Part 1

2.2K 92 0
                                    

Hujan jatuh ke wajah gadis itu saat dia berlari melalui lorong-lorong kecil di kota. Dia dapat mendengar suara langkah kaki yang mengikuti tak jauh dari belakang, hingga tiba-tiba, suara tembakan terdengar memasuki indra pendengarannya.

"Shit, mereka menemukanku." pekiknya dalam pikirannya.

Gadis itu tidak tahu kemana dia pergi, tapi dia tahu kalo dia harus segera pergi dari tempat ini. Keadaan malam ini yang turun hujan pun tak membantunya sama sekali. Pakaiannya basah, Rambutnya menempel di wajahnya yang terkadang mengganggu pandangannya, dan lorong yang gelap membuatnya tak dapat melihat sempurna. Dia telah terjatuh berkali-kali, dan badannya sudah penuh dengan luka. Dia tidak akan menggunakan pistol miliknya kecuali benar-benar terpaksa. Gadis itu mulai merasakan pusing, dan akhirnya jatuh ke tanah. 

Suara langkah kaki semakin mendekat dan tak lama kemudian, mereka datang berdiri di depan gadis itu. "Heh! Kau pikir kau bisa lari lagi huh?"

Salah seorang dari laki-laki yang ada dihadapannya menarik kerah bajunya, memaksanya untuk berdiri. She spat in his face.

"Fiesty one." kata laki-laki itu.

Laki-laki itu menjatuhkannya, lalu mengambil pistol dari punggungnya. The gun clicked.

"Aku benar-benar menyerah dalam mengejarmu seperti selama ini. Hal ini tak berguna untuk ku lakukan. Kau akan selalu kabur." Laki-laki itu terkekeh.

Gadis itu memperlihatkan seringainya, "Well,aku tak bisa membantumu dalam hal itu."

Gadis itu menendang laki-laki itu di tulang keringnya, dan akhirnya ia berhasil untuk menjaga keseimbangan untuk berdiri. Laki-laki itu sedikit mundur dan menatap tajam ke arahnya. Laki-laki itu mendekat,kepalan tangannya diarahkan ke wajah gadis itu, dan dia tau apa yang harus dilakukan. Gadis itu memukul laki-laki itu sekuat mungkin dan secepatnya merebut pistolnya dari tangan laki-laki itu. Laki-laki itu menerjangnya untuk mengambil kembali pistolnya. Dengan cepat gadis itu menembak laki-laki itu,tembakannya mengenai lengan laki-laki itu. Laki-laki itu jatuh dan meringis kesakitan bersamaan dengan darah yang keluar dari lukanya. Darah terus mengalir dan memenuhi tangannya. Saat dia berusaha untuk berdiri, gadis itu menembak kakinya. Laki-laki itu jatuh ke tanah. Genangan darah mulai terlihat dari tubuhnya yang di tambah oleh air hujan. Laki-laki itu seketika tau bahwa dia meremehkan gadis itu.

Gadis itu membalikkan tubuh laki-laki itu dan menekan tubuh laki-laki itu dengan lututnya. "Sudah waktunya untuk mengeluarkanmu dari penderitaanmu itu."

Suara tembakan pun terdengar.

-----

Berita selanjutnya, satu mayat ditemukan di lorong kecil malam tadi. Tubuh pria sekitar 20 sampai 30 tahun dan memiliki banyak tato di tubuhnya. Diperkirakan bahwa mayat tersebut merupakan salah satu dari most wanted gangsters di London. Sebuah pistol ditemukan di tkp, tapi tidak ditemukan sidik jari sama sekali. Pihak berwajib-

Click. TV mati.

"Hei,aku sedang menonton, tak bisakah kau memberikanku waktu istirahat sebentar?"

Laki-laki yang mematikan tv tadi seakan tidak mendengar dan langsung berjalan ke dalam kamarnya. Ia merasakan was-was. "Tidak." Ucapnya dalam pikirannya, "Perasaan apa ini yang kurasakan?". Dalam beberapa minggu ini, dia selalu merasa seperti ini. Ada hal yang terjadi di underground, dan sekarang, anggota dari gangs terbunuh. Keluarganya, yang merupakan salah satu gangs yang paling berkuasa,dapat dituduh.

"Apa yang terjadi?" gumam laki-laki itu.

"Lagi-lagi ditemukan mayat yang terbunuh. Siapa orang itu? Terlalu banyak kasus pembunuhan dalam bulan ini, dan tidak ada seorang pun yang tau siapa pelakunya..."

Laki-laki itu merasakan tepukan di pundaknya. "Max,kau harus relax,ini bukan berarti kau akan menemui pembunuh anggota gangs yang lain itu dalam waktu dekat, ya kan?" kata lawan bicaranya terkekeh.

"Tapi Stef-"

"Tidak ada tapi-tapian, dengarkan aku baik-baik. KAU. TIDAK. AKAN. MENEMUI. PEMBUNUH. ITU. Kemungkinan hal itu terjadi satu berbanding sejuta!"

"Whatever..."

Stefan menatap Max dan tertawa. "Kenapa?" "Oh, atau kau takut kalo pembunuh itu akan melampaui record mu dan orang-orang akan lebih takut padanya daripada padamu-"

"Ck,lebih baik kau diam Stef."

"Hahaha. Kau tau aku hanya bercanda! Anyways ingat,  akan ada pertemuan dengan anggota kita hari ini."

"Iya, aku ingat."

Stefan mulai melangkah keluar kamar. "Tidak ada alasan tidak datang hanya karena kencan, kau dengar aku?"

"Oh SHUT UP!"

-----

Run Away (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang