02. KOPI & TEH

2K 140 12
                                    

Pagi-pagi sekali Teddy sudah berada di kediaman Dwimatja, tujuannya ya untuk bekerja. Mengawal tuan putri Dwimatja, siapa lagi kalau bukan Aarosa.

Kegiatan Rosa pagi ini adalah menghadiri acara formal bersama ayah dan ibunya. Rosa sendiri tidak tau pasti apa yang akan dibahas dalam acara itu, namun ibunya berkata bahwa acara tersebut bersifat formal dan akan dihadiri para penjabat ternama, termasuk pak presiden sendiri.

Tugas Teddy sendiri yaitu mengawal tuan putri, dan menjaga acara tetap berlangsung lancar tentunya.

Ayah Aarosa sendiri adalah Mulyono Agus Dwimatja, TNI AD yang menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia tahun 2024 sampai 2026 nanti. Ayahnya itu merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1991. Ayahnya juga sempat menjadi Komandan Batalyon juga pada tahun sebelumnya.

Mood Rosa hari ini benar-benar hancur, ketika ia mendapati dirinya harus se-mobil dengan Teddy, pria yang ia tidak pernah ia harapkan di hidupnya itu. Dan ia mengumpat kecil ketika sang ibu tidak ingin se mobil dengannya, karena sang ibu ingin bermesraan dengan ayahnya. Arosa adalah anak pencemburu, ia tidak suka ketika ayah dan ibunya bermesraan, menurutnya itu tidak lah cocok dengan usia mereka sekarang.

Keduanya sama-sama hening, ini antara Teddy yang tidak bisa mencari topik, dan Rosa yang memang tidak ingin diajak mengobrol.

Perjalanan kali ini dari Perumahan Gladys & Fred menuju Lady Diana Hotel memakan waktu hampir satu jam lamanya.

"Mmm, mbak Rosa apa kabar?" Bodoh!!! Teddy mengumpati dirinya sendiri telah menanyakan hal itu. Bukan itu yang ingin teddy tanyakan, namun bibir sialannya ini memang.....

"Seperti yang mas lihat." Jawab Rosa yang masih menatap jalan raya sekitar.

Oh astaga, Teddy benar-benar tak tau harus mencari topik apalagi. Banyak sekali topik yang ada di kepalanya, namun tiba-tiba hilang begitu saja.

Panggilan Rosa padanya pun berubah, dulu ketika gadis ini masih kecil, gadis ini akan memanggilnya "Om Tampan" Ya karena memang Teddy sangat tampan. Namun panggilan itu sekarang telah berubah, Teddy benar-benar merindukan panggilan Aarosa padanya dulu.

"Adek sekarang terlihat bahagia ya." Teddy melirik gadis itu sekilas.

"Ya, tapi setelah lihat mas aku rasa kebahagiaanku hilang."

***

Rosa menatap ayah dan ibunya yang masih berbincang-bincang pada teman mereka, ia bahkan tak tahu gunanya ia disini untuk apa. Bayangkan, dari awal masuk acara dan hingga selesai seperti ini pun ia hanya bermain ponsel dan juga memakan camilan yang telah disediakan.

Sedangkan Teddy? entahlah! Aarosa tidak mengetahuinya, setelah pembicaraan tadi membuat moodnya semakin hancur!

"Nah ini anak saya, namanya Aarosa." Mulyono, ayah Aarosa memperkenalkan dirinya begitu bangga.

Rosa tersenyum tipis, dari dulu hingga sekarang ayahnya ini tidak berubah, selalu membanggakan dirinya.

"Oh ini ya bapak ceritakan waktu itu ya? yang kuliah di Rusia? wahhh! hebat sekali."  Letjen Hendra Priyono ikut bangga atas pencapaian yang telah Aarosa capai.

"Ya benar sekali, sejak SMP hingga kuliah anak saya ini memang diluar negeri, dan sempat di Amerika."

"Apakah anak bapak ini telah memiliki pasangan? saya rasa gadis secantik nak Aarosa tidak mungkin kan masih single?" Letjen Hendra Priyono itu nampak bercanda.

AAROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang