PROLOG
***
Nadhira menuruni anak tangga dengan penuh semangat ketika telinganya samar-samar mendengar obrolan ibu dan kakak perempuannya dari lantai atas.
"Mas Abyan beneran pulang, Mbak?"
Wanita dua puluh delapan tahun itu tampak antusias membahas tentang Abyan. Pria tiga puluh dua tahun yang telah dirinya idam-idamkan selama delapan tahun lamanya. Sayangnya, Abyan memilih merantau ke ibu kota dalam enam tahun terakhir yang membuat intensitas pertemuan mereka semakin minim.
"Iya, Nad. Baru pulang semalam katanya."
Tahu-tahu saja Nadhira atau yang biasa akrab dipanggil Nadi, sudah duduk di samping Halima--sang ibu. Sambil mencomot kentang goreng di atas meja.
"Pulang buat cuti, Mbak?"
"Iya, soalnya udah seminggu ini Bu Ida sakit, beliau katanya kangen sama anak nomor duanya, makanya Abyan pulang sebentar."
"Betah banget Mas Abi kerja di luar kota ya, Mbak?"
"Kenapa kamu? Masih suka sama Abi, ya? Makanya nggak rela dia kerja lama-lama di luar kota?" Goda Shafira pada sang adik yang langsung mengibaskan tangan.
"Enggak lah. Cuma heran aja, kok orang-orang bisa betah merantau. Aku kayaknya nggak sanggup deh, Mbak." Nadhira mencoba berkilah.
Dia memang pernah mengatakan pada ibu dan kakak perempuannya jika dia menyukai Abyan Rajaksa Medda. Tapi itu sudah tiga tahun yang lalu. Tepatnya saat orang tuanya berniat menjodohkan dirinya dengan pria lain. Akhirnya dia pun mengaku sedang menyukai Abyan dan masih belajar untuk melupakan pria itu. Meski kenyataannya, dia tidak pernah bisa melakukan hal itu hingga detik ini.
"Oh, Mbak pikir kamu masih suka sama Abi."
"Ya enggak dong, Mbak."
"Jangan nungguin Abi ya, Nad. Kata Lani, Abi masih berhubungan sama pacarnya sampai sekarang."
Lani itu kakak perempuan Abyan. Yang kebetulan seumuran dengan Shafira. Dan keduanya sama-sama memiliki anak perempuan yang seumuran juga.
"Aku nggak nungguin Mas Abi kok, Mbak. Aku beneran udah nggak suka sama dia."
Tentu saja Nadhira sedang berdusta. Kenyataannya, dia memang menunggu Abyan sekalipun pria itu tidak pernah tahu perasaannya selama ini. Tetapi herannya, dia betah mencintai Abyan hingga tidak ada celah bagi pria lain untuk memasuki ruang di hatinya.
"Jodoh itu nggak kemana, Nduk. Tapi jodoh juga perlu diperjuangkan." Halima menyentuhmu punggung tangan putri bungsunya.
"Umurmu sekarang sudah dua puluh delapan tahun. Jujur saja, Ibu khawatir, Nduk. Ibu tahu kamu masih menyukai Abyan sekalipun kamu nggak mau mengakui itu. Tapi mau sampai kapan, kamu nungguin dia, Nduk? Tolong buka hati kamu buat lelaki lain, ya? Jodoh itu nggak bisa cuma dinanti, kamu harus berani buat buka hati."
Nadhira menunduk dalam.
"Ibu ada kenalan lelaki buat kamu. Kalau kamu mau, nanti Ibu pertemukan kalian berdua. Gimana, Nduk?"
"Bu.. Nadi bukan nggak bisa move on dari Mas Abyan, Nadi cuma lagi pengin menikmati hidup aja kok. Nanti kalau udah waktunya, Nadi pasti bakal menikah."
Halima terlihat menghela panjang.
"Biarin aja kenapa sih, Bu. Kita nggak tahu ke depannya bakal gimana. Siapa tahu, ternyata Abyan memang jodohnya Nadi." Shafira menengahi seperti biasa.
"Syukur kalau memang berjodoh, kalau jodohnya Nadhira justru orang lain, gimana?"
"Seperti kata Afgan, Bu. Jodoh pasti bertemu. Ibu nggak usah khawatir, yang penting doa Ibu sama Bapak nggak pernah putus buat Nadhira maupun Shafira."
"Mbak Fira benar, Bu. Pokoknya Ibu tenang aja, Nadi pasti bakalan nikah kok."
Dan Halima pun tidak mengatakan apa pun lagi.
Kedua anak perempuannya memang selalu bisa membuat dia kalah telak.
***
Ddu.. ddu.. ddu.. baru kemarin-kemarin bilang mau lanjut ngetik MAS DUTA ya, tapi tiba-tiba aja aku pengin banget bikin cerita yang agak nyesek2 dikit.Udah lama aku stuck di cerita ringan, gara2 nggak kuat ngetik cerita yang bau2 sedih, hahaha ..
Comeback bentar deh, nanti baru ngetik MAS DUTA 🤭😆
Masukin ke perpus dulu ya, aku masih ngelarin Extra Part ARUNA dulu soalnya biar lega udah kelar 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
May I Love You?
Literatura FemininaDelapan tahun mencintai Abyan dalam diam, Nadhira akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan cintanya di usianya yang telah menginjak angka 28 tahun. Tidak berjuang sendirian, Nadhira meminta bantuan keluarganya untuk menjodohkan dirinya dengan Abyan...