Bab 13

339 25 8
                                    

"loh, kok gajadi cantik?"

Kamila menggeleng, ia kembali masuk ke dalam mobil dan meminta teman lelakinya segera pergi.

"di dalem ada Zeline"

Lelaki di samping Kamila menoleh, matanya meminta penjelasan lebih dari Kamila.

"iya, Zeline anak ku, sama Skyla"

"Skyla?"

Kamila mengangguk.

"gimana kalo semuanya terbongkar?"

Kamila menggeleng dan menggenggam tangan lelakinya. Kamila berikan senyum manisnya dan mengusap lengan lelaki tersebut.

"kamu tenang aja sayang, anak kita bakalan baik-baik aja"

Lelaki itu hanya mengangguk, kemudian mengecup punggung tangan Kamila yang ia genggam.

Sementara di mini market itu, Skyla dan Zeline sudah kembali ke dalam mobil Rey.

"lama banget sih"

"ish ish ish, om yey tidak boyeh malah-malah"

Skyla berwajah mengejek pada Rey, ia bawa Zeline kembali duduk di pangkuannya dengan segala printilan yang ia ambil dari mini market tadi.

"loh hp ku kenapa disitu?"

Skyla melihat hp nya sudah berpindah tempat ke genggaman Rey.

"lo itu biasain kalo kemana-mana bawa hp"

"kenapa?"

Rey menyerahkan hp Skyla dan dapat Skyla lihat beberapa panggilan tidak terjawab berasal dari Rey.

"ada apa? lo mau nitip sesuatu?"

"ada maminya Zeline"

Rey sengaja mendekatkan diri dan membisikkan kalimat itu tepat di telinga Skyla.

"apa om yey??"

Rey mendorong sedikit kepala Zeline yang ternyata ikut mendekat pada arah telinga Skyla.

"ishh apaa om yeyy, apa silaa??"

"bukan apa-apa sayang, ayok kita buka, mau yang mana dulu"

Rey menjalankan mobilnya dengan Skyla yang menatap Rey penuh dengan tanya.

"bang Bumi gimana? ada di rumah?"

"astaga, gue lupa telepon, tapi harusnya ada, kalau gaada paling di cafe"

"telepon dulu"

Rey setuju, ia mengambil hpnya dan menekan kontak Bumi untuk dihubungi.

"halo bang?"

(gimana Lang?)

"gue bawa Zeline kemana ini?"

(ah, lo ajak dulu boleh enggak? sekitar satu jam lagi gue jemput, atau lo anter ke cafe)

"kenapa gitu? kasihan Zeline kan waktunya sama lo"

(Langit, dengerin gue, gue ada urusan, sekarang, bawa dulu Zeline)

"lo dimana sih bang? kok ada suara cewek?"

(gue ada urusan Langit, udah, denger omongan gue, anter Zeline satu jam lagi)

Rey menjauhkan ponselnya dan memandang Skyla yang juga menatapnya.

"gimana? bang Bumi gaada di rumah?"

"gaada, kita disuruh bawa Zeline satu jam ke depan, nanti mau dijemput atau suruh anter ke cafe"

Skyla mengangguk, ia kembali fokus pada Zeline yang memakan beberapa cemilannya yang sudah mereka buka.

"kita bawa ketemu Lune aja dulu ya kalo gitu"

Rey mengangguk, ia sepakat dengan usulan Skyla, kemudian ia mengarahkan mobilnya menuju rumah Lune yang tak jauh dari mereka berada saat itu.

"Lun, langsung masuk aja, gue bawa Zeline"

"HAH?? OHHH HALOOO ZELLL... KYLAAAAAAAAA"

Skyla spontan menutup dua telinga Zeline karena mendengar teriakan Lune saat memasuki mobil.

"berisik goblok"

Lune menunjukkan deret giginya dan duduk di kursi belakang kemudi.

"kok bisa sama lo?"

Lune memajukan badannya dan mendekat ke arah Skyla.

"suka-suka gue lah, lo juga, lagi ada masalah kenapa malah ngabarin Reyzandra? bukan gue?"

"yeuu, orang gue udah tanya bang Arga, katanya dia tadi ga liat bang Reza, mereka cuma syuting berdua sama Khyla, yaudah minta tolong Rey lah"

"sekarang kemana Lun?"

Rey menyudahi perdebatan dua sahabat itu, ia kembali melajukan mobilnya sambil mengikuti arahan Lune.

"emang abang lo kemana?"

"gue gatau Kyla, kalo gue tau juga gue ga minta tolong bantu cariin, masalahnya, bang Reza semalem bilang kalo ada yang dateng hari ini jangan bilang bang Reza ada di rumah"

"emang ada yang dateng?"

Rey sedikit melirik Lune dari kaca di atas mereka.

"ada, cowok, kasih alamat buat bang Reza datengin"

"mana alamatnya"

Lune menyerahkan amplop coklat kepada Rey.

"Sky tolong bukain"

"dihhh padahal bisa minta tolong gue, malah minta tolong Kyla, kek suami istri kalian"

"ya memang"

Skyla sengaja menggoda Rey dan Lune, ia menuruti perintah Rey untuk membuka amplop itu.

"dimana?"

"Flamboyan No.167"

Rey menekan pijakan remnya dengan sedikit kasar, membuat Zeline hampir terkena dasbor di depannya.

"ngawur! kalo Zeline kepentok gimana?!"

Rey sedikit meminggirkan mobilnya kemudian merebut kertas di tangan Skyla tanpa suara.

"siapa yang anter ini tadi Lun?"

Rey memutar badannya hingga menoleh pada Lune.

"Gatau, cowok, katanya temen bang Reza, minta bang Reza dateng kesana jam 9 pagi tadi, tapi ini kan udah siang yak, tapi jugaa, bang Reza kan ga pulang dari semalem"

"emang kenapa Rey? lo tau tempat itu?"

"ini apartment, Lun, Skyla"

Skyla dan Lune saling memandang satu sama lain. Kemudian Rey kembali fokus dengan jalanan di depannya.

"gue ada akses kesana, tapi gue ga yakin bang Reza disana"

"tempat siapa?"

Skyla akhirnya menanyakan pertanyaan itu, ia yakin tempat itu sudah Rey pahami, dan mungkin Rey sering kesana.

"Bulan"

Skyla dan Lune membulatkan matanya, dengan bibir yang sama-sama terbuka.

"ngapain Abang gue kesana?"

"gue gatau, ga mungkin bang Reza kesana"

"lo telepon lah Bulan, cewek kesayangan lo itu"

Skyla memberikan ide pea Rey, kemudian Rey kembali menepikan mobilnya, ia hubungi nomor Bulan.

"diangkat?"

Lune berbisik mendekat ke arah Rey, sementara Skyla membuang wajahnya tidak menatap Rey.

"halo, Bulan?"

(Rey, tolong, tolong Rey...)

Bayangan Jalan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang