"Di keluarga anda siapa yang memiliki golongan darah AB negatif?"
Pertanyaan dari dokter membuat Lucas membeku, pasalnya Ruka mewarisi golongan darah langka itu dari sang istri, Jennie.
Dan satu-satunya orang yang memiliki golongan darah yang sama dengan mendiang Jennie dan Ruka adalah Canny, si bungsu yang saat ini masih berusia 13 tahun.
Di usia Canny, tidak mungkin Lucas mengajukan nama Canny sebagai pendonor untuk Ruka. Selain karena masih di bawah umur, kondisi kesehatan Canny juga tidak memungkinkan sang anak untuk menjadi pendonor.
"Pa, bukannya golongan darah AB negatif cuma Kak Ruka sama adek yang punya?"
Pertanyaan dari Hara berhasil menarik kembali kesadaran Lucas.
Lucas nampak terdiam, tak berniat menjawab pertanyaan Hara.
Dokter hendak kembali bertanya kepada Lucas, namun seorang perawat tiba-tiba memanggilnya dan nampak membisikkan sesuatu pada dokter tersebut.
"Ada kabar baik tuan!" seru dokter yang baru saja selesai berbicara dengan perawat.
"Apa itu dok?"
"Perawat kami baru saja menginformasikan bahwa pihak rumah sakit berhasil mendapatkan satu kantong darah dengan golongan yang dibutuhkan."
Raut bahagia tidak dapat Lucas sembunyikan, begitupun dengan keempat Bailey bersaudara. Secercah kelegaan nampak di wajah mereka masing-masing.
Namun ucapan dokter selanjutnya malah kembali menjatuhkan semangat mereka.
"Tapi tuan, satu kantong darah saja masih tidak cukup. Kami membutuhkan 2 kantong darah. Untuk itu kami tetap membutuhkan partisipasi dari pihak keluarga untuk melakukan transfusi darah. Dan saya harap itu bisa dilakukan secepatnya karena pasien tidak bisa menunggu terlalu lama."
"Selagi anda berpikir, saya masih harus memantau kondisi organ vital Nona Ruka, jika pendonor sudah ada anda bisa langsung menginformasikan kepada perawat untuk dilakukan tindakan pengambilan darah. Saya permisi."
Tubuh Lucas kembali melemas, ia menjatuhkan dirinya di atas kursi tunggu. Pria itu meraup wajahnya kasar, nampak mulai frustasi.
Ayona beringsut mendekati Lucas, ikut duduk di sebelah sang ayah.
"Papa ayo telfon adek, cuma adek yang bisa nolongin Kak Ruka. Ayo Pa!" Ayona memohon sambil mengguncang tubuh Lucas.Sementara ayah tujuh anak itu tersentak tak percaya mendengar ucapan anak keempatnya. Ia memutar badan cepat menghadap Ayona yang kini telah berurai air mata.
"Jangan gila Ay, adek gak bisa ngelakuin itu."
"Kenapa enggak, Pa! Dia harus bisa! Karena cuma dia harapan kita satu-satunya." Ayona berteriak marah, rasa takut kehilangan Ruka membuatnya merasa hampir kehilangan akal.
Lucas menggeleng keras menanggapi Ayona. "Kamu gak ngerti Ay, semuanya gak sesederhana itu. Adek masih di bawah umur, belum boleh jadi pendonor."
Ayona mendesis kesal, mulai tersulut emosi atas penolakan Lucas. Saat ini yang ada di pikiran Ayona hanyalah bagaimana caranya agar Ruka bisa mendapat donor secepatnya.
"Ini bukan masalah besar, Pa. Satu kantong darah doang gak bakal bikin dia mati kan!"
"Ayona!"
Ayona terkesiap, ia tak menyangka kalau Lucas akan membentaknya.
Sementara itu Lucas nampak tak bisa lagi menahan emosinya. Rahang pria itu mengetat, tangannya tanpa sadar mencengkram kuat pundak Ayona.
"Jaga bicara kamu Ayona, kamu gak tau apapun soal adek. Satu kantong darah yang kamu maksud itu bahkan bisa bikin adek kamu dalam kondisi yang lebih buruk dari yang bisa kamu bayangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl ; BabyMonster
Fanfiction(HIATUS) FOLLOW SEBELUM BACA! [Update sesuai mood] Menceritakan 7 bersaudara yang tumbuh dalam asuhan seorang single parent. Lucas Bailey, orang tua tunggal yang harus membesarkan ketujuh putrinya seorang diri saat sang istri meninggal setelah melah...