fiony berlarian dari gerbang utama ke gerbang kedua yang sepertinya sudah akan di tutup oleh anggota OSIS, dengan nafas yang tidak teratur fiony memegang gerbang besi.."huftt....huftt...huftt..jangan di tutup du-lu" ucap fiony tergopoh gopoh
"jangan telat lagi" ujar anak osis dengan berbaik hati membuka kan gerbang itu
fiony tersenyum dan berterima kasih, lalu fiony kembali berlari menuju kelas nya walapun sorotan mata kembali menatap nya sinis, namun meningat omongan freya ia tidak memperdulikannya dan kembali berlari.
fiony membuka pintu kelas nya yang di tutup rapat, melihat teman nya yang menatap nya sinis, dan sedikit mengerikan membuat fiony merasa apa ada salah pada dirinya lagi?, fiony berjalan menuju meja nya.
"shut" panggil muthe berbisik "kamu beneran manggil arzan bisu?" muthe berbisik membuat fiony membulatkan mata nya
"tau dari mana?"
"udah rame di Twitter sekolah, kamu jadi perbincangan grub angkatan tau, dari kemarin sore sampe pagi ini" ujar muthe membuat fiony merasa deg deg kan.
fiony membuka aplikasi X dan mesercing nama sekolah ESNBI, melihat postingan terbaru nya membuat fiony kembali membulatkan mata nya. "kok bisa serame ini?....pantes aja tadi dari masuk gerbang aku di plototin sama anak anak.
muthe memutar kursi nya untuk mendekatkan ke arah fiony "aku kan udah bilang kemarin, jangan buat masalah sama anak anak alastor, dan kamu malah ngatain arzan yang notabe nya ketua dari geng itu, gimana ngga rame, arzan emang sefomus itu" jelas muthe dengan suarah pelan
mendengar ucapan muthe barusan membuat fiony tidak karuan, tenggorokan rasanya kering, pikiran nya semakin memana mana, mengigat ucapan arzan kemarin membuat nya merinding ngeri.
"fiy? ngapapa?"
"hehe... ngapapa santai aja, aku ke toilet dulu ya the"
"mau di temenin? tawar muthe
"ngga usah the" ucap fiony, melangkah pergi meninggalkan muthe yang melamun memikirkan masalah teman baru nya itu.
di depan kelas MIPA 2 langkah kaki fiony terhenti, jantung nya tidak karuan akibat sorotan mata milik nya bertemu dengan tatapan mata tajam dari arzan, tajam dan menakutkan, lagi lagi fiony harus melihat sorotan mata yang kilatan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
-arzan and his life -
Novela Juvenil-Tiangnya telah roboh sejak dulu, tapi untungnya sang manusia pandai bertahan atas runtuhnya-