#0

66 8 0
                                    

    Anak laki-laki itu berlari menembus malam.
    Peluh mengalir di pipinya, sementara paru-paru terasa seperti hendak keluar dari tenggorokannya. Penglihatannya kabur oleh rasa lapar dan lelah, tubuhnya bisa roboh kapan saja. Namun, semua itu tidak ia hiraukan.

    Ia terus menggerakkan kakinya maju selangkah demi selangkah secepat yang ia bisa, tidak peduli apakah hal itu akan menghancurkan kakinya.

    Anak bernama Ryunosuke Akutagawa itu sudah tidak punya waktu lagi.
Ia tahu bahwa begitu ia menyelesaikan pelarian ini, ia akan mati.

    Akutagawa lahir dan besar di daerah kumuh; salah seorang dari anak-anak yang tidak pernah mengenal siapa kedua orang tuanya.

    Ia tinggal di jalanan bersama dengan delapan anak lain yang bernasib sama

    Kedelapan anak yang seusia dengannya itu sepakat mengatakan bahwa Akutagawa adalah seorang Anak Tanpa Emosi.

    Saat ia bangun tidur di atas jalanan yang dingin, saat ia menerima makanan yang adalah barang langka, maupun saat ia jatuh dipukuli orang dewasa, ia hampir tidak pernah menunjukkan emosi sedikitpun. Ia hanya akan memandangi ruang di depannya dengan sepasang mata yang gelap bagaikan sumur tak berdasar. Melihat Akutagawa yang seperti itu, tidak sedikit orang dewasa yang menyebutnya sebagai bocah yang tidak memiliki hati.

    Namun, sesungguhnya bocah tak berhati itu memiliki kekuatan yang luar biasa.

    Akutagawa mampu mengubah bentuk pakaian yang ia kenakan. Terkadang ia mengubahnya menjadi seperti tali, terkadang seperti pisau. Ia mampu mengubah dan mengontrol pakaian itu sesuka hatinya.

    Kemampuan untuk mengontrol pakaian di tubuh itu adalah kemampuan supranatural yang dimilikinya.

    Walau demikian, ini adalah Kota Iblis Yokohama. Kota di mana senjata api dan granat ilegal bisa di peroleh dengan mudah, semudah membeli apel. Mengubah lengan baju menjadi pisau, lalu mengayunkannya, tidak lebih mengejutkan dari trik sulap. Orang dewasa yang mengetahui kemampuan itu pun mencemooh Akutagawa.

    Namun, tidak dengan kawan-kawannya. Delapan anak laki-laki dan perempuan itu tahu betapa berbahayanya Akutagawa.

    Seorang anak kurus kerempeng berpakaian lusuh datang mendekat dengan mata tanpa emosi. Lalu, tanpa aba-aba, tanpa ada aura membunuh, ia telah menyayat leher lawannya dengan bersih. Orang dewasa bersenjata dengan sikap arogan adalah yang paling mudah terbunuh dengan trik semacam ini. Bukan cuma sekali atau dua kali perampok yang mencoba merampas uang dari anak-anak itu kehilangan pergelangan tangan mereka akibat sabetan pisau kain Akutagawa.

    Akutagawa akan mencabik siapa pun yang mengancam wilayah teritorialnya tanpa berkata-kata atau menunjukkan emosi. Perilaku inilah yang membuat ia mendapat julukan sebagai Anjing Gila Tanpa Gonggongan. Tidak ada gonggongan mengancam, tidak ada gerangan peringatan. Begitu musuhnya sadar, ia telah menerkam orang yang diincarnya. Anjing seperti itu jauh lebih berbahaya dibandingkan anjing gila yang berisik. Begitulah, ia dihindari, ditakuti, dan dilabeli dengan dua nama panggilan.

    Terlepas dari itu semua, ia hanyalah seorang bocah. Selain itu, ia juga hidup di daerah kumuh tanpa asupan makanan yang cukup dan harus menghabiskan malamnya diterpa angin yang dinginnya menusuk tulang. Hal itu menyebabkan Akutagawa, yang sudah lemah dari lahir, tumbuh menjadi anak yang kurus dan bertubuh pendek. Tentu saja, kedelapan anak lain yang hidup bersama Akutagawa juga berperawakan tidak jauh berbeda.

    Oleh sebab itulah, mereka selalu hidup berdekatan dan saling melindungi.

    Sayangnya, itu semua sudah tidak berarti lagi.
    Semua kawannya sudah terbunuh. Dan, Akutagawa tahu siapa yang membunuh mereka.

LN Bungo Stray Dogs : Beast (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang