Bulu mata nan lentik tersebut mulai bergetar kala sang pemilik hazel berwarna madu keemasan terbuka perlahan.
Hazel itu berkedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang menusuk retina matanya. Tubuhnya terasa remuk takala ia menggerakkan badan untuk bangun duduk.
Mata itu menelisik seisi ruangan yang amat asing menurut floer. Ruangan ini tampak mewah dengan kasur kingsize ditengah yang saat ini di tempati floer. Bercat putih gading serta campuran berwarna gold di beberapa ornamen tertentu. Beberapa figura foto yang tergantung indah didinding dengan seorang gadis cantik didalamnya.
"Arghhh sial ini sakit banget" gerutu floer sambil berusaha bangkit.
"Maaaa" suara mencicit floer sungguh membuat tenggorokan sakit. Sungguh ini sangat menyakitkan sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri sudah berapa lama dia tidak mengeluarkan kata sehingga membuat kerongkongannya semenyakitkan ini saat bersuara.
Bayang-bayang malam yang mengerikan itu kembali menerpa isi otak floer. Badan floer mengigil diikuti rasa jijik saat kejadian mengerikan itu kembali terpapar bagaikan kaset rusak dikepalanya.
Flashback on
.
.
.Hazel mata sekalam malam itu tengah memperhatikan bulan yang tengah bersinar begitu terang dari balik jendela yang terbuka dengan lebar. Langit malam yang cerah dengan banyak nya taburan bintang yang menemani bulan purnama yang tengah berada dipuncak nya memang pemandangan yang begitu memanjakan mata.
Acara menikmati indahnya bulan harus terganggu dengan suara pecahan serta suara hantaman sesuatu ke dinding. Suara tersebut tepat terdengar didepan ruangan melukis milik floer yang kini sedang menikmati pemandangan bulan.
Baru saja ingin beranjak dari duduk floer dikejutkan dengan gebrakan pintu yang dibuka dengan kasar dari luar. Mata floer terpaku pada pemandangan didepannya.
"Floer sayang, ahh aku sangat senang melihatmu. Kau begitu cantik dan menggoda disaat bersamaan" apa apan ini bagaimana bisa bajingan yang tadi siang diusir oleh ibunya kini berada di rumahnya serta melontarkan kalimat yang begitu menjijikan tersebut.
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA MAMA KU BAJINGAN" tekan floer penuh emosi kala melihat bajingan itu menyeret tubuh dysja yang sudah tak sadarkan diri serta darah yang terus mengalir dari kepalanya.
"Ah ya jalang ini telah membuat harga diriku terinjak dengan melemparkan uang padaku, ini membuatku sangat marah sayang" tuturnya sambil melepaskan jambakan pada rambut dysja dan mulai melangkah prlan pada floer.
"Kau pantas mendapatkan itu bajingan gila" balas floer penuh amarah disertai dengan tatapan tajam. Sial dimana ponsel nya, floer butuh menghubungi polisi segara. Dan dimana para penjaga rumah kenapa sangat sepi seakan hanya mereka bertiga yang ada dirumah ini.
" Kau sangat kasar sayang ku, setiap kata yang keluar dari bibirmu sangat menyakitkan. Tapi sialnya kau bertambah sexy dengan kata kata kasar itu sehingga membuatku seakan ingin mengukungmu dibawah ku" gila memng gila bajingan yang satu ini dengan santainya dia melontarkan kata yang membuat floer merinding sebadan dengan bualan anjing liar ini.
"Bahkan dalam mimpipun aku tak Sudi berada dibawah Kungkungan mu bajingan gila" ucap floer sambil memukul vas berukuran sedang yang diam diam floer pegang sedari tadi dibalik punggung nya
"Arghhh jalang sialan, kau sama sialannya dengan ibumu itu. Akan kubuat kau mendesah dan memohon ampun padaku jalang sialan" raungan serta makian terlontar pada floer yang kini tengah mencoba membangun kan dysja yang tak sadarkan diri setelah berhasil memukul kepalamya dengan vas.
.
.
.
Dia Maxwell Dergant tuan muda dari keluarga berada yang gila perempuan, pertemuan nya dengan dysja terjadi di salah satu club' elite yang sedang ia kunjungi. Jujur walau sudah menginjak umur diangka 40 an tapi bentuk badan dysja tak ada bedanya dengan badan wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya, dan jangan lupakan wajahnya yang masih terlihat cantik. Tentu saja max tertarik dengan wanita yang memiliki porsi badan yang bagus serta wajah yang menarik.