Bab 14

601 38 10
                                    

"kamu bicara apa Bulan????!!"

Gertak Bumi tatkala mendengar Bulan mengangkat telepon di Hpnya dan berteriak minta tolong.

"katamu kita mau main-main, jadi ayo, kita ajak orang lain buat jadi penonton permainan kita"

"Gila kamu Bulan!"

Bumi menjauhkan tangan Bulan yang entah dari kapan bertengger pada dua bahunya. Bulan kini berdiri di belakang Bumi, keduanya berada pada satu ruangan apartemen yang sering Bumi kunjungi beberapa minggu terakhir.

"kamu kenapa? takut?"

Bulan kini berpindah pada meja di depan Bumi, ia duduk dengan posisi menyamping dari badan Bumi.

"kamu tuh minta apa Bulan? kamu minta kita ketemu, aku turutin, padahal harusnya masih dua hari lagi, tapi hari ini aku udah disini, bahkan hari ini harusnya aku ada waktu sama Zeline, anak aku"

"DIA BUKAN ANAK KAMU BUMI!"

Bumi menarik panjang nafasnya, persekian detik setelah menahan nafasnya, ia hembuskan perlahan.

"Lan, ayolah, jangan bermain terlalu jauh, kamu mau apa?"

"mau kamu!"

"bohong, kamu mau Langit?"

Bulan menyunggingakan senyuman paksanya.

"bahkan, mencintai Langit atau Reyzandra adalah kebohongan terlama yang aku lakukan demi kamu"

Bumi memundurkan kursinya, ia berdiri dan menarik Bulan untuk dibawa pada pelukannya.

"ayo, kita bersama-sama, tapi kita selesaikan dulu masalah Langit"

"tapi Bumi, aku, kamu, dan Langit sama-sama tidak bisa menjadi satu, apa yang bisa aku lakukan?"

Bumi mempererat pelukannya, ia sisir surai panjang milik Bulan.

"kita beresin dulu ya, tapi tolong, jangan ganggu Langit"

"kamu cemburu?"

Bumi melepas pelukannya dan mengangguk.

"Kamila?"

Lagi, Bumi menarik nafas panjang, ia bawa Bulan keluar dan berdiri pada balkon kamarnya.

"berhenti bermain-main dengan Langit, Lan. aku mohon"

"tapi aku membantu kamu Bumi"

Bumi menarik pinggang Bulan hingga tubuh kecilnya berhasil dirangkul sempurna olehnya.

"kita pakai misi lainnya ya? berhenti seolah mengejar Langit dan mencintai dia. Berhenti menjadikan aku alasan untuk kalian terus berhubungan di belakang aku"

"Kamu masih sayang aku Bum?"

Bumi mengangguk.

"apa Zeline kurang sebagai wujud sayang aku sama kamu?"

Bulan terkekeh dengan ucapan Bumi.

"ayo kita ke luar negeri, aku mau liburan"

Bumi mengangguk, ia cium kening Bulan cukup lama.

"minggu depan, aku siapin semuanya dulu"

Bulan mengangguk dan masuk ke dalam pelukan Bumi, keduanya nampak menyalurkan rasa rindu satu sama lain dalam pelukan itu.

"Langit dateng"

Bumi berbisik saat mendengar riuh di luar pintu apartemen Bulan, dan dia bisa memastikan disana adalah Reyzandra.

"ayo, kita temuin mereka"

Bumi sedikit ragu, tapi ia ambil tangan Bulan yang lebih dulu menawarkan untuk menggandengnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bayangan Jalan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang