Di suatu ruangan lebih tepatnya ruang tamu Grandville, terdapat 4 pasangan orang dewasa.
"Bisakah kita segera menyelesaikan urusan ini? Aku sangat sibuk saat ini"
Erik yang sangat kesal dengan obrolan santai istrinya dan teman-teman lamanya itu mulai muak. Hal ini dikarenakan karena saat sibuk dengan tumpukan dokumen di kantornya, dia dibawa paksa oleh Juliet.
"Sayang? Bukankah itu tidak sopan? Lagipula, kamu udah lama gak ketemu sama mereka bukan?"
Erik bergidik karena senyuman penuh arti dari Juliet. Dan dia pun menunduk kan kepalanya sembari bergetar. Trauma yang dibuat Juliet terhadap Erik berhasil membuat Erik Callaghan bungkam.
Sungguh lucu karena setelah pertarungan mereka berdua yang disebabkan oleh Aron 7 tahun lalu menyebabkan dirinya sangat takut pada istrinya.
Erik Callaghan memang memiliki pemahaman tentang teori sihir. Bahkan jika dibandingkan dengan Anna yang memiliki gelar Archmage, Erik lebih unggul dalam bidang ini. Namun, kapasitas mana dan imajinasinya tentang sihir sangat dangkal jika dibandingkan dengan Juliet itulah yang menjadi kekalahan telak Erik.
Melihat kedua pasangan itu, Alvar hanya bisa tersenyum canggung. Karena bagaimanapun, pertarungan ini disebabkan oleh Aron yang bertindak dengan sembrono.
Sedangkan untuk Anna, dia hanya menikmati suasana ini. Bukan berarti dia senang melihat Erik ketakutan, tapi Anna Grandville sangat senang karena melihat temannya bisa lebih mengekspresikan diri terhadap Erik.
"Ya itu benar, santai saja dulu. Kita sudah lama tidak bertemu bukan? Lagipula orang yang bersangkutan pun masih belum pulang dari sekolah."
Sesuai yang Anna katakan, mereka adalah teman sekolah di akademi. Bahkan, mereka adalah pembuat onar yang sering kali membuat ayah Juliet hanya bisa menepuk kepalanya. Meskipun begitu, mereka juga adalah lulusan terbaik dari akademi.
Namun, mereka dengan cepat berpisah dikarenakan ketidakcocokan peran dalam kelompok. Karena selain Alvar, mereka semua adalah mage.
"Apa hubungannya dengan anak-anak?"
Juliet dan Anna hanya tersenyum dengan ketidaktahuan Erik. Tidak, lebih tepatnya dia masih tidak rela anaknya akan memilik tunangan di usia dini. Karena meski dirinya sempat berperilaku keras pada Eleanor, itu adalah tanda kasih sayangnya terhadap Eleanor meski terkesan sangat melenceng.
Pertemuan ini seharusnya sudah dilakukan sejak Eleanor dan Aron berumur 7 tahun. Namun, Erik yang selalu membuat alasan dengan pekerjaannya sebagai dekan dari Starlight academy membuat hal ini selalu tertunda.
"Ngomong-ngomong, terakhir aku bertemu dengan dirinya itu 2 tahun yang lalu. Dan aku heran, kenapa dia yang memiliki mana yang melimpah seperti itu lebih memilih pedang daripada sihir?"
Erik tidak bermaksud kasar dengan pertanyaan nya itu. Namun, cara bicaranya itulah yang membuat Juliet memukul kepalanya.
"Aku juga tidak tahu. Buku yang kuberikan 6 tahun yang lalu pun hanya dijadikan bacaan olehnya. Saat aku bertanya padanya tentang hal ini, dia berkata bahwa dia tidak memiliki bakat dalam sihir. Itu sebabnya dia menyerah."
Kedua pasangan Callaghan terkejut mendengar pernyataan Anna. Karena, mereka yakin bahwa anak secerdas Aron mustahil untuk tidak memiliki bakat dalam sihir.
"Biarkan saja dia. Ini hal bagus baginya karena berminat dalam suatu hal. Lagipula jika dia berbakat pada sihir, aku tidak akan memiliki teman pedang tahu!"
"Fufu...api bukankah Atli juga lebih mahir menggunakan senjata dari pada sihir?"
"Tidak! Dia sebenarnya mahir menggunakan keduanya! Bahkan saat ini, dia lebih memperdalam ilmu sihir daripada pedang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Karakter Buangan
Fantasy"apa apaan ini!? developer durjana! berani-beraninya mereka gak membuat Liliana kesayanganku tidak menang?" itulah ucapan terakhir seorang pria gagal berumur 35 tahun sebelum tersandung salah satu botol alkohol yang berserakan dikamarnya. "Lihat! Li...