Chapter 5✨

164 24 6
                                    

Seperti yang dikatakan Kai kemarin, perihal Ema yang harus berangkat bersamanya setiap pagi, disini lah gadis itu sekarang, di dalam rumah Ema, menunggu wanita itu bersiap.

Ya, Kai datang pagi-pagi sekali kerumah Ema, bahkan membuat sang Mama heran akan tingkah Putrinya. Namun walaupun begitu, wanita paruh baya itu hanya memakluminya saja. Dia berpikir mungkin Putrinya terlalu bersemangat karena punya teman baru.

Saat ini Kaizania tengah duduk santai di sofa ruang tamu sambil bermain ponsel, menunggu Ema keluar dari kamar.

Di sisi lain, Ema yang sedang bersiap-siap di dalam kamar masih merasa heran dengan tingkah Kai yang menggedor pintu rumahnya tadi. Pasalnya, saat itu Ema tengah mandi, dan wanita itu terpaksa harus menyudahi aktivitas mandinya dengan cepat. Lalu ketika Ema membuka pintu, dia melihat Kai berdiri menatapnya sambil tersenyum, lengkap dengan seragam sekolah yang sudah rapi melekat ditubuh gadis itu. Saat Ema bertanya kenapa menggedor pintu rumahnya sepagi ini, Kai hanya menajawab, dia takut nanti Ema berangkat duluan dengan gojek. Sungguh jawaban yang sangat aneh menurut Ema, sampai sekarang Ema masih heran, kenapa gadis muda ini bersikeras ingin mereka berangkat bersama. Tapi meskipun begitu, Ema juga tak mau terlalu ambil pusing.

Ema menghela nafas panjang serta menggeleng pelan. Setelah selesai bersiap-siap, Ema keluar dari kamar dan melihat Kai duduk anteng di sofa dengan ponsel ditangannya. Ema berjalan mendekati Kai lalu berdehem pelan untuk menarik atensi gadis itu.

Mendengar deheman Ema, Kai mengangkat pandang, tepat menuju pada mata teduh milik Ema, yang selalu berhasil membuat Kai terpesona jika terus menatap manik indah itu.

"Berangkat sekarang, Mbak?" tanya Kai, bangkit dari duduknya.

"Sarapan dulu, Kai. Kamu juga pasti belum sarapan, kan? Karena pagi-pagi banget udah kesini," ungkap Ema, membuat Kaizania menunduk malu.

"Hehe ... belum," balas Kai seraya mengelus belakang lehernya.

"Ya udah, kita makan dulu yuk. Kebetulan tadi saya masak nasi goreng nya banyak."

Kai mengangguk sebagai respon, lalu mengikuti langkah kaki Ema menuju meja makan.

Saat sudah dimeja makan, Ema menyuruh Kai untuk duduk. Dan wanita itu mengambil nasi goreng yang sudah dimasak nya tadi, lalu menaruh ke dalam dua piring, kemudian menghidangkannya di meja.

"Ayo makan, Kai."

"Iya, Mbak ...."

Setelah itu mereka mulai makan. Tidak ada lagi yang bersuara kecuali dentingan sendok yang beradu dengan piring. Tetapi, saat keheningan berlangsung beberapa menit, Kai mencoba kembali bersuara.

"Em ... Mbak punya pacar?" Kai bertanya pelan seraya menatap Ema.

Ema balas menatap kai lalu menggeleng.

"Serius?" Kai mengangkat alisnya penasaran.

"Iya. Saya baru resmi bercerai, jadi untuk saat ini saya tidak ingin dekat dengan pria mana pun," jelas Ema, melihat raut penasaran di wajah Kai.

Kai sangat tidak menyangka mendengar penjelasan Ema. Tak terlintas di pikirannya, bahwa Ema sudah pernah menikah, apa lagi bercerai.

"Maaf ... tapi, apa alasan Mbak bercerai?"

"Dia selingkuh, karena saya belum bisa kasih dia keturunan."

Kai merasa bersalah karna bertanya seperti itu, ia melihat guratan kesedihan di mata Ema, walaupun wanita itu berbicara dengan tenang.

"Maaf ..." cicit Kai dengan kepala menunduk.

"Sudahlah, saya tak apa. Tidak perlu minta maaf," ujar Ema sambil bediri dari kursi, dengan tangan yang memegang piring bekas makannya tadi.

"Saya sudah selesai."

"Ah iya, saya juga sudah selesai, Mbak." Kai mengikuti gerakan Ema.

"Sini piring kotor nya, Kai."

"Eh ... iya, Mbak." Setelah Kai menyerahkan piring kotornya, Ema meletakkan benda itu ke Kitchen sink.

•••

Selesai sarapan tadi, mereka langsung berangkat. Kini motor Kai sudah sampai di tempat Ema mengajar.

Ema turun dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. "Makasih ya, Kai."

Kai tersenyum dan mengangguk, lalu kembali melajukan motornya menuju sekolah.

Saat dalam perjalanan menuju sekolahnya, Kai memikirkan perkataan Ema ketika mereka sarapan tadi.

"Gue nggak nyangka banget kalau Ema udah pernah nikah, apalagi diselingkuhin. Sama dong kayak mama gue."

"Kenapa sih laki-laki suka selingkuhin istrinya? Gue nggak ngerti. Padahal mereka udah di kasih istri yang sempurna, masih aja merasa kurang." Gadis itu berbicara sendiri di atas motornya.

"Contohnya papa gue sama mantan suaminya Ema. Mereka adalah bukti nyata lelaki bego dan brengsek," Kai terkekeh sinis.

•••

TBC

Hi, ketemu lagi sama Kai dan Ema✨

Semoga suka ya!!

Makasih buat yang sudah vote di chapter sebelum nya✨❤️

My New NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang