Chapter 1

6 0 0
                                    

"apa apaan ini!? developer durjana! berani-beraninya mereka gak membuat Liliana kesayanganku tidak menang?"

Meski [swordmaster fantasy] game MMORPG yang memiliki rating yang tinggi dan dipuji oleh banyak orang, bagiku yang telah menjadikan Liliana sebagai karakter kesayanganku selama lima tahun itu adalah hal yang tidak berguna.

-tik tik tik click

Setelah selesai menghujat game ini dalam salah satu forum, aku merasa terpuaskan. Hal ini memang seharusnya dilakukan, karena Liliana adalah karakter yang harus menang bagaimanapun juga.

Aku melihat sekeliling Kamarku yang dipenuhi oleh poster dan action figure Liliana. Rambutnya kuning keemasan yang panjang bergelombang, Matanya yang anggun dengan warna hijau zamrud, serta karisma yang ia pancarkan. Itu adalah suatu kesempurnaan bagiku.

Tapi, developer sialan itu malah memilih karakter yang sangat menyebalkan untuk hidup bersama protagonis. Sungguh tidak masuk akal!

Setelah itu aku mengecek kembali forum itu. Kukira, mereka akan setuju dengan ku. Sebaliknya, mereka tidak setuju dan malah menghujani ku dengan hujatan hujatan.

-Opini sampah macam apa ini. Sejak awal mustahil protagonis yang seorang biasa menikah dengan bangsawan. Apakah yang memposting ini mempunyai otak?

-Liliana? Karakter membosankan seperti itu tidak pantas untuk semua orang. Otakmu baik baik saja?

-apakah kau sangat mempunyai waktu luang sehingga bisa menulis begitu banyak hujatan untuk game ini? Lagian, untuk apa mementingkan suatu karakter daripada suatu cerita? Kamu waras?

Sialan, mereka sama sekali tidak mengerti akan pesona Liliana! Aku bersumpah akan membalas kalian satu persatu!

-krauk

Sial, perut lapar ku telah menyelamatkan kalian semua bajingan. Aku akan membalas kalian semua setelah selesai makan.

Sungguh, aku menyesal sekali karena memiliki kamar di lantai atas. Memang aku memiliki ruang privasi yang cukup bagus, namun dengan kemalasanku untuk keluar kamar itu sungguh menyusahkan.

"Hei, apakah makanannya sudah siap?"

"Belum nak, tunggu sebentar ya?"

Seorang wanita tua yang memberikan senyuman canggung padaku. Wanita tua itu adalah ibuku yang sudah berumur 57 tahun.

"Maaf ya, ibu bangun nya kesiangan. Ayah kamu gak dikasih kotak bekal. Adik kamu pun gak sarapan dulu, malah langsung berangkat kerja"

Ayahku adalah pria tua yang mempunyai ladang kopi yang besar. Akan memakan 20 menit jika naik mobil. Ladang nya cukup luas, itulah alasannya dia memperkerjakan orang lain.

Dia sudah menyerah padaku. Selama 5 tahun terakhir menganggur dan tidak berusaha sama sekali, dia selalu mengajakku bekerja . Namun setelah membentaknya 'ini bukan urusan mu! Aku mana Sudi bekerja di ladang kotor, itu menjijikan.' Dan sejak saat itu dia tidak pernah mengajak ku lagi.

Dan untuk adik perempuan ku, dia yang lebih muda 10 tahun dariku berkerja di bank. Selama skolah dan kuliah dia selalu menjadi siswa terbaik. Berbanding terbalik denganku yang biasa saja.

Karena itulah aku membencinya, dia yang sangat mudah mendapatkan segalanya itu dengan gampangnya memintaku untuk berpaling dari masa lalu.

Kehidupan ku mulanya adalah kehidupan normal. Tidak ada masalah besar yang membuatku merasa berat hati. Itu seharusnya sebelum aku memasuki sesuatu perusahaan.

Perusahaan yang ku datangi itu adalah putih diluar hitam di dalam. Mereka memperkerjakan ku selama 12 jam tanpa istirahat dan terkadang mereka juga memperkerjakan ku seharian penuh.

Menjadi Karakter BuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang