part⁰4

155 27 9
                                    

"penilaian seseorang adalah dari tindakannya bukan dari perkataan nya. lo berubah bukan karena fiony kan?"

------------

H A P P Y R E A D I N G

📖📖📖

"dih pundung orang nya. bodo ah, yuk ra masuk" setelah puas menertawakan adel lulu menggandeng tangan ara membawa nya masuk ke kelas.

ara hanya diam ketika tangan nya digandeng. dia tidak tau apapun soal atara termasuk letak kelasnya tadi hanya menebak saja dan berdiri didepan pintu kelas entah itu kelasnya apa bukan dan ternyata itu kelasnya ketika suara pekikan dari adel. ternyata ara duduk bersama dengan lulu, sedangkan adel duduk di depannya.

ara dan lulu duduk bersama di kursi pojok dekat jendela. ara membuka jendela di sampainya, menikmati angin pagi yang menerpa wajahnya. dia melepaskan kupluk nya dan melihat perban yang masih melilit di kepalanya melalui handphone.

murid sekelas berbisik-bisik mengenai penampilan baru ara. sedangkan orang yang sedang mereka bicarakan sedang duduk anteng dikursi nya sambil menaikkan ponselnya. tapi tidak dengan lulu, dia merasa terganggu.

lulu bangkit dari duduknya dan menghampiri orang-orang yang membicarakan ara sebelum sebuah tangan seseorang menariknya. lulu menatap orang itu sambil menaikkan sedikit alisnya. seperti mengatakan, kenapa?

"udah biarin aja, ara juga terlihatnya cuek dan tidak mempersalahkan hal itu" ucap adel sambil memegang lengan lulu.

lulu menghela nafas kecil dan melirik ara yang sedang fokus sama ponselnya. bener kata adel ara terlihat cuek sama sekitar nya berbeda dengan dulu, akhirnya dia mengangguk kecil pada adel seraya melepaskan tangan adel yang memegang lengannya.

lulu berbalik ke arah kursinya dan melirik ara yang ada di sampingnya. kenapa ara terlihat serius dengan ponselnya, apa yang yang temannya itu lihat dari benda pipih tersebut.

"serius amat ra, liat apaan sih?" tanya lulu dengan sedikit penasaran.

ara menoleh ke samping ketika suara lulu masuk ke indra pendengarannya.

"menghapus beberapa foto" ujar ara sambil memperlihatkan layar ponselnya pada lulu. sedangkan lulu berteriak histeris.

"WHAT THE-" kalimat lulu terpotong ketika ara membekap mulutnya dan menatapnya tajam bak orang mau mengulitinya.

lulu susah payah menelan ludahnya ketika dia dapat tatapan dari ara. gila sejak kapan ara mengerikan seperti ini.

sama halnya dengan adel, kini dia sedang membekap mulutnya sendiri karena terkejutnya akan respon ara.

"eh ra udah lepasin itu tangan, anak orang itu nanti mati!!" kata adel dengan heboh, membuat para murid menoleh kepadanya.akhirnya ara melepaskan nya.

lulu mengambil nafas dengan rakus ketika ara melepaskan nya. demi apapun bekapan ara sangatlah kuat.

"maaf" ujar ara dengan singkat.

tidak lama kemudian seorang guru memasuki kelas. membuat para murid duduk dengan rapi dimeja nya.

"selamat pagi anak-anak, hari ini saya hanya akan membahas sedikit materi selebihnya kalian harus mengerjakan esai yang saya kasih. buka bukunya di halaman 103" titah bu gisel.

semua murid mematuhinya dan membuka halaman yang bu gisel kasih tau. mereka tidak mau membantah ucapan dari bu gisel karena apa yang bu gisel inginkan itu artinya mutlak para murid harus melakukan nya.

She's a Villain GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang