1 Ap vs Ao

3.3K 155 7
                                    

Catherine graselia zathea/erin berlari kencang ketika pagar hampir tertutup habis. Dan sebelum ujung pagar benar benar menyatu, erin langsung mencengkram sisi pagar dengan nafas terengah. "pak buka lagi, tadi saya ketinggalan bus pak."

Pria dengan name taq badrul di seragam satpam hanya bisa menggeleng lelah. "capek saya liat kamu mulu yang datang terakhir." sindirnya sembari perlahan menarik pagar.

Mendengar ucapan badrul, erin berdecak kesal. "saya juga capek liat muka bapak mulu." balas nya.

"biasa aja muka nya pak, tambah jelek!" ia melengos masuk tanpa dosa dan menatap malas ke arah satu anggota osis dan satu anggota pks yang sudah menanti dirinya di dalam sana dengan buku dan pulpen di tangan mereka.

"lagi? Ni bebek gapernah absen catatan ya." ucap jengah chayoline fanansa abil/oline dengan almater osis nya menatap murid yang lebih pendek darinya itu berjalan mendekat lalu berhenti di depan mereka. [c nya di baca k ya bukan c:v]

"tiang bisa ngomong ya?" balas erin menyindir berpura pura tak melihat sosok tinggi di depannya. Sedangkan gadis lain di sebelah oline hanya bisa diam melihat kelakuan dua orang itu.

"dasar bebek! Lo-"

"udah lin, lo balik ke ruang osis aja. Erin biar gw yang urus." potong fritzy alvea jayarsa sang ketua pks yang lebih pendek dari erin.

Oline menoleh, memutus kontak mata dengan erin yang terus menatap sinis kepadanya. "jangan biarin dia lolos dari ruang bk frit." kata oline sebelum akhirnya melangkah pergi dari sana.

"dasar tiang! Muka ke tembok cina! Sok cool!" cibir erin menatap punggung gadis jangkung itu sebal.

"gua denger catherine!" sahut oline yang memang belum terlalu jauh, ia berbalik sebentar dengan mata tajam mendelik ke arah erin.

"sengaja!"

"cih!" setelah berdecih dengan kekesalan di ujung ubun ubun, akhirnya oline kembali berbalik melanjut kan langkahnya.

-class-

"gacapek lo sebulan ini ngedate sama mis fiony mulu?" tanya Alana safira santoso/lana ke pada erin yang barusan memasuki kelas. Beruntung guru yang mengajar di kelas mereka tak masuk dan hanya meninggalkan tugas.

"bulu idung lo ngedate!" sahut erin menghela nafas sembari melempar tas nya di kursi tepat sebelah lana duduk sebelum akhirnya berceloteh panjang. "tau sendiri gw tinggal sama kak ashel yang super nyebelin! Mana alaram gw di matiin sama dia, sengaja banget biar gw telat." seraya duduk di kursinya setelah menyingkirkan tas nya tadi ke belakang kursi yang ia duduki.

Lana yang sudah hafal dengan teman sebangku nya itu hanya bisa mengangguk singkat lalu menggeser buku paketnya untuk menunjukkan tugas yang guru mereka berikan. Erin meringis kala tau tugas yang di berikan rangkuman esai lima halaman. "ni guru mau buat murid pinter apa mau bikin kita dongo sih? Padahal tugas beginian gamasuk waktu ulangan anjir! Pinter kagak, jari jari patah iya!"

Tuk!

Lana yang sudah jengah mendengar keluh kesah erin pun memukul kepala gadis itu dengan pulpen nya, celotehnya yang super panjang membuat telinga lana berdengung sakit. "sekali lagi ngomong, gw lakban mulut lo." ancam lana yang berhasil membungkam erin walau bibir gadis itu harus maju dengan wajah di tekuk cemberut pada lana.

-istirahat-

"sumpek banget ni mata, hari hari yang diliat cewek semua. Mana muka pada songong," celetuk lana ketika ia dan erin berjalan keluar kelas. Erin di sebelah kirinya menoleh sekilas dengan kedua alis menekuk sebentar.

Lantas menggeleng heran dengan pikiran aneh lana, sudah tau sekolah khusus murid siswi bukan campuran. "ya kalo mau liat murid cowok lo pindah sekolah sebelah ege."

Anak Pramuka Vs Anak Osis [ Orine ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang