HAPPY READING ALL
Ayie terjaga di pagi hari dengan rasa cemas yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Malam sebelumnya, mereka menerima kabar bahwa Raven dan jaringan yang terhubung dengannya sedang merencanakan serangan besar. Galeri kini berada dalam keadaan siaga penuh, dan Ayie tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil harus diperhitungkan dengan cermat.
Ketika dia memasuki galeri, suasana tampak tegang. Tim keamanan sudah memulai tugas mereka, memeriksa setiap sudut galeri dan memastikan semua perangkat keamanan berfungsi dengan baik. Elena dan Rian juga sudah ada di tempat, tampak fokus pada tugas mereka masing-masing.
Ayie mendekati Elena di meja kontrol, di mana dia memantau berbagai kamera keamanan. “Bagaimana situasinya? Ada perkembangan baru?” tanya Ayie, berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Elena mengangguk. “Kami masih memantau semua titik yang kami pasang, tetapi sejauh ini tidak ada aktivitas mencurigakan. Namun, kami harus tetap waspada. Pihak berwenang juga sudah diberitahu dan siap untuk bergerak jika diperlukan.”
Rian, yang baru saja menyelesaikan pemeriksaan fisik di area galeri, bergabung dengan mereka. “Aku sudah memastikan semua pintu darurat dan jalur evakuasi dalam kondisi baik. Kita sudah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.”
Ayie merasa sedikit lega dengan persiapan yang sudah dilakukan, tetapi dia tahu bahwa situasi ini jauh dari selesai. “Kita harus tetap memantau setiap perkembangan. Aku akan memeriksa area lain untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.”
Sementara Ayie memeriksa galeri, dia merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dia kembali ke ruang arsip untuk memeriksa dokumen yang sebelumnya dia temukan. Rasa ingin tahunya semakin mendalam, dan dia berharap menemukan petunjuk tambahan tentang Raven dan jaringannya.
Saat dia memeriksa dokumen-dokumen tersebut, Ayie menemukan sebuah catatan yang tampaknya berbeda dari yang lain. Catatan itu berisi nama-nama kolektor seni yang terkait dengan Raven serta beberapa nota transaksi yang mencurigakan. Dia mencatat beberapa nama dan informasi penting yang tampaknya menunjukkan adanya jaringan yang lebih besar.
Di luar galeri, hujan turun dengan deras, menciptakan suasana yang semakin mendukung ketegangan yang dirasakan Ayie. Dia menghubungi Elena dan Rian untuk membagikan temuan barunya. “Aku menemukan beberapa informasi baru yang mungkin bisa menjelaskan lebih lanjut tentang Raven dan jaringannya. Ada beberapa nama kolektor seni yang mungkin perlu kita periksa lebih dalam.”
Elena segera menanggapi. “Kita akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang nama-nama tersebut. Kami akan mencari tahu lebih banyak tentang hubungan mereka dan bagaimana mereka bisa terlibat.”
Sementara itu, Ayie merasa perlu untuk memantau langsung situasi di galeri dan memastikan semuanya tetap aman. Dia melakukan ronde keliling, memeriksa setiap area dengan cermat dan berkoordinasi dengan tim keamanan. Setiap langkah yang diambilnya penuh dengan perhatian dan kewaspadaan, menyadari bahwa mereka berada di ambang sebuah pengungkapan besar.
Di tengah kesibukan, Ayie tidak bisa menghindari rasa lelah yang mulai menggerogoti tubuhnya. Dia memutuskan untuk mengambil sedikit waktu istirahat dan duduk di ruang kerjanya, merenungkan semua yang telah terjadi. Saat itulah, teleponnya berdering—pihak berwenang telah menemukan petunjuk baru yang mungkin mengarah pada Raven.
Ayie segera menuju ruang briefing untuk bertemu dengan pihak berwenang. Mereka memberi tahu bahwa mereka telah berhasil melacak salah satu kontak Raven dan mendapatkan informasi penting tentang lokasi pertemuan mereka berikutnya. “Kami percaya bahwa mereka akan mengadakan pertemuan di sebuah lokasi yang tidak terduga. Ini bisa menjadi kesempatan kita untuk mengidentifikasi dan menangkap mereka,” kata petugas yang bertugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolusi Seni [END]
حركة (أكشن)[Sudah Ending] Bagaimana jika pemerintah di kota mu, melarang keras segala bentuk Seni? Apa yang akan terjadi jika hidup tanpa lukisan, puisi, bahkan musik? Di kota yang pernah penuh warna, kini hanya ada bayang-bayang abu-abu. Pemerintah yang keja...