Tak ada lagi orang yang bicara setelahnya, Felix mengantar rombongan kekaisaran Castia itu ke kamar mereka di istana yang telah di siapkan. (M/n) Selaku kaisar dan tamu utama, mendapat kamar yang paling megah disana. Karena kedatangan Lunette tidak di perkirakan, (m/n) dengan tenang berkata bahwa adiknya itu akan tidur di kamarnya.
(M/n) Membaringkan Lunette di tempat tidur, dengan perhatian melepas sepatu dan jubah yang terpasang. Membiarkan sang adik tidur dengan ringan. Tangan sang kaisar kembali terulur untuk melepas mahkota kecil di kepala Lunette, senyum tipis terpatri di wajahnya.
"Kakak akan melakukan apapun untuk membuatmu aman Lune, karena kau adalah adikku yang paling berharga" lirih pria itu sembari mengusap rambut sang pangeran.
Pikirannya mendadak mengarah pada lukisan Anastacius De Alger Obelia. Meski Castia dan Obelia selalu berperang, bukan berarti mereka tak mampu saling mendengar rumor yang ada.
Sejak kecil, (m/n) yang hidup di dalam dinding istana selalu mendengar cerita para dayang yang mengasuhnya. Mereka selalu bilang 'yang mulia, apa anda tau jika anda mirip dengan pangeran mahkota dari negara musuh?'
(M/n) Kecil kala itu selalu tertarik dengan cerita yang ada. Para dayangnya itu akan selalu bercerita tentang Anastacius De Alger Obelia. Orang yang di rumorkan mirip dengannya.
'anda sangat mirip dengan pangeran itu tapi saya rasa kalian berbeda. Tentu saja karena anda adalah malaikat Castia! Jangan dengarkan kata orang lain yang menyebut anda sebagai cermin dari negara musuh! Anda itu malaikat! Malaikat yang tumbuh di Castia!'
'karena pangeran (m/n) jauh lebih berharga dari pangeran negara musuh itu, jangan di pikirkan. Walau mirip, anda kan tetap diri anda sendiri. Harta Karun yang Castia cintai'
'jangan di hiraukan pangeran, meski mirip, anda itu jelas bukan milik Obelia. Karena anda adalah milik Castia. Anda akan menjadi Duke Castia selanjutnya. Jadi jangan khawatir' tentu saja (m/n) percaya itu. Waktu di mana ia masih begitu lugu tapi mengerti akan apa batas yang bisa ia dapat. Itu ironi mengingat kini posisinya bukan Duke tapi seorang Emperor yang berdiri pada dinasti baru yang ia dirikan sendiri.
Dan (m/n) yang waktu itu tumbuh, semakin lama semakin tak tertarik pada cerita itu lagi. Hidupnya dialihkan dengan kondisi kekaisaran yang mulai goyah hingga membuatnya berdiri di titik 'hampir melupakan Anastacius'
Ironi memang, tapi di posisi di mana ia tak perlu peduli, maka ia juga takkan peduli. Untuk apa memperdulikan orang lain disaat mereka bahkan tak peduli pada diri kita sendiri bahkan tak tau kita ada disini?
"Sekarang kondisi sudah berbeda bukan? Aku tak bisa mengabaikan rumor itu lagi setelah melihat lukisannya" ujar sang kaisar sembari menerawang jauh entah kemana. Benar awalnya ia tak mau ingat atau peduli, tapi kondisi kini sudah lain lagi.
Dia perlu mendapat kepercayaan Claude, perlu untuk membuat pria itu merasa tenang di sisinya. Bukan hal mudah untuk di lakukan, tapi (m/n) datang kesana juga sebagai keluarga yang ingin memastikan perang saudara tak tercipta. Tapi bagaimana ia bisa mewujudkan itu disaat Claude saja sudah merasa tak nyaman hanya dengan melihat wajahnya?!!! 'haha, mana bisa aku membuat Claude bersikap baik padaku. Wajah sialan ini, kenapa mirip sekali?!' batin (m/n) menangis tanpa bersuara. Tapi mendadak ia memikirkan sesuatu hingga membuatnya terdiam 'ah benar juga, aku masih bisa melakukan itu untuk memastikan perdamaian tercipta. Meski aku akan sedikit tega disini' batin (m/n)
Tok tok
Suara seseorang mengetuk pintu terdengar, tampak Ziel yang sedikit membuka pintu itu lalu memberitahu (m/n) bahwa ia memiliki tamu "yang mulia maaf, tapi Kaisar Claude De Alger Obelia ingin menemui anda"
(M/n) Menoleh, "biarkan dia masuk" ucapnya
Ziel pun membuka pintu kamar itu, mempersilahkan Claude untuk masuk ke dalam kamar yang di tempati sementara oleh (m/n) disana. (M/n) Dengan segera bangkit dari tepi kasur sembari tersenyum tipis berusaha menunjukkan ekspresi tanpa banyak emosi di dalamnya.
"Maaf jika aku menemuimu tiba-tiba padahal kau harusnya istirahat" ucap Claude, ekspresinya masih dingin dan terkesan tak punya emosi di dalamnya.
"Itu bukan masalah besar, aku tak begitu lelah lagian." ucap (m/n), sudut bibirnya sedikit lebih naik ke atas dengan mata yang melirik ke arah Lunette yang tertidur lelap.
Claude melirik pangeran itu dan tertegun, matanya sedikit terbelalak. Sebelumnya ia tak bisa melihat jelas wajah Lunette karena berada di pelukan (m/n), tapi sekarang ia bisa melihat itu dengan sangat jelas. 'mirip dengan ku, sungguh anak yang beruntung. Aku iri padanya' batin Claude sembari melirik (m/n). Tak salah ia merasa iri, meski Lunette juga sempat mendapat trauma dari insiden buruk, ada sesuatu yang Lunette punya tapi tak bisa Claude punya.
"Bagaimana jika kita berjalan-jalan di luar sebentar?"(M/n) Berkata. Senyum kembali merekah di wajahnya "aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu. Apa kau keberatan?"
Claude mengernyit tapi mengangguk setelahnya "tentu saja, apa yang ingin kau perlihatkan padaku?"
(M/n) Mengulurkan tangannya, kini emosi dalam ekspresinya mulai terlihat jelas saat ia tersenyum dengan binar misterius di balik netranya. "Aku ingin kau melihat lukisan ibu angkat ku dan nilai lah sendiri mengapa aku mengajukan permohonan damai denganmu"
"?!"
Claude menekuk alisnya lagi, kali ini sedikit curiga. (M/n) Bukanlah orang dengan jumlah sihir yang bisa ia remehkan. Dan Claude sendiri tak mengerti apa yang pria ini rencanakan dengan mengusulkan perdamaian. 'tapi aku tak merasakan sesuatu yang jahat darinya' batin Claude mulai melonggarkan ekspresinya.
Perlahan Claude mengulurkan tangannya, menarik tangan (m/n) dengan lembut dan mencium punggung tangannya sekilas. "Bawa aku kemana kau ingin menjelaskan alasanmu"
(M/n) Terkekeh pelan, ia balik menarik tangan Claude lalu mengecup punggung tangannya sebagai balasan. Pria itu memejamkan matanya, cahaya terang mulai bersinar dan membawa mereka melewati portal yang menyerap mereka.
Saat Claude tersadar dari keterkejutan, mereka sudah ada di Castia. Tepatnya di kamar milik (m/n) yang terasa agak suram. "Ini?"
"Castia, lebih tepatnya kamarku" ucap (m/n), ia melepas tangan Claude kemudian berjalan menuju lukisan keluarganya yang tertutup oleh gorden merah.
Srak!
Gorden itu di tarik dengan cepat, kain nya jatuh dan sedikit terkibar oleh dorongan angin yang datang. Kini lukisan itu kembali terbuka, menampakkan lukisan keluarga (m/n) yang sempat lengkap dulunya.
Mata Claude terpaku pada wajah ratu Castia. Benar ia tak pernah melihat atau mendengar rumor tentang wajahnya, tapi wajah itu. Cukup untuk membuat Claude terdiam. "Dia...."
"Saudara kembar ibumu, dan dia adalah ibu kandung dari Lunette juga ibu angkat ku"
DEG!!!
Claude tertegun, nafasnya tercekat. Tidak, dia tidak menyangkal hal itu karena ia sendiri ingat ibunya pernah bilang bahwa ia memiliki bibi yang tinggal jauh dari Obelia. Tapi siapa yang mengira bahwa bibi nya kini mati di tangan ajudan yang ia kirim dengan perintahnya sendiri?!
"Ugh.." Claude membekap mulutnya, jantungnya terus berdetak bagai kuda yang di pacu dalam arena. Rasanya mual, keringat dingin membasahi wajahnya yang mendadak pucat.
Tubuh kaisar itu mulai gemetar, "tidak....apa yang ku lakukan...apa yang ku lakukan?" Lirih Claude dengan nafas memburu cepat
(M/n) Terbelalak melihat Claude begitu panik dengan kenyataan yang menampar pipinya. Kaisar Castia itu segera meraih tangan Claude yang terhuyung hingga menubruk dadanya. Binar di mata pria itu menghilang, tergantikan oleh kekosongan dan kehampaan saat tubuhnya melemas bagai boneka di pelukan (m/n) yang mendekapnya sembari memejamkan mata dan menghela nafas panjang.
(M/n) Mendongak, menoleh ke arah jendela sembari mengusap rambut Claude dan membuat wajahnya terbenam di pelukannya. Entah kemana pikirannya melayang, ia hanya diam dalam posisi itu sampai akhirnya ia berkata
"Perang itu...tak pernah memberikan keuntungan apapun bukan? Ayo hentikan ini agar kita tak saling membunuh keluarga kita yang tersisa di dunia ini" ujarnya sembari menaruh dagunya pada kepala Claude
TBC
Hum...Claude nyesel ya?:)Jangan lupa vote nya minna Ó╭╮Ò
![](https://img.wattpad.com/cover/372757043-288-k583376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky or Crown WMMAP x Male Reader
FanfictionSaudara kembar Anastacius yang tak pernah diketahui keberadaannya? (Re-write Version!) tak pernah sekalipun ia berpikir bahwa ia merupakan seorang pangeran yang dibuang karena cacat yang ia miliki pada matanya. selama ini ia hidup di kekaisaran lain...