Chapter 4✨

173 28 1
                                    

Kaizania naik motor dan menyalakannya, siap untuk berangkat ke sekolah, tapi sebelum itu, kai menoleh ke arah rumah Ema dia melihat wanita itu keluar dengan rapi mengenakan seragam dinas guru.

"Ohh, ternyata mbak Ema guru ..." gumam Kai sambil mengangguk kecil. Lalu, Kai menjalankan motornya dengan pelan mendekati Ema.

"Pagi, Mbak Ema."

"Pagi, Kaizania ...."

"Mbak ngajar dimana?"

"Di SMP 06 ...."

"Berangkat bareng saya aja yuk?"

"Eh, nggak usah, Kaizania. Saya pesen gojek aja."

"Udah, Mbak. Bareng saya aja. Searah juga kok. Ayo naik, Mbak." Kai mengatakan itu sambil menepuk jok belakang motornya.

"Em ... ya udah deh, nurut kamu aja." Setelah mengatakan itu, Ema langsung naik dan duduk di jok belakang motor Kai.

Atas jawaban persetujuan Ema, diam-diam membuat Kai tersenyum senang.

"Pegangan, Mbak. Kita berangkat sekarang."

"Iya." Kedua tangan Ema memegang pinggang Kai, dan tentunya tindakan tersebut membuat Kai kembali tersenyum.

•••

Ketika telah sampai di tempat Ema mengajar, Kai memberhentikan motornya.
Diikuti Ema yang segera turun dari motor gadis itu.

"Terimakasih Kaizania, udah mau boncengin saya," ucap Ema dengan senyuman yang terpatri di wajah cantiknya.

"Iya, sama-sama. Besok mbak Ema juga berangkat bareng saya aja."

"Eh ... emangnya nggak ngerepotin kamu?"

"Ngerepotin apa sih, Mbak? Lagian kita searah."

"Tapi saya bisa pesen gojek. Saya nggak enak sama kamu."

"Dari pada pesen gojek, mending bareng saya aja, Mbak."

"...."

Melihat Ema yang diam menatapnya, Kai berujar lagi, "Besok dan seterusnya, Mbak harus berangkat bareng saya." Final Kai.

"Eh ..." Ema terkejut mendengar penuturan Kai.

Menyadari raut wajah Ema yang terkejut, Kai terkekeh kecil. Lucu pikirnya.

"Ya udah deh, Mbak. Saya lanjut lagi ya." Setelah mengatakan itu, Kai melajukan motornya, meninggalkan Ema yang masih berdiri diam menatap punggungnya, yang sudah jauh dari pandangan wanita itu.

Saat punggung Kaizania sudah
tidak terlihat lagi, Ema menuduk dan tertawa kecil karna tindakan memaksa gadis yang baru ditemuinya tersebut.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00, Kai tengah berbaring dikasurnya, menatap langit-langit kamar dengan isi kepala yang terus memikirkan Ema.

"Gila ya, baru juga kenal berapa hari, tapi kenapa gue mikirin Ema mulu sih ...."

"Tatapan teduh dan senyuman manisnya bener-bener bikin gue gila!" teriaknya tertahan.

Gadis itu berguling-guling tidak jelas dikasur.
"Apa gue coba kerumah Ema aja ya? Lagian baru jam segini, pasti dia belum tidur."

"Tapi ... kalau dia merasa terganggu gimana?"

Pikiran Kai bertentangan, antara ingin pergi atau tidak. Jika menghampiri Ema, dia takut mengganggu waktu istirahat wanita itu. Tapi disisi lain, dirinya juga sangat ingin menemui Ema.

"Dih, apaan sih Kai! Besok juga ketemu. Kenapa ngebet banget, bego!" maki Kai menutup wajahnya dengan bantal.

•••

TBC

Hi love✨

Jangan lupa vote ya, untuk Kai dan Ema!!

Btw maaf banget untuk penulisan yang masih amburadul dan kosa kata yang kurang.

Ya udah deh segini dulu ya!!

babay👋🏻✨

My New NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang