Bab 3

4 2 0
                                    

Jika hati ku adalah telaga yang mengering
Aku harap kau adalah hujan yang akan mengisinya
Tapi bagaimana aku harus mempersiapkan diriku

Jika sebelum kau menghujaniku
Tanahku bergetar ketakutan akan kerasnya petir dan Guntur yang akan menghatam diriku

Aku takut terluka lagi, aku takut merasakan lagi sakit yag telah menghancurkan diriku
Menjadikan ku kawah tak berbentuk dari kerasnya hantaman letusan gunung
Inilah aku telaga yang telah mongering, beracun dan berbahaya bahkan untuk diriku sendiri.

Begitulah perasaan Raya saat ini, cinta yang telah lama ia kejar selama lima tahun telah pupus lenyap begitu saja, pengorbanan yang telah ia lakukan Selama itu bagai tak ada pertimbanganya untuk Defin.
Mereka yang memilih untuk stay halal untuk tidak berpacaran akhirnya hubungan yang mereka jaga harus kandas karena dhefin sudah dijodohkan olehkedua orang tuanya, akan tetapi Dhefin tidak pernah bercerita tentang pertunanganya dan Raya yang baru mengetahuinya tak ingin melajutkanya karena Dhefin memilih untuk mematuhi perjodohan dari orang tuanya.

Dengan hati yang hancur Raya pulang ke Indonesia setelah mencari ilmu di London, kedua orang tua Raya mencoba menjdohokan Raya dengan anak sahabat mereka, seorang Gus dari pondok ternama di Jawa Barat. Bagi Raya buat apa dia mencari-mencari lagi biaralah dia pasrahkan dan serahkan hatinya kepada Allah mungkin inilah yang terbaik untuknya.

Ia pun melajutkan perjalanan nya ke bandung dengan menggunkana pesawat, sesampainya ia di kursinya sudah ada seornag laki-laki sedang memejamkan mata, mungkin sedang tidur fikir Raya.
Dilihatnya lelaki itu oleh Raya, penampilanya staylish rambutnya ikal sedikit Panjang, hidungnya mancung dan bentuk wajahnya yang tegas, tak terasa Raya memandangi wajah laki-laki itu . ia pun duduk dengan tenang khawatir akan membangunkan pria itu.

Selama perjalanan Raya menonton video boyband korea kesukaanya, hal itu membuat Raya sedikit berisik, ia yang sedang berusaha mengobati lukanya dengan menghibur dirinya menonton artis kesukaanya. Tiba-tiba terdengan suara laki-laki di sampingnya.

"mbak maaf, saya dari perjalanan jauh saya butuh istirahat, saya harap mbak bisa tenang sedikit". Pria itu berkata dengan sopan dan nada yang lembut, suaranya yang sedikit serak dan dalamm membuat Raya tertegun, bagaimana bias ada pria setampan dan semanly ini, jiwa fangirlsnya berteriak dalam hati.

"ia mas, maaf ya, saya juga dari perjalanan yang jauh tapi memang saya sedang butuh dihibur."
Pria itu hanya mengangkun dan mengangkat tanganya untuk mempersilahakan Raya melajutkan aktivitasnya.

"mas-mas maaf sebelumnya, mas bisa nyanyi?
Pria itu terkejut dengan pertanyaan Raya

"suara mas kalua bisa nyanyi pasti bisa sebagus, TOP Bing Bang atau Felix Stary Kids."

"TOP? Felix maksudanya?"
"soalnya suara mas nya khas sekali, cocok jadi penyanyi" ucap Raya sambil tersenyum

Begitulah Raya memulai percakapan di antara keduanya. Raya seoarang wanita yang supel dan ramah mudah bergaul dengan oaring-orang yang ditemuinya. Raya banyak berbicara dan sesekali membuat pria itu tertawa.

Tak terasa pembemberitahuan bahwa pesawat akan segara landing terdengar. Mereka berdua bergegas mengambi barang bawaanya. Pria itu sudah melakah keluar lebih dulu dari pada Raya. Tanpa fikir Panjang raya segera mencari pulpen di tasnya dan menuliskan nomer teleponya, tak lupa ia memberikan cap bibirnya di kertas itu.

"Gua rasa gua udah gila, ah tapi yaudahlah apa salahnya mencoba yakan, kita gakn akan pernah tau, biarlah sakit ini membuat gua benar-benar gila sekalian".

Rayapun berlari dan mengejar pria itu tanpa berlama -lama ia memberikan kertas nomerteleponya, pria itu hanya terdian terkejut dengan Raya.

"Hit me up, ok." Raya pun langsung berlari meninggalakan pria itu dan ia menutupi wajahnya karena malu.

Bersambung...

Haii aku Han Rossie
Jangan lupa terus dukung aku untuk terus berkembang dan melanjutkan cerita ini, jangan lupa like dan share cerita ku ini ya 🥰

My DAzZLING GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang