Bab 12

318 18 1
                                    

"bang, belum bangun?"

tanya Skyla lirih saat mereka sudah memasuki kamar Skyla lagi. Rey melihat, bagaimana Dion mengusap kaki Zeline agar ia kembali terlelap.

"tadi sempet melek, tapi tidur lagi, gemesin banget"

Rey tersenyum melihat perlakuan Dion pada keponakannya. Ia bisa melihat sisi lain sosok tegas dan kaku seperti Dion yang berubah menjadi sosok hangat waktu berinteraksi dengan Zeline.

"kita bawa pulang aja ya bang, soalnya gak enak sama bang Bumi, kan ini waktunya Zeline qtime sama papinya"

"hmm oke, kamu bisa bawanya Rey?"

Rey menoleh pada Skyla setelah mendapat pertanyaan dari Dion.

"sama Sky ya bang? kasihan Rey gabisa bawa Zeline yang masih tidur ini, sama sekalian izin. mau bantuin Lune cari abangnya"

"Reza?"

Skyla dan Rey kompak mengangguk.

"kemana Reza?"

"gatau kak, tapi Lune tadi chat aku, katanya bang Reza ga balik ke rumah setelah kemarin syuting"

"loh? tadi syuting juga kan sama Arga sama Khyla?"

"iya kayaknya kak, tadi aku sempet chat adikku, dia bilang hari ini cuma ada dia sama kak Arga"

"emangnya bang Arga kemana bang?"

Skyla menyela obrolan Rey dan Dion.

"tadi bilangnya mau ketemu sama temen SMA nya. gatau kemana tapi, apa mungkin samq Reza?"

"wah, bisa jadi, ayo Rey, kasihan Lune, kasihan bang Bumi nungguin Zeline, sama kasihan Zelinenya juga pasti"

Dion menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Zeline yang masih tertidur. Kesempatam itu Rey gunakan untuk menggendong Zeline.

"lo jalan duluan bukain pintu, biar gue bawa Zeline"

Rey menyerahkan remote mobilnya kepada Skyla.

"oh iya kak. sekali lagi makasih ya udah izinin Zeline main disini, tidur disini, bahkan bonus dijagain, juga maaf banget kalau merepotkan ya kalau menganggu waktu kak Dion"

"halahh. bilang berapa kali lo tadi, udah gausah puji gue, gasuka"

Rey membalas senyuman Dion dengan senyuman yang sama.

"hati-hati, nanti kebangun"

Bisik Dion saat Rey sudah berhasil menggendong Zeline.

Skyla berjalan lebih dulu menuju mobil Rey, ia duduk di kursi samping kemudi dan menerima Zeline yang di berikan di pangkuannya.

"awas, kepalanya"

lagi-lagi Dion memperingatkan Rey untuk tiap tindakannya pada Zeline.

"bang, Sky izin ya ikut Rey, nanti biar dianterin pulang"

"emang iya Rey? mau nganterin pulang Sky? ntar ditinggal lagi kayak pas di puncak itu"

Rey tertegun, ia tidak bisa mengelak, jika masalahnya dengan Skyla di puncak kemarin adalah masalah fatal untuk Skyla dan mungkin saja kakak lelakinya akan terus menaruh curiga saat Skyla pergi bersama Rey.

"apasih bang, Rey ga salah, kan Sky yang ninggalin Rey disana"

"hmm, iya iya, yaudah sana, keburu dicariin beneran Zeline nya, sama kasihan Lune nunggu kalian"

"yaudah kak, Rey izin pamit ya, nanti Skyla pasti dianter pulang, permisi kak"

Dion menepuk lengan Rey sebelum akhirnya Rey menjalankan mobilnya menjauh dari pekarangan rumah Skyla.

"kenapa lo? tiba-tiba cemberut kaku begitu"

Skyla meledek Rey yang fokus pada kemudinya dan wajahnya seperti tidak bersahabat semenjak masuk kedalam mobil tadi.

"gapapa"

"kenapaa woi? sebenernya gue tau sih, cuma ...."

"gue minta maaf Skyla, gue salah waktu gue ajak lo ke puncak kemarin dan buat lo hampir celaka"

"tuh, gue tau cuma emang sengaja aja biar lo cerita dulu"

Rey menoleh pada Skyla bertepatan dengan lampu merah di depannya.

"sorry"

Skyla tersenyum, ia benar melihat raut wajah Rey yang menyesal. Kemudian ia memberikan satu kepalan tangannya untuk mengajak Rey bertosan. Tentu saja disambut dengan kepalan tangan yang sama oleh Rey.

"udah gausah dipikirin, anak lo ini loh ya Allah gendut banget yaaa ututututu ihhh pengin gigit"

"anak gue anak gue, anak abang gue"

"ishh kita main peran, ceritanya lagi mau family time gitu loh pahh"

"pah?"

"iya papah, ini kakak mamah gendong anteng banget ya tidurnya"

Rey menahan geli dan menyentil jidat Skyla.

"geli"

Sementara Skyla hanya tertawa mendapati sentilan di dahinya. Tawa Skyla rupanya membuat anak dipangkuannya terusik, perlahan menggeliat dan mengerjapkan matanya.

"uuhhmm"

"ssst sstt stt sstt ssst"

Skyla mencoba menidurkan Zeline lagi, namun anaknya justru berusaha duduk dan melihat ke sekitarnya. Rey dan Skyla fokus menatap apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka takut jika Zeline akan menangis atau apapun lainnya.

"es cimmmmmm, om yeyy mau es cimm"

Rey menutup kedua matanya, Zeline lebih dulu melihat mini market yang sudah mereka lewati, dan pastinya Zeline sudah hafal disana tempat biasa ia membeli es krim.

"Zeline sayangg, kan baru bangun tidur, nanti aja ya es krimnya, nanti di rumah"

Zeline sudah menajamkan tatapan matanya pada Rey, kemudian dua mata itu perlahan mulai terlihat genangan air matanya.

"Reyy..."

Skyla berusaha membujuk Rey daripada ada tangisan nanti disana, Rey sudah tidak punya pilihan lain.

"oke oke, kita puter balik, janji satu aja ya cantik?"

Zeline yang paham keinginannya akan dituruti pun mengangguk, ia katupkan dua matanya hingga dua bulir air matanya jatuh, namun segera ia usap dengan punggung tangannya yang menggembung.

"dasar"

"apa om yey?"

"enggak sayang, itu tadi ada motor nyebrang sembarangan"

Skyla menahan tawanya, ia tidak menyangka Zeline akan se peka itu dengan ucapan pelan Rey.

"nah, kalian aja ya yang masuk, om Rey tunggu disini, ini uangnya"

Rey memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada Skyla, dan diterima oleh Zeline tentunya.

"yakin lo gamau ikut?"

"gausah, gue tunggu sini aja"

Skyla mengangguk, ia membuka pintu dan tetap menggendong Zeline turun dan berjalan masuk ke dalam minimarket. Rey menyandarkan tubuhnya sebentar, sampai ia merasa ada satu mobil berhenti di samping mobilnya, kemudian, Rey melihat seorang perempuan turun.

"kak Mila?"

Rey buru-buru menghubungi Skyla, tapi sialnya handphone nya berdering di jok sebelah Rey.

"sial!"

Bayangan Jalan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang