Chapter 1: Cahaya Bulan di Kelas Dua Belas

6 1 0
                                    

Karla menggenggam ranselnya dengan erat saat dia memasuki perpustakaan sekolah. Suasana sepi dan tenang, hanya terdengar suara lembut kipas angin yang berputar di langit-langit. Matanya cepat tertuju pada deretan rak buku yang menjulang tinggi, penuh dengan buku-buku yang mungkin sudah lama tidak disentuh. Meskipun dia tidak suka keramaian, dia menikmati waktu sendirian di perpustakaan, melarikan diri dari hiruk-pikuk sekolah.

Hari itu adalah hari Senin yang mendung, dan Karla merasa seakan ada sesuatu yang berbeda. Di antara buku-buku yang tampaknya tidak terurus, sebuah buku tua menarik perhatiannya. Sampulnya sudah pudar, dan tulisan di sampulnya hampir tidak terbaca. Karla dengan hati-hati mengeluarkan buku itu dari rak dan membuka halaman-halamannya yang kuning dan rapuh.

Tulisan dalam buku itu penuh dengan cerita-cerita lama tentang cinta dan kehilangan, disertai dengan ilustrasi-ilustrasi misterius. Karla tersentuh oleh cerita-cerita tersebut, terutama satu cerita tentang seorang gadis yang kehilangan cintanya dan terjebak antara dunia ini dan dunia lain. Karla merasa ada sesuatu yang memanggilnya dari dalam cerita itu.

Ketika Karla menyelam lebih dalam ke dalam buku, dia tidak menyadari bahwa Rizky, siswa baru yang baru saja pindah ke sekolah mereka, sedang berdiri di dekat rak yang sama. Rizky memiliki sikap santai dan misterius, seringkali menarik perhatian dengan tatapan tajamnya. Rizky baru saja pindah ke kota kecil itu, dan Karla belum pernah berbicara dengannya sebelumnya.

Karla mengangkat kepala dan terkejut melihat Rizky berdiri di sampingnya. "Oh, maaf. Saya tidak menyadari ada orang lain di sini," katanya dengan suara malu-malu.

Rizky tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Tidak apa-apa. Saya hanya sedang mencari beberapa buku untuk tugas sekolah."

Karla merasa canggung, terutama karena Rizky memiliki aura yang agak menakutkan namun juga menarik. Mereka mulai berbicara tentang buku yang mereka baca, dan Rizky mengungkapkan ketertarikan yang sama terhadap cerita-cerita misterius. Mereka berbagi minat yang sama dan Karla merasa nyaman berbicara dengannya.

Setelah beberapa saat, Rizky mengajukan pertanyaan yang mengejutkan. "Karla, apakah kamu percaya pada hal-hal seperti legenda atau cerita hantu?"

Karla terdiam sejenak, lalu menjawab, "Kadang-kadang. Kenapa kamu bertanya?"

Rizky menjelaskan bahwa dia memiliki kebiasaan untuk menjelajahi tempat-tempat misterius di kota dan dia percaya bahwa beberapa tempat memiliki energi yang kuat. Karla merasa tertarik dan sedikit takut, namun dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

Setelah berbincang-bincang, Rizky mengundang Karla untuk bergabung dalam petualangan malam hari yang direncanakannya. Karla merasa ragu tetapi juga bersemangat. Mereka sepakat untuk bertemu nanti malam di tempat yang dianggap angker di pinggiran kota, tempat yang juga disebut dalam buku tua yang dibaca Karla.

Saat matahari terbenam dan bulan mulai muncul, Karla merasa campur aduk antara ketegangan dan antisipasi. Dia datang ke tempat pertemuan yang telah disepakati, sebuah lokasi yang sepi dan terabaikan dengan pohon-pohon gelap yang berdiri seperti penjaga. Rizky sudah menunggu di sana, dengan cahaya bulan yang menerangi wajahnya.

"Malam ini akan menjadi petualangan yang menarik," kata Rizky sambil tersenyum. Karla tidak bisa menahan rasa penasaran yang mendalam, dan dia mengikuti Rizky dengan hati-hati.

Ketika mereka menjelajahi tempat itu, suasana menjadi semakin misterius. Karla merasa seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka, dan dia mulai merasakan ketegangan yang sama seperti dalam cerita-cerita di buku tua. Rizky tampaknya merasakan hal yang sama dan mulai berbicara tentang energi dan kekuatan gaib yang mungkin ada di tempat itu.

Karla dan Rizky melanjutkan petualangan mereka, dan Karla merasa seolah mereka sedang berada di luar batasan dunia nyata. Malam itu, mereka tidak hanya menjelajahi tempat angker, tetapi juga memulai perjalanan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Ketika mereka akhirnya kembali ke rumah masing-masing, Karla merasa campur aduk antara rasa takut dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak. Malam itu menjadi awal dari sebuah kisah yang lebih dalam dan misterius, di mana cinta dan keajaiban akan saling bertemu di tengah kegelapan.

---

Cinta Dalam Bayang-BayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang