Bau

230 14 3
                                    

[JxS]

─────────

Pernah mendengar pernyataan seseorang tentang dirinya yang tidak memakai parfum? Bukankah itu terdengar mustahil bagi setiap orang?

Tetapi itu tidak mustahil bagi Sion, karena dia benar-benar tidak memakai parfum. Meski begitu, ia tetap tercium wangi di sekelilingnya.

Banyak orang yang tidak percaya tentang itu, karena bau badan Sion adalah bau terwangi, wangi, wangi markotop untuk saat ini. Bahkan banyak orang bertanya-tanya tentang perawatan yang dilakukannya.

Hari ini, Sion dan temannya, Riku, mengisi suatu acara lomba di sekolahnya. Mereka terpilih sebagai pembawa acara karena public speaking yang bagus dan aktif di organisasinya.

Sion dan Riku berbincang di belakang panggung sembari menunggu siswa berkumpul di lapangan dan menempatkan diri mereka.

"Yon, tiba-tiba kepikiran deh."

Sion menaikkan kedua alisnya, mengkode akan pertanyaan "Apa?". "Kalau lo ga pakai parfum, terus bau badan lo kok bisa wangi banget? Ini serius, pangling soalnya." Ujar Riku.

Sion hanya terkekeh, pertanyaan itu lagi dan lagi. "Emang wangi banget ya?" Tanyanya, sembari mengangkat kerah bajunya dan menghirup baunya.

"Serius, semua siswa dan guru pangling sama bau lo. Jaehee beruntung sih dapet pacar yang wangi banget."

Sion hanya memutarbolakan matanya. Di tengah perbincangan itu, seorang guru menghampiri mereka. "Sion, kamu wangi sekali seperti biasanya." Ujar laki-laki itu, menempelkan tangannya ke bahu Sion.

Entah kenapa, kalimat itu membuat Sion merinding ketakutan, terutama tangan lelaki berseragam biru tua yang kini meremas bahunya. "Kamu benar-benar tidak memakai parfum sama sekali? Padahal kamu sewangi ini." Sialnya, tangan tersebut kini berpindah ke rambut hitamnya

Bulu tangan Sion kini naik, sedikit takut dan geli mendengar kalimat yang diucapkan oleh guru olahraga kesayangan sekolahnya, padahal itu pertanyaan yang sama jenisnya dengan pertanyaan yang sudah dilontarkan orang lain. Riku di sisi lain tidak bisa membantu Sion, dulu ia pernah membantunya dari perlakuan guru lain, tetapi berakhir dimarahi dengan alasan "Aku hanya ingin mengobrol dengannya, apa salahnya jika aku melakukan itu, bukankah kalian lakukan kepadanya dengan hal yang sama, mengapa guru seperti kita tidak boleh?"

Ah sudahlah, Riku pusing.

"Apa yang kamu pakai, muridku?" Tanyanya lagi, menghirup bau yang menempel pada Sion. Oh, tolong Sion!

"Sion, Riku, acara akan segera dimulai." Oh syukurlah. Sion bisa terbebas dari perlakuan yang tidak mengenakkan ini.

Sion dan Riku bangkit dari kursi dan berjalan ke depan panggung.

────────────────────

"Sion, serius gapapa?" Sion mengangguk. "Gapapa, Rik." Ujarnya, menyenderkan punggung ke dinding di belakangnya.

"Tapi tadi Pak-"

"Udah, jangan sebut namanya. Dah biasa kalau perilaku begini mah."

Riku hanya bisa menghela napas sebelum lanjut berargumen. "Yon, biasa sih biasa, tapi tadi lo kayak ketakutan gitu, itu namanya udah ga biasa. Kalau bisa, lain kali tepis aja tangannya, atau engga pukul mukanya."

Di tengah obrolan, seorang siswa muncul di antara mereka. "Bahas apa nih?"

Riku menunjukkan jari telunjuknya ke arah Sion. "Pacar lo abis digrepe-grepe Pak Olga (Olahraga)."

"Sialan itu guru, kayaknya meriang kalau sehari ga ngelakuin itu. Pacarku diapain sama beliau?"

"Tangannya ditaruh di bahu sama rambutnya, terus hidung gatalnya nempel ke pacar lo-"

"NEMPEL??!! Maksudnya nempel ke lehernya?" Potong Jaehee, mengecek leher kesayangannya apabila ada jejak bekas penciuman dari guru olahraga mereka.

"Ish, Riku apaan sih... emang iya tadi tangannya ditaruh ke bahu terus usek-usek rambut aku, tapi ga sampe nempel hidungnya ke leher juga kali! Beliau cuma ngebauin aja, ga sampe nempel..." Lirih Sion.

"Ih sama aja itu, Pak Olga-nya ketempelan kamu! Awas aja Jae, tiba-tiba diculik sama bapaknya." Kalimat itu membuat Jaehee seketika memeluk Sion dengan sangat erat.

"Eh, engga ada ya! Pacar wangi bedak bayi eucallyptus itu harus dipertahankan, bukan disia-siain. Ga rela jodoh sewangi ini dikasih ke orang bau!"

Sion mencoum bau pacarnya, seketika membuat Sion reflek "Hoek!" yang membuat Jaehee dan Riku terkejut.

"Ini kamu habis mandi air pete apa gimana? Bau banget!" Omel Sion, menjepit kedua celah saluran udara hidungnya. Jaehee lalu mengangkat kerah bajunya dan mencium bau yang dibilang "Bau pete" oleh pacarnya.

"Apaansih yang, baunya enak begini kok. Aku juga belum lomba balap karung."

"Ya iya sih belum lomba balap karung, tapi tadi lo sarapan pake nasgor sama pete, terus makan jengkol kan? Nah itu sumber baunya dari mulut lu." Jelas Riku, saksi dari bekal yang dibawakan Jaehee pagi ini.

"Pantesan baunya nyengat banget si bocah, sana gosok gigi!" Sahut Sion, memberikan peralatan gigi untuk pacarnya yang mulutnya bau, bau, bau─pete dan jengkol─sekali. Jaehee yang menerima sahutan itu hanya bisa menjadi sedboi lalu pergi meninggalkan mereka yang sebentar lagi balik ke panggung acara.

"Hiks, padahal pete sama jengkol enak..."

────────────────────

THE END
────────────────────

Ini versi asbun aja, ga tahu juga kenapa bisa kepikiran...

Aku ga suka bau orang habis makan pete terus bau makanan jengkol, baunya bikin pusing dan mabuk T_T

COMPLEMENTARY | SyonDaeng/DaengSyon Compilation FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang