Bab 14:Pantai dan keindahannya.

12 7 10
                                    

Disaat mereka berdua tengah berbincang dan bercanda gurau membahas lelucon masing-masing.
Raka yang ingin mengajak Amara untuk pergi jalan-jalan bersama, menghilangkan beban dan penat mereka di hari libur ini.

Raka yang tampak malu dan ragu untuk mengajak Amara pergi berdua karena takut jika Amara menolak ajakan nya.

Tanpa pikir panjang, Raka memberanikan diri untuk mengajak Amara pergi ke suatu tempat yang tenang dan damai.

Pantai, tempat yang selalu diiringi dengan suara deburan ombak dan angin nya yang tenang selalu menjadi tempat melepaskan penat terbaik untuk anak-anak remaja jaman sekarang.

Raka mengajak Amara untuk pergi ke sebuah pantai yang terletak di ujung desa. Pantai yang indah dengan pasir putih nya dan pohon kelapa yang rindang membuat Raka sangat menyukai tempat itu.

"Ra...hari ini kamu sibuk ga? kalau engga ke pantai yuk..." ucap Raka yang tampak malu untuk menanyakan hal itu kepada Amara.

"Ha? pantai ya rak...aku boleh aja, tapi gatau ayah bolehin atau engga" sahut Amara yang ragu.

Ayah Amara yang sedang menjemur pakaian mendengar obrolan mereka berdua, dia menghampiri Amara dan Raka. "Boleh dong nak...kamu ke pantai aja" sahut ayah nya.

Wajah Amara dan Raka terlihat sangat senang setelah mendengar perkataan ayahnya yang mengizinkan Amara untuk pergi bersama Raka.

"HOREE!" Teriak Raka spontan.

Amara yang terkejut mendengar teriakan Raka yang kegirangan pun hanya tertawa kecil. Raka tampak malu karena dia secara tiba-tiba teriak kegirangan setelah diizinkan untuk mengajak Amara pergi ke pantai.

Mereka berdua berangkat bersama menuju pantai dengan motor yang dikendarai oleh Raka. Tak lupa, sebelum mereka berangkat, mereka berdua juga berpamitan kepada ayah Amara.

"Ayah, Amara izin pergi ya" ucap Amara sembari mencium tangan ayah nya, disusul dengan Raka yang ikut berpamitan juga.

Di perjalanan nya menuju pantai, suasana jalan desa hari itu sangat mendukung mereka berdua. Jalanan yang tidak becek seperti biasanya akibat hujan dan angin sepoi-sepoi dari sawah-sawah yang berjejeran di desa itu sangat membuat suasana perjalanan mereka menjadi lebih tenang dan berarti.

Wajah Amara terlihat merah, karena menahan rasa malu nya ketika berdua bersama Raka. Sebelum nya Amara tidak pernah pergi bersama seorang laki-laki, bahkan teman perempuan nya saja dia tidak pernah.

Wajah Raka yang tampan membuat Amara merasa kagum saat melihatnya. Sifat Raka yang tidak seperti teman laki-laki nya di sekolah juga membuat Amara sangat menyukai prilaku Raka.

Apakah ini adalah tanda dari munculnya sebuah rasa cinta? mungkin saja iya. Jantung Amara yang sebelumnya tidak pernah berdebar kencang ketika berada di dekat laki-laki, kini berubah. Disaat Raka berada disampingnya detak jantung Amara spontan berdebar kencang.

Tak lama kemudian, setelah mereka melewati jalan desa selama beberapa menit. Akhirnya mereka sampai ditempat yang ditujunya.

Terlihat sebuah pantai di depan mata mereka, suara deburan ombak yang kencang  terdengar sangat jelas di telinga mereka berdua. Matahari yang masih cerah membuat udara disana menjadi sedikit hangat karena angin sepoi-sepoi nya.

Terlihat, Raka yang mengajak Amara untuk beranjak ke pesisir pantai. Melihat para nelayan yang sedang menangkap ikan dan melihat deburan ombak kencang yang membuat hati lebih tenang.

"Ra...ayo kesana" ajak Raka yang menarik tangan Amara.

Amara yang terkejut karena tangan nya digenggam oleh Raka pun hanya terdiam dan mengikuti Raka yang mengajak nya ke pesisir pantai.

Demi Sebuah Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang