UNPLANNED ADVENTURES: WHEN FRIENDS TAKE OVER YOUR DAY
──────────────────────────────
──────────────────────────────
Pagi ini, Juan dan Liza yang tengah berada dibalkon sudah siap untuk melanjutkan petualangan hiking mereka. Mereka memeriksa peralatan dan mengatur ransel, bersemangat untuk menjelajahi kawasan hiking yang menawarkan pemandangan menakjubkan. Namun, suasana cerah pagi itu terganggu oleh suara riuh rendah dari luar rumah.
Juan melongok dari jendela.
“kayaknya temen-temen gue deh yang berani datang sepagi ini.”Liza menoleh dengan heran. “Mereka dateng tanpa ngasih kabar? Kejutan banget.”
Pintu balkon terbuka dan empat orang remaja melangkah masuk dengan senyum lebar. Mereka adalah teman-teman Juan yang sudah dikenal Liza.
Raka, pemimpin kelompok dengan rambut hitam berkilau dan gaya percaya diri, membawa papan seluncur. “Woi, Juan! Lo bangun dari pagi? Kita udah nyariin lo!”
Tara, dengan rambut merah yang diikat tinggi dan aksesoris bergaya retro, melompat masuk dengan semangat. “Gue denger lo mau pergi jalan-jalan, jadi kita mutusin buat ikut. Petualangan tanpa kita rasanya kayak kurang lengkap!”
Dimas, pendiam tapi penuh perhitungan, membawa tas berisi camilan. “Gue bawa camilan ekstra. Kalau kita lapar, bisa makan dulu.”
Lian, anak polos dengan kacamata bulat, tampak bingung tapi bersemangat. “Eh, Juan, Liza. Maaf kalau kita mengganggu rencana lo. Kita cuma pengen ikut.”
Saat mereka masuk, terdengar suara dari dalam rumah. “Juan, anak-anak, ayo makan dulu sebelum pergi!”
Bunda Maria, ibu Juan, muncul dari dapur dengan logat Jawa kental. “Dik, Liza, mari sini. Bunda sudah masak sarapan spesial. Nanti jadi tenaga buat main seharian.”
Juan dan Liza saling pandang. “Rencana hiking kita mungkin harus ditunda,” kata Juan, sambil melihat teman-temannya.
“Gue setuju,” kata Liza. “Kita harus nikmati sarapan dulu.”
Di meja makan, Papa Juan dan adik Juan, Choki, sudah menunggu. Choki, yang berusia lebih muda dan penuh energi, berkata, “Gue baru aja main game. Lo tau kan, gue jago banget!”
Juan menggoda, “Jago? Habis game kemarin lo kalah telak!”
Choki mendelik. “Itu cuma karena gue belum siap. Lain kali lo lihat deh!”
Bunda Maria menyajikan makanan dengan penuh kasih. “Ayo makan, jangan cuma ngobrol. Kalau belum makan, nanti capek mainnya.”
Ketika mereka selesai sarapan, Bunda Maria mengingatkan, “Hati-hati ya, nak. Jangan lupa bawa jaket. Nanti kalau hujan, bisa sakit perut.”
Juan mengangguk.
Dia dan Liza bersiap dengan perlengkapan baru dan bergabung dengan teman-teman mereka untuk petualangan baru.
💃💃💃💃💃💃
Mereka memutuskan untuk mengunjungi Adventure Land, taman hiburan dengan berbagai atraksi yang unik. Begitu mereka sampai, suasana penuh dengan warna dan hiruk-pikuk. Raka langsung menuju ke area Escape Room yang penuh teka-teki dan tantangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/254668014-288-k400853.jpg)
YOU ARE READING
Alstroemeria
Novela JuvenilJuan sama Liza itu udah sahabatan dari orok, sejak jadi embrio malah. Menurut mata kepala Juan sendiri, jalan fikir Liza itu aneh, nggak bisa diprekdiksi lah pokoknya. Contohnya "Ju, lo jadi nerima si Belva?" "Iya, kenapa emang?" "Putusin dia, tam...