8 • Peraturan

143 16 11
                                    



















"500 JUTA??? Lo gila ngutang sebanyak itu?"

"Ssstttt! Suara lo kecilin bego!" Pagi ini Al menghampiri Shan ke kamarnya dan memberi tahu masalah hutangnya saat kalah balapan.



"Lebih bego siapa gue atau lo? Al, lo tuh udah dewasa jangan kayak anak kecil gini dong"

"Gue emang masih kecil, gak kayak lo TUA" balas Al membuat Shan merasa geram.


"Yaudah terserah, kalo gitu gue gak jadi bantuin lo"

"Lah kok gitu? Enak aja lo udah numpang juga-" Al segera menahan ucapanya. Setiap ia marah selalu saja tak bisa mengontrol perkataanya sendiri. Kini Shan sudah menatapnya intens.





"Maksud gue gak gitu Shan..." Tiba-tiba suara itu menjadi selembut kapas dan ia mendekat untuk memeluknya membuat Shan terdiam.

"Gini, kalau gue sampai gak bayar hutangnya. Emang lo mau di bawa si Reno?" Seketika Shan mendorong Al karena terkejut mendengar hal itu.


"Maksud lo???"


Al menggaruk lehernya tak gatal "Sebenernya, waktu itu lo gue jadiin taruhan sama si Reno. Jadi kalau gue gak bayar-" suaranya tertahan karena tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat di pipi kirinya.





PRAK!





"Gak ada habis-habisnya ya lo buat gue menderita? Apalagi sekarang?"

"Shan dengerin gue dulu. Kalu bukan karna gue marah malem itu, gue gak bakal jadiin lo taruhan-"

"Maksud lo ini semua salah gue?" Sela Shan dengan cepat.

"Enggak Shan, Shan tunggu!" Shan segera beranjak pergi berpamitan dengan kedua orang tuanya yang menatapnya bingung di meja makan itu.


"Kamu gak sarapan?" Tanya Mega dan Shan menggeleng.



"Enggak mah..."



Saat baru saja keluar dari rumahnya, Shan tak percaya dengan siapa yang ia lihat di depan pintu gerbang rumahnya.
"Hi cantik..." ucap lelaki yang saat ini duduk di atas motornya. Kini ia turun menghampiri Shan seraya menatap rumah besar itu.



"Jadi ini rumah baru kamu?"

Al yang baru saja menghampiri Shan bingung siapa sebenarnya lelaki itu.

"Iya. Ayo berangkat" Shan segera menarik lelaki yang tak lain adalah Rama itu agar menaiki motornya kembali. Rama yang mendapat perlakuan itu dari Shan merasa bingung namun akhirnya ia mengikuti alur Shan.






"Dia siapa sayang?" Tanya Rama menatap Al yang berdiri tak jauh dari mereka.

Shan menghela nafas panjang sebelum menjawab "Dia adik tiri aku..." jawabnya dengan paksa karena ia juga muak dengan lelaki di hadapanya itu. Namun bagaimanapun ini adalah cara bagaimana ia bisa menghindari Al.








'Diliat-liat, kasian juga...tapi tetep aja gue kesel di jadiin bahan taruhan!'











_______________








Guru baru saja memasuki kelasnya. Shan benar-benar tidak betah dengan suasana kelas seperti ini.

"Mengenai kecelakaan temen kalian Gavin, Nara, Jeje, Karina, Natasha, Angel, dan juga Shania...saya minta hari ini juga di jam istirahat ke dua, minta orang tua kalian datang ke sekolah. Ini perintah dari Kepala Sekolah, mengerti?"






Step Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang