Rosa memeluk ayah tercintanya yang menjemputnya langsung di bandara internasional, diikuti oleh ibunya. Mereka saling melepas rindu, gadis 21 tahun itu telah menyelesaikan masa kuliahnya di Rusia, dengan waktu yang singkat selama 3,5 tahun.
Hidup dan besar disana membuat Rosa sedikit berubah, gadis itu semakin cantik dan juga, seksi? Rosa menatap tentara-tentara yang dibelakang ayah dan ibunya, ah pria yang Rosa cari tidak ada.
"I miss u mom, dad."
"Wait kenapa para om-om tentara ikut kesini?" Tanya Rosa.
"Papamu pangkatnya naik, jadi butuh penjagaan." Ucap ibunya.
Rosa mengangguk mengerti, ada satu nama yang mengganjal dihatinya, pria yang selama ini ia selalu tunggu-tunggu kehadirannya.
Pria yang membuatnya merasakan cinta, sekaligus luka.
***Rosa menatap rumah yang ia tinggalkan 11 tahun lalu, banyak berubah pikirnya. Dan ya masih seperti dulu, para tentara semakin banyak berjaga dirumahnya.
"YAALLAH MBAK ROSA." Seorang wanita paruh baya datang dan langsung memeluk Rosa dengan erat, melepaskan rindu mendalam kepada anak majikannya ini.
Rosa memeluk kembali wanita itu juga erat, wanita paruh baya itu termasuk orang yang berjasa dalam hidupnya.
"Yaallah mbak, bibi rindu." Oh bahkan wanita paruh baya itu sampai menangis dibuatnya.
Rosa tersenyum, bagaimana tidak ia hampir meninggalkan rumah ini selama 11 tahun, sekolah menengah pertama dan akhir ia di Amerika, lalu kuliah di Rusia.
Selain menuntut ilmu, ia juga ingin menyembuhkan luka dihatinya. Karena pria itu.
Rosa menatap kamarnya, tak berubah, bahkan baunya masih sama seperti dulu. Lavender, dan mawar.
Kamar ini, kamar ini tau bagaimana perjuangannya dulu. Bahkan kamar ini tau, bagaimana tangisnya dulu ketika.....
Ah lupakan, itu tak lah penting.
Rosa menatap dirinya dicermin, ia dulu dan sekarang berbeda, dulu ia sangat manis dan polos, sekarang ia jauh lebih dewasa dan semakin cantik dan seksi tentunya.
Tak ada pria yang menolak pesonanya, bahkan ia akan membuat pria itu bertekuk lutut padanya memohon agar mereka dapat bersama, seperti ia dulu, memohon dan menangis.
Rosa menatap dirinya sendiri dengan tajam, kembalinya ia disini bukan untuk pulang, melainkan membalas dendam atas rasa sakit dan malu yang ia terima dulu.
Makan malam telah tiba, semua anggota keluarga Dwimatja kini telah berkumpul menikmati makan malam mereka. Namun ketika Rosa akan memasuki ruang makan, ada sosok yang tak ia harapkan.
"Kenapa ada dia disini?" Sebenarnya Rosa hanya ingin bertanya, namun nada wanita itu nampak tak menyukai pria yang tengah duduk bersama kedua orang tuanya.
"Aarosa? kenapa kamu mengatakan itu?" nampak sang ibu tak terima dengan perkataan sang anak.
"Why? aku cuma bertanya mah." Kemudian Rosa duduk didepan pria itu langsung.
Mata keduanya saling menatap, ah bukan, hanya rosa yang menatap pria itu dengan tajam.
Wajah pria itu menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
AAROSA
RomanceBagi Aarosa Dwimatja Hartanto, kejadian yang paling memalukan dihidupnya adalah ketika ia mengungkapkan perasaannya pada seorang pria dewasa yang telah memiliki istri. Rosa tak pernah membayangkan umurnya yang ke 9 tahun mengungkapkan perasaannya p...