♡⊹ ࣪ ˖
Beberapa bulan kemudian, Andrew masih sering memikirkan David. Meskipun dia telah mencoba melanjutkan hidupnya, kenangan tentang David tetap menghantuinya seperti bayangan yang tidak bisa dia hilangkan. Rasa penyesalan dan kehilangan yang mendalam membuat Andrew perlahan-lahan terpuruk dalam kesedihan yang tak berujung.
Nilai-nilai Andrew yang dulu selalu berada di puncak, kini mulai menurun drastis. Dia tidak lagi memiliki semangat yang sama untuk belajar atau meraih prestasi seperti sebelumnya. Guru-guru dan teman-temannya mulai khawatir melihat perubahan drastis dalam diri Andrew. Mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi, tetapi Andrew tidak pernah memberikan penjelasan.
Andrew sering kali mengurung diri di kamarnya, mengabaikan dunia luar. Tumpukan buku pelajaran yang dulu menjadi sumber kebanggaannya kini tertutup debu. Dia bahkan tidak peduli lagi pada hal-hal yang dulunya dia cintai. Pikiran tentang David terus menghantuinya, dan dia merasa seperti tenggelam dalam lautan kesedihan yang tak bertepi.
Setiap malam, Andrew merasa kesulitan untuk tidur. Dia sering terbangun dengan rasa cemas dan hati yang berat. Mimpi-mimpi buruk tentang kepergian David dan kenangan-kenangan yang mereka bagi terus menghantuinya. Andrew merasa seperti terjebak dalam lingkaran setan yang tidak bisa dia keluar.
⭑
⭑
⭑
Andrew akhirnya mencapai titik terendah dalam hidupnya. Nilai-nilainya ambruk, dan dia mulai kehilangan arah. Dia tidak lagi memiliki tujuan atau ambisi yang dulu mendorongnya untuk terus maju. Depresi mulai menguasai hidupnya, dan dia merasa seolah-olah tidak ada yang bisa membantunya keluar dari kegelapan ini.
Suatu hari, Andrew memutuskan untuk kembali ke taman tempat mereka dulu sering menghabiskan waktu bersama. Dengan langkah yang lamban dan hati yang hancur, dia duduk di bangku yang sama, menatap danau yang tenang di depannya. Dia merasakan kekosongan yang dalam, sebuah kekosongan yang tidak bisa diisi oleh apa pun.
Dalam pikirannya yang kusut, Andrew merenungkan semua yang telah terjadi. Dia menyadari bahwa dia telah kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya, dan bahwa dia tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dia buat. Rasa bersalah dan penyesalan menguasai dirinya, membuatnya semakin tenggelam dalam depresi.
Andrew akhirnya menulis surat untuk David, meskipun dia tahu bahwa surat itu tidak akan pernah sampai. "David, gue nggak tahu gimana harus ngungkapin semua yang gue rasain. Gue nyesel nggak bisa lebih baik buat lo, nggak bisa ngerti perasaan lo lebih cepet. Sekarang gue cuma bisa hidup dengan rasa bersalah ini. Gue harap lo bahagia di tempat lo sekarang, meskipun gue tahu gue nggak bisa ketemu dengan lo lagi, berbahagialah diatas sana, cintaku."
⭑
⭑
⭑
Andrew terus berjuang melawan depresinya, tetapi tanpa David di sisinya, dia merasa kesulitan untuk menemukan jalan keluar. Hari-harinya diisi dengan rasa sakit dan penyesalan yang terus menghantui. Meskipun dia berusaha keras untuk melanjutkan hidup, setiap langkah terasa berat dan penuh dengan rasa kehilangan.
Di sekolah, Andrew semakin menjauh dari teman-temannya. Dia menjadi lebih tertutup dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Prestasi akademiknya, yang dulu menjadi sumber kebanggaan, kini hancur berantakan. Andrew tidak lagi peduli pada apa pun, seolah-olah hidupnya telah kehilangan makna.
Guru-guru dan teman-temannya mencoba untuk mendekati Andrew, tetapi dia selalu menolak bantuan mereka. Andrew merasa bahwa tidak ada yang bisa mengerti apa yang dia rasakan, bahwa tidak ada yang bisa menggantikan David. Kehilangan ini begitu dalam sehingga Andrew merasa terjebak dalam pusaran kesedihan yang tidak pernah berakhir.
Andrew akhirnya menyadari bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi tanpa David. Dia merasa seperti bayangan dari dirinya yang dulu—seorang siswa cerdas dan ambisius yang kini hancur oleh cinta yang tak terbalas dan perasaan bersalah yang tak tertahankan.
♡⊹ ࣪ ˖
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me A Second Chance
RomanceAndrew Virendra dan David Prasetya adalah dua anak laki-laki yang hidup dalam dunia yang penuh dengan persaingan. Andrew, seorang siswa cerdas yang selalu berada di puncak, dan David, seorang berandalan yang tidak pernah dianggap serius oleh siapa p...