CHAPTER 3. ❄✨

36 14 0
                                    

Yang namanya keberanian adalah jika kamu berhasil menaklukkan rasa takutmu- fauzi al-gharetha-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang namanya keberanian adalah jika kamu berhasil menaklukkan rasa takutmu
- fauzi al-gharetha-

***

Semenjak bertemu dengan geng nadhira, algha dan kevin sering bertemu dengan geng cewek itu, mereka sangat kesal melihat muka nadhira yang seolah mengejek kedua pria kelulusan Al-azhar.

Semenjak hari itu, algha jarang sekali bermain motor bersama kevin lagi, gus itu kini sedang menemui abahnya yang memanggilnya beberapa menit yang lalu.
Pria itu mendekat, kemudian mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Nggeh, bah.. Ada apa manggil algha? " ucap pria itu sembari menunduk pada ayahnya.

"Ayah duwe tugas buat kamu, gha," tutur pria paruh baya memakai selempang putih.

Algha membentuk tubuhnya tegak, "Nopo bah? Algha siap kok. "

Ayah algha melepas selendang putihnya dan diberikan pada anak sulungnya, "kamu harus menyelesaikan semua misi-misi abah jika kamu menginginkan kuliah s3 di yaman" beliau melantunkan perkataan itu dengan sangat bijak.

Yang awalnya menunduk, algha mengangkat kepalanya kesenangan, ia girang, impiannya akan terkabul sebentar lagi.

"Setelah dhuhur, kunjungi abah dikamar, abah akan memberi sebuah misi misterius yang wajib kamu lakukan." ucap pria baruh baya di taman belakang pesantren.

"Nggeh, bah.. Tapi misinya jangan susah-susah ya"

Tanpa menghiraukan algha, abahnya berbalik setelah mengucapkan salam pada putra se wayangnya, beliau berjalan ke kamar dan istirahat sebentar setelah mengajar.

Algha lompat kesenangan, setelah misi itu selesai, ia akan kuliah lagi di yaman, impiannya akan terkabul begitu misi telah berakhir dengan sangat sempurna.

***

Tok tok tok..

"Masuk, nak.. " gumam abah algha yang sedang bersiap untuk mengajar kembali.

Algha perlahan membuka pintu kamar abahnya itu, pria itu tersenyum melihat ayahnya yang tengah bersiap dan memperbaiki selendang nya.

Algha berjalan ke depan abahnya perlahan, "bah.. Misinya bah. "

"Iyo.. Iki loh. " abah memberi sepucuk surat bertuliskan tinta hitam yang cukup serius.

Algha tersenyum kemudian mengucapkan salam pada ayahnya lalu pergi ke kamar nya, ia memegang kertas pemberian abahnya dan berlari untuk segera membacanya.

Ia membuka pintu kamarnya dan menutupnya rapat-rapat agar tak ada yang menyelundup masuk dengan sengaja.
Pria tampan itu membuka kertas itu dan membacanya dengan seksama tapi pasti.

AL-GHARETH || GUS AND MY HUSBAND (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang