Senyap. Suasana di dalam mobil LSUV 7 Sether hanya berisi dengkuran halus. Dengan pencahayaan remang di gang sepi mungkin sangat berbahaya bagi mobil yang cukup mewah ini mengingat London juga punya penjahat seperti pencuri bengis yang bisa membunuh seluruh penumpang dan sopir. Namun mereka tak takut, bagi seluruh orang di dalam mobil tersebut tidur adalah kepentingan paling awal dibanding keselamatan. Saling melindungi satu sama lain adalah kuncinya.
Masih jam 2 dini hari namun Tria telah bangun, berharap bisa menuntaskan buang air kecil yang sangat mendesak. Tria mencari rumah-rumah kecil disepanjang gang sepi namun cukup sedang untuk disebut gang karna lebar jalannya bisa memasukkan mobil LSUV besar.
"Duh, kok di sini seram ya? Semakin aku masuk lebar jalannya jadi menyempit." Tria memperbaiki surai pendek kriwil miliknya yang diterpa angin malam sembari mengelus tengkuk tak tahan udara dingin.
Sebuah bar kecil tampak bersinar dipenuhi pria berbadan kekar sedang adu panco di teras bar. Tria berpikir dirinya tak mungkin meminjam toilet mengingat tempat itu di penuhi lelaki berbadan besar membuat dirinya semakin takut. Tapi, netra berbulu mata lentik dengan sapuan coklat gelap pada pupil matanya melebar bak seorang anak kecil yang bertemu teman lama dirinya memilih mendekati bar itu.
Tria melihat seorang gadis berpakaian jubah hitam dan bertopi lebar dengan warna senada. Tria tak peduli jika gadis itu orang baik atau tidak yang ada di kepalanya sekarang adalah jika orang ini seorang perempuan bisa masuk tanpa merasa gentar mengapa aku tidak?
Rambut coklat kriwil sebahu itu melambai terkena angin malam yang semakin mencekam saat dirinya membawa mahkota kriwil tersebut berlari.
"Permisi, bisa pinjam toiletnya?" Tanya Tria dengan senyum mengembang pada bartender yang sedang meracik cocktail untuk seorang pria bermata emerald dengan rambut kemerahan.
Bartender merespon dengan sekali anggukan lalu menunjuk sebuah bilik kecil dibalik keramaian lampu disco tepat di bawah lantai dansa.
"Nona," panggil lelaki bernetra emerald dengan cocktail buatan sang bartender di tangan.
Tria sedikit bingung dengan aksen yang dimiliki lawan bicaranya. Tria sangat mengenal aksen beberapa negara yang memaksakan untuk menggunakan aksen British yang khas.
Dan Tria bisa mengvalidasi bahwa lelaki ini adalah orang Yunani mengingat rambut khas berwarna kemerahan disana bergerak mengikuti ayunan angin malam.
"Ada apa ya?" Tria memaksakan dirinya untuk menahan buang air kecil untuk berbicara sebentar pada pria yang memanggilnya ini.
"Kau orang asia?" Pertanyaan yang paling dibenci Tria terlontarkan.
Selama berkuliah di Yorkshire, Tria selalu mendapati orang-orang Amerika ataupun asli Yorkshire menanyakan ras dan suku dirinya karna identitas kulit sawo matang.
Tak sedikit terjadi beberapa guyon menyebalkan tentang ras dan suku yang cukup membuat hati siapa saja terluka.
"Iya, saya orang Asia. Lalu?" Terdengar suara tak bersahabat Tria membuat lelaki itu mengernyit entah tanda tak suka mendengarnya atau dia hanya merasa bingung mengapa gadis berdurasi kriwil ini kesal.
"Kurasa orang asia sepertimu tak seharusnya berada di sini. Apalagi sendirian. Kau tahu itu." Jawab nya membuat Tria yang kini mengernyit bingung.
"Mengapa?"
"Lihat ke sana!" Lelaki bersurai kemerahan menunjuk layar kecil tepat berada di atas tempat bartender meracik minuman.
Layar kecil itu memperlihatkan sebuah berita yang cukup membuat Tria terkejut bahwa terjadi pembunuhan 3 mahasiswa dari Asia tepatnya Korea Selatan diduga diserang oleh segerombolan orang tak dikenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opresi Massal
Mystery / ThrillerNegeri mu berisi omong kosong. ada kaum elite yang berlindung dari balik semak mengawasi semua. Kasus gorengan politik hanyalah umpan saja untuk membungkam kebenaran. Seribu kasus didalam saku masih menjadi misteri. Hanya beberapa orang yang sadar. ...