Nimaz's P.O.V
Aku terbangun di kamar Max dan tidak melihat keberadaan Maxdi kamar ini. Kamar ini terasa lebih panas daripada kemarin. Aku merasa pusing,mungkin karna udara di kamar yang panas.
"Mungkin dia pergi..." pikirku. Jika Max pergi, mungkin akubisa pergi dari sini tanpa mereka tahu. Tapi, saat aku membuka pintu kamar, akudisambut oleh aroma makanan. Akuberjalan menuju ruang makan dan melihat Max sedang memakan spagetti sendirian.
"Morning"
Ia menoleh ke arahku, "Hei. Mau spagetti?"
"Aku tidak terlalu lapar. Apa aku bisa numpang mandi? Itujuga kalo kau tak keberatan."
"Oh, tentu. Kau bisa menggunakan kamar mandi di kamarku. Kaubisa mengambil handuk di kabinet dalam kamar mandi."
Aku langsung berjalan ke kamarnya dan mengambil pakaianku.Aku berdiri di bawah shower dan menikmati hangatnya air yang membasahi tubuhku.Setelah selesai, aku langsung mengenakan pakaianku kemarin. Aku membiarkanrambutku basah.
Aku berjalan keluar kamar dan melihat Max sedang menontontv. Tiba-tiba ia melihatku dengantatapan aneh.
"Apa? Ada something di wajahku? Kenapa melihatku sepertiitu?"
Ia tidak langsung menjawab. "Kau terlihat pucat." Ia berdiridan berjalan mendekatiku. Ia menyentuh keningku, "Kau demam."
"No, I am not. Aku gak pernah sakit, jadi itu gak mungkin."
"Well, tapi sekarang kau demam." Max mendorongku memasukikamarnya, "Lebih baik kau tidur sekarang."
Aku menghindar dan berjalan cepat menuju pintu. Tapi, Maxlangsung berlari dan menghalangi jalanku. "Kau mau ke mana?"
"Aku mau pergi. Look, aku baik-baik saja. Aku gak merasa sakit,itu hanya pikira..."
"Dengar," Ia menunduk sehingga aku bertatapan langsungdengannya. "Aku gak mau kau pergi sekarang karna kau sakit. Aku memangberuntung kemarin aku menemukanmu, tapi belum tentu kau beruntung lagikedepannya."
"Aku akan baik-baik saja. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
Max memegang bahuku saat aku berusaha melewatinya. "No. Akurasa tidak."
"Jangan sok tau! Kau sama sekali tidak mengenalku!!Bagaimana kau bisa tau kalo aku bisa mengurus diriku sendiri atau tidak?! Kau samasekali gak tau apa yang sudah terjadi di hidupku-"
"Aku tau tentang orangtuamu."
Aku menatapnya kaget. "Bagaimana dia bisa tau tentangorangtuaku?" pikirku. "Tidak ada masalah apapun dengan orangtuaku."
"Jangan bohong. Kau mengigau dalam tidurmu kemarin tentangorangtuamu yang meninggalkan-"
"Look, aku tidak pernah ngigau. Mungkin kau salah dengar."
"Fine. Satu malam lagi. Aku akan membiarkanmu pergi besok,jika demammu sudah menurun."
"Aku sudah bilang, aku gak merasa-"
"Just listen to me. Cukup satu malam ini, paling enggakhingga demammu turun."
"Ck. Fine."
-----
Stefan's P.O.V
Aku harus pergi meeting dengan beberapa anggota gang. Merekamendapat info tentang pembunuhan yang terjadi beberapa bulan ini. Max tidakikut dan memilih tinggal dengan Nimaz di rumah, jadi aku pergisendiri....again.
Aku sampai di gedung tempat perkumpulan. Aku berjalanmendekat ke arah beberapa member yang sedang ngobrol dan duduk di sofa.
"Hei Stef, kau sudah datang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away (HIATUS)
ActionThey were killers at birth; one was a raised a killer with a high status, while another was born trying to survive in the world alone. Apa yang akan terjadi ketika dunia mereka bertemu dalam pertarungan hidup dan mati? Mereka akan saling membutuhkan...