah disakiti berulang kali tetap aja sok setia. Terlalu baik untuk menjadi bodoh."

Yah.. aku akui, aku emang bodoh, tapi sedikit.

Kita harus tetap love self kan, karena ga ada yang bisa membela dan menghargai kita sebaik diri kita sendiri.

Kalo dipikir sebenarnya rumah itu biasa aja, ga ada yang begitu spesial. Tapi kenapa susah banget pindah dari sana, padahal banyak rumah baru yang lebih baik dari rumah itu.

Apa iya karena kenangannya? Atau emang diri sendiri yang takut untuk membangun rumah yang baru?

Takut merasakan hal yang sama terulang kembali, takut ga bisa menjaga dengan baik lagi, dan takut rumah baru nanti akan sama rusaknya dengan rumah yang lama.

Tapi aku lupa, bahwa ga semua rumah seperti itu.

Dan ternyata, ketakutan ku itu hanya dinding rusak yang menghalangi ku untuk menjelajahi rumah yang lain.

Untuk menjelajahi takdir ku yang sebenarnya.

Dan malam itu, aku udah membulatkan tekad. Bahwa aku akan mencari rumah yang baru, daripada merenovasi rumah lagi.

"Cat yang menghilang, masih bisa diganti dengan warna cat yang baru. Tapi kalo hati yang hilang, masih bisa diganti dengan yang baru kah?"

"–Mungkin bisa diganti, tapi dengan orang yang baru haha."

Pilihannya hanya menetap atau merelakan.

Dan akhirnya aku lebih memilih merelakan, dan membuat kenangan yang baru. Yang lebih lebih lebih indah lagi.

NEW HOME ; END


Omake

"Jadi pilihan kamu apa?"

"Coba tebak."

"Ga mungkin renovasi lagi kan?"

"Hmm bisa jadi."

"Sumpah?! Kalo kamu beneran pilih itu, aku bakal loncat dari gedung lantai 10 sekarang!!"

"Coba aja haha."

"Beneran ini ya."

"Eh– becanda doang ya ampun."

"Padahal, aku udah paling serius."

Aku menatap mata itu, yang selalu memancarkan pandangan hangat saat menatapku.

Kini, aku tau arti dari tatapan itu.

"Kalo aku cari rumah baru, tapi rumah baru itu kamu, kamu mau ga Taehyung?"

"Dari awal ampai akhir, yang mau aku ajak tinggal bersama sampai tua itu, cuma kamu Jisoo."

🏡 ; tapi ini bukan tentang rumah baru.

Ini sebenarnya tamparan buat diri sendiri :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sebenarnya tamparan buat diri sendiri :")

Sorry for typo n thank you for reading!

© pshlvz

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

life ; vsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang