3

256 15 1
                                    

Mozen Terbatuk batuk dia bersandar dibatu besar dengan bantuan pria tadi, mozen menutupi dirinya.

"Siapa kau? "

"Aku Avolle Radius Zverev, " Ucap pria itu dengan memperkenalkan namanya.

Avolle radius Zverev? Mozen pernah mendengar nama itu, dinovel yang mozen baca, iya!! Dia ingat sekarang, avolle adalah bangsawan kepercayaan sang raja, dia menjabat menjadi Marquees, yang paling muda.

Walaupun umur masih 27 tahun sekarang dan masih belum memiliki pewaris sekaligus seorang istri, padahal mozen akui bahwa pria didepan-nya ini cukup tampan.

Dan pasti nya banyak wanita yang ingin menjadi istri avolle, walaupun di dalam novel avolle diceritakan sama sempurnanya dengan pemeran lain, tapi ia memiliki fisik yang lemah.

Di sosial para bangsawan, kalau avolle itu sangat sangat kuat, dan tipe suami idaman.

Nyatanya, avolle lelah dengan kelakuan ayah dan ibunya yang selalu membandingkan dirinya dengan sang kakak pertama-nya.

Dari usia 19 tahun dia pergi dari mension utama keluarga nya, dan merantau hingga mendapatkan gelar marquees diusianya 21 tahun.

Apa orang tuanya tetap membandingkan dirinya? Tidak! Malah sekarang men-neror nya dengan meminta uang, seperti pengemis.

Avolle melambaikan tanganya didepan wajah mozen, mozen yang melamun pun sadar.

"Maaf, aku tidak mengetahui bahwa tuan adalah seorang bangsawan, " Ucap mozen dengan menunduk kan wajahnya, bukan karena cengen atau takut! Tapi itu etika.

Siapa tau jika dirinya akan digantung di alun alun ibu kota karena tidak ber etika dengan seorang bangsawan? Lebih parah-nya lagi bahwa bangsawan adalah kepercayaan dan sahabat dari seorang putra mahkota.

"Tidak usah formal, " Ucap avolle, dia pun bangkit dari duduknya lalu mengambil jubahnya, dan memakainya.

"Kau bagaimana bisa ada di wilayah yang ku pimpin? "

"Tersesat, lalu tinggal disini sekitaran dua tahun, " Bohong mozen, jika dia bilang bahwa dia baru saja tinggal di wilayah milik marquess.

Apa tanggapan avolle nanti?

"Oh, lalu tinggal dimana? "

"Kenapa anda sangat penasaran akan privasi saya? " Mozen! Itu pertanyaan konyol dan tidak diketahui oleh avolle.

"Privasi? Apa itu? "

"Hah? Privasi itu adalah seseorang memiliki kebiasaan tapi, dia tidak ingin menceritakan nya kepada orang lain, " Jelas mozen dengan mengarang.

"Maaf saya mengusir anda, tapi... Saya sudah ingin pulang, " Mozen membungkukan badannya, dengan kedua tangan mengangkat gaun ala ala bangsawan.

Avolle menatap mozen yang telah menjauh, entah apa yang dia pikirkan sekarang, tapi... Tidak ada pikiran untuk mengusir gadis itu.

Hatinya meminta untuk tidak mengusir dan ingin mendekati gadis itu, tapi yang harus ditanyakan, kenapa dia memikirkan gadis yang dia tidak tau namanya?

Andai saja waktu bisa diulang, ingin sekali dirinya ingin mengetahui nama gadis itu.

"Maaf tuan menganggu, tapi... Hari sudah mulai sore, kita harus pula sekarang, " Ucap pengawal pribadi nya dengan badan membungkuk hormat.

"Hem."

rombongan Avolle pun pergi meninggalkan sungai, mozen dan vro yang berada diatas pohon besar bertatapan lalu tersenyum penuh arti, sepertinya mereka memiliki rencana licik.

"Gampang? "

Hem, diluar nurul.

Vro dan mozen tertawa terbahak bahak, mereka meluncur dari atas pohon dan mendarat di tanah dengan selamat.

"Jangan berlebih-lebihan vro, " Ucap mozen dengan memukul belakang vro.

Kak, kau memang perempuan sejati!

"Kamu kira aku punya kelainan vro?! " Vro terkikik, tenyata mozen salah mengartikan ucapannya.

Hahaha, kak! Kau salah paham, maksud ku itu kalau kau sama seperti perempuan pada umumnya.

Mozen hanya mengangkat bahu acuh, dia pun berjalan terlebih dahulu dengan gaun basahnya.

Vro yang berada dibelakang mozen hanya mengelengkan kepalanya, sebenarnya ia bisa saja langsung ber teleportasi ke-gubuk itu, tapi... Kasihan sang kakak barunya ini akan sendirian.

Malam hari pun tiba, mozen dan vro menyalakan api ditungku dengan menggunakan ranting ranting yang mereka cari.

Padahal ada cara instal untuk menghidupkan apinya, tapi mozen ingin cara yang susah saja, vro? Dia hanya mengikuti mozen tanpa protes.

Mozen duduk dengan gaun putih yang tipis, karena ini musik kemarau, jadi udaranya panas, kenapa mozen dan vro menyalakan api? Karena gelap.

Mozen menatap vro yang duduk dengan berbagai buahan disebelahnya, " Besok kita akan kepasar, vro kamu kan punya kekuatan semacam sihir, jadi muncul kan dong sekantung uang, " Ucap mozen dengan wajah memohon.

Matre bilang aja!

Mozen tersenyum masam, " Vro mau makan apa kalau gak beli makanan? "

Akan Ku buatkan kebun.

Mozen meangguk, " Besok pagi iya! Di sebelah gubuk ini aja. "

Iya.

Enter into the kingdom novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang