Stefan's P.O.V
Aku pergi meninggalkan markas dan bergegas ingin pulang ke rumah. Aku masih bingung dan tak percaya dengan apa yang ku lihat. Apa benar gadis di foto itu memang Nimaz? Mungkin aku salah. Bisa aja itu hanya gadis lain yang terlihat mirip dengan Nimaz... ya kan?
Aku merasakan hpku bergetar. Ada sms yang masuk.
" To Stefan :
Jangan pulang dulu. Aku akan mencaritahu semuanya, walaupun aku bisa terbunuh." - Max "
"... What the.. Apa maksudnya!"
Max pasti sudah desperate buat cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kadang-kadang dia benar-benar keras kepala...
...walaupun aku bisa terbunuh.
Max gak akan menyakiti gadis itu kan? Walau bagaimana pun dia tetap perempuan. Max bukan orang yang seperti itu... kan?
Pikiranku kalut memikirkan Max dan Nimaz saat tiba-tiba seseorang berlari menabrak punggungku. Aku menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis jatuh terduduk, dan kertas-kertas berserakan di sekitarnya. Gadis itu menggunakan kacamata dan terlihat dengan cepat membereskan kertas-kertasnya yang berserakan. Aku memutuskan itu berlalu pergi, toh dia yang menabrakku dan dia juga hampir selesai membereskan kertas-kertasnya.
Baru tiga langkah, aku mendengar... "Jerk."
-----
Yuki's P.O.V
Aku terlambat ke kampus, lagi. Maksudku, ini bukan salahku. Tapi salah jam alarmku, seenaknya dia mati sendiri. Hah! Aku harus membeli jam yang baru.
Aku berlari takut dimarahi karna terlalu telat masuk, hingga aku tidak terlalu memperhatikan jalan di depanku. Tiba-tiba, aku menabrak punggung seseorang dan kertas-kertas tugas yang lupa ku jilid lepas dari genggamanku dan jatuh berserakan. Dan aku jatuh terduduk.
Dengan cepat aku memungut kertas-kertas itu sedangkan pria yang gak sengaja kutabrak tadi hanya berdiri dan melihatku bingung. Lalu pria itu mulai melangkah pergi meninggalkanku.
"Jerk." Ucapku pelan.
Langkah pria itu berhenti. "Shit, apa dia dengar?" gumamku pelan sepelan-pelannya.
"Kau ngomong apa?" tanya pria itu.
Aku mulai panik. Pria itu lebih tinggi dari ku, dan tadi memang aku yang tidak memperhatikan jalan. Bagaimana kalo dia marah dan memukulku?!
"I-I mean, bagaimana bisa seorang pria hanya menonton dan tidak menolong seorang gadis ketika dia jatuh."
"Mengapa aku harus melakukan itu? Kan salah mu tidak memperhatikan jalan."
"Tapi tetap saja, harusnya sebagai seorang pria kau tak seharusnya bersikap begitu."
"Fine. Maaf karna tidak membantumu. Puas?" kata pria itu lalu dengan cepat pergi meninggalkan ku.
Pria itu benar-benar......
Tiba-tiba, aku ingat. "Kuliah!"
Aku melihat jam tanganku. Aku benar-benar sudah terlambat sekarang. Walaupun aku berangkat ke kampus, aku pasti sudah terlalu telat masuk kelas.
"Aish... Kalo aku gak tabrakan dengan pria tadi, aku pasti masih sempat masuk. Damn!"
Aku menghela nafas kasar. Well, kurasa aku langsung ke tempat kerja saja sekarang.
Stupid guy. Ini semua karna pria itu. Kalo aku ketemu pria itu lagi, aku akan membunuhnya.
-----
Note : Update kali ini segini dulu. Maaf buat pembaca yang sudah menunggu cerita ini. Aku lagi sibuk-sibuknya di kampus. Jadi mungkin akan lebih jarang untuk update. Tapi aku janji kalo cerita ini bakal aku kerjain sampe tamat, cuma gak cepat masa updatenya. Buat pembaca yang kecewa, aku minta maaf. Tapi semoga kalian tetap setia tunggu kelanjutan cerita ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/44398419-288-k540842.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away (HIATUS)
AçãoThey were killers at birth; one was a raised a killer with a high status, while another was born trying to survive in the world alone. Apa yang akan terjadi ketika dunia mereka bertemu dalam pertarungan hidup dan mati? Mereka akan saling membutuhkan...