Sean baru saja menutu pintu cafenya, namun dirinya melihat seorang anak yang tengah mengambil sesuatu dari tempat bak sampah, terlihat ia mengumpulkan beberapa gelas plastik dan beberapa kardus yang ia masukan ke dalam karung besar miliknya.
"Hey... kamu udah makan?" Tanya sean pada orang itu, sean menyentuh pelan bahu anak itu.
"Uhm.. belum sih kak, nanti ngambil di restaurant atau nggak minta di warteg" ujarnya pelan.
Sean bisa melihat bajunya yang lusuh, wajah yang cemong serta sedikit bau kurang sedap.
"Ini ada makanan buat kamu, jangan makan makanan bekas atau yang kotor ya, nanti kamu bisa sakit" ujar sean pelan, anak itu menerima bungkusan sean dan menanggukan kepalanya.
"Terimakasih ya kak, semoga rejeki kakak lancar selalu" ujarnya pelan dan mengusap wajahnya sendiri.
"Mas aku tungguin ternyata kamu disini..." ujar shani dengan nada kesalnya.
Shani hari ini menjemput sean karena mobil sean ban nya bocor dan harus ke bengkel jadilah shani yang menjemputnya. Setelah sekian lama menunggu shani melihat sean asik mengobrol dengan seseorang di dekat bak sampah.
"Maaf sayang, mas ngasi ini anak makan. Kasian dia harus ngambil makanan bekas atau minta di warteg" ujar sean sembari menunjuk christy, shani pun menolehkan kepalanya dan kaget.
"Kamu christy?" Tanya shani, christy hanya menganggukan kepalanya.
"Kamu mulung sampe jam segini? Dan sejauh ini?" Tanya shani lagi, entah mengapa dada shani terasa sesak melihat anak ini.
"Ini udah jam 1 malam, kapan kamu istirahatnya? Jam 7 kamu harus sekolah kan?" Tanya shani lagi dan lagi.
Sean mengusap bahu shani lembut, menatap shani dan christy sesekali.
"Sabar sayang. Kasi dia jawab, takut dia tuh natap kamu" bisik sean.
"Dia anak yang aku ceritain sama kamu mas" ujar shani cepat, christy membereskan barangnya dan ingin pergi dari sana, namun dengan cepat shani mencekal tangan christy.
"Mas kita nginep di cafe kamu aja. Aku mau banyak tanya sama anak ini, bolehkan?" Shani menatap tajam mata calon suaminya itu.
"Er.. iy.. iya sayang boleh, ayo lewat belakang" sean berjalan ke arah belakanf cafenya, dimana ada sebuah rumah kecil, tempat sean beristirahat jika lelah saat menghandle cafe nya.
"Taruh barangnya disini aja adek" ujar sean, christy menaruhnya di teras itu dan duduk di hadapan shani.
Shani menggulung lengan kemejanya dan mengambil tisu basah, kemudian mengusap wajah christy dengan lembut, hal itu membuat christy kaget.
"Kalo boleh, kami ceritain siapa diri kamu dan kenapa kamu bisa kerja kayak gini" ujar sean, sean sempat membuatkan christy teh hangat dan menaruh di depan anak itu.
"Aku.. aku.. nama aku christy, umur aku baru 14 tahun kak, uhm... aku kerja buat bayar kontrakan sama kebutuhan sehari-hari" ujar christy, sesekali anak itu menggaruk kepala dan juga tangannya.
"Kamu kerja mulung dari pulang sekolah? Panggil aku koko aja, kalo dia panggil cici aja" ujar sean, sean membantu shani membersihkan tangan christy yang kotor.
"Paginya sekolah, terus siang sampe malemnya anter paket, terus mulung barang bekas lagi" christy menatap sean dan shani, dirinya merasakan seperti punya sosok ibu dan ayah.
"Terus ayah dan ibu kamu kemana? Kenapa harus kamu yang kerja?" Tanya sean, sean berjongkok dan melihat lutut christy ternyata luka dan bahkan luka itu masih basah.
"Kamu dapet jatuh ya? Ini luka kamu kotor, obatin dulu ya, abis itu mandi ya nanti koko pinjemin baju ponakan koko ya" ujar sean, sean membersihkan luka christy, anak itu tak meringis sama sekali bahkan ketika alkohol itu menyetuh lukanya ia tak sama sekali meringis ataupun merasa sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/373926094-288-k73980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
Teen FictionShani Indira Pramudya yang bertemu dengan bodyguard ajaib 🤍