5.// BERANGKAT BARENG

390 35 17
                                    

" Pak boss "

Mendengar ucapan itu seketika langit buru buru ia langsung mengenggam tangan gista dan menariknya ke motor, sebelum pergi dari warung pak de itu langit terlebih dahulu untuk membayar totalnya. Setelah itu ia mengencap mesin gas motornya lalu melesat pergi meninggalkan warung pak de,gista bingung kenapa tiba-tiba padahal cuman dipanggil saja.

Kedua anggota inti thunderwolvs itu tampak kebingungan juga seperti gista apakah mereka salah melihat atau memang itu ketua mereka entahlah,itu yang dipikirkan oleh zaki dan zayyan.

Gista yang duduk di jok belakang hanya menatap wajah langit yang tegang , mereka berdua sejak tadi hanya diam hening tidak ada pembicaraan sama sekali hingga gista memecahkan keheningan untuk memulakan pembicaraan random.

" Langit!lo kenapa sih kok tiba-tiba pergi padahal gua masih laper tau ! " Ujar gista kesal.

" Iya maaf itu ada zaki sma zayyan" ujar langit dengan wajah yang datar dibalik helm full facenya.

" Emangnya kenapa sih kalo ada mereka gak masalah juga kan kita bisa ajak mereka makan!" Gerutu gista lalu memukul helm full face langit.

Citttt

Langit mengerem motornya tiba tiba karna gista yang memukul helmnya langit tidak bisa fokus karna itu.

" Hiih langit lo kenapa sih ! Kok berhenti" ujar gista kesal.

" Diem! " Ujar langit dingin ia kembali melajukan motornya dengan kelajuan sederhana seketika itu gista yang tadinya selalu ngoceh kini diam.

15 minit kemudian langit dan gista kini sudah tiba di perkarangan rumah gista, gista dan langit memencat bel rumah gista.
Tidak lama kemudian datanglah sosok wanita berpayu baya menghampiri mereka.

" Gista langit kalian dari mana kok pulangnya malam banget" ujar rachel, khawatir.

" Ehm gista sama langit dari taman bun terus kita makan dulu di warung pak de " jelas gista,rachel langsung menarik tangan kedua remaja itu untuk masuk ke dalam.

Langit dan gista kini sudah berada di ruang tamu yang terdapat pria berpaya baya ya sedang menatap ke arah mereka. Gista meneguk saliva nya dengan kasar lalu melangkah menuju ke kamar yang berada di atas.

Langit yang hanya berdiri menatap sang ayah dari gista berpikir untuk menghampiri nya.

" Om ?" Ujar langit.

" Langit kenapa baru pulang!" Ujar tama.

" Maaf om langit gak bermaksud untuk bawa gista sampai larut malam ini juga kemahuan gista langit awalnya nolak tapi dia malah maksa langit" jelas langit,tama dan rachel tersenyum hangat baru kali ini mereka melihat langit yang berbicara panjang tidak seperti waktu waktu itu yang hanya berbicara singkat sahaja.

Langit menatap suami isteri yang sedang tersenyum kepadanya ia bingung kenapa suami isteri itu menatapnya begitu.

" Udah langit kamu gak usah gitu mukanya, mending kamu naik ke atas sana terus bersih bersih selepas bersih bersih kamu tidur" ujar rachel.

" Iya kamu tidur aja kan udh ada kamar" ujar tama diangguki langit.

" Iya om bun" ujar langit singkat tidak lupa dengan wajah datarnya.

" Kok manggil ayah om kalo bunda bunda gak adil kamu " ujar tama dengan nada bercanda.

" Maaf yah langit lupa" ujar langit sambari menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

" Kalo begtu langit ke atas dulu permisi" lanjutnya diangguki rachel dan Tama.

***

Pagi hari telah tiba kini seorang pria yang masih tertidur pulas di atas kasur king oversize nya,kamar yang bernuansa hitam gelap yang ada dikamar itu semua hitam disekeliling nya. Tiba-tiba ia terbangun karna suara alarm yang berasal dari jam bekernya.

DIA LANGIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang