1

71.2K 460 0
                                    

"We cant, honey. We have something to do. We're sorry"

Aku menutup telfonnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mereka sudah keterlaluan. Sangat jahat. Meskipun aku tahu mereka mencari uang juga untukku, tetapi seharusnya mereka bisa datang.

Aku bahkan sudah belajar bikin kue.

"Baby girl, whats wrong?"

Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan menggeleng. Bila aku mengucapkan sesuatu, aku tidak yakin aku bisa menahan air mata yang sudah sebisa mungkin aku tahan.

Ketika aku akan beranjak, dia melingkarkan tangannya di pinggangku dan menyembunyikan wajahnya di leherku. Tangannya memelukku erat dan hangat.

Aku merasa aman. Tak ada yang perlu aku khawatirkan, selama dia ada disini.

"Ahh, Ke ... Kevin," erangku, saat dia mulai menjilat leherku dengan sensual.

"Hmm" jawab Kevin. Sekarang dia mulai menggigit kupingku lembut.

Sial. Aku mati-matian menahan desahan ini. Memejamkan mata, menikmati setiap sentuhannya yang nyata. Hangat dan menggoda.

"Aahh... Kevin, argh shit, stop it .. Ahh" erangku takbisa menahan desahan sialan ini.

Kevin tak menjawab. Dia bahkan memasukkan tangannya kedalam bajuku dan menggelitik perutku lembut. Aku menyebut namanya, menyuruhnya berhenti. Namun aku sadar, caraku menyebut namanya terlalu sensual.

"Why should I, baby girl?"

Kevin benar, kenapa dia harus berhenti? Aku bisa mendapat kepuasan dan melupakan mereka. Aku menyandarkan tubuhku pada Kevin. Percaya dengan apa yang akan dia lakukan dan mendedah seindah mungkin, untuk memuaskannya.

Sesuatu yg keras terasa di pinggangku, ketika jari Kevin sudah sampai ke celana dalamku, mengusapnya dan membuatku bergidik dan menggigil.

"Wet enough for me, baby girl?" Tanyanya dengan suara serak,

Aku mengangguk pasrah. Namun detik berikutnya aku tersadar dan segera menjauhkan diri dari Kevin. Kevin menunjukkan wajah apa-yang-salah.

"Kevin, besok MOS" aku berbicara perlahan, melihat reaksinya yang masih berusaha mendapatkanku, aku menambahkan "Gue belum buat tugasnya" tambahku

Dan seketika dia menghela nafas dan memegang juniornya dan berkata "Oh astaga baby girl, jadi gue harus menahannya?" Dia menatapku, matanya masih di selimuti gairah.

Aku mengangguk.

"Baiklah, gue mau mandi air dingin" ucapnya, lalu dia pergi meninggalkanku yang untungnya belum terlalu terangsang.

Aku langsung pergi ke depan meja belajar dan membuka catatan yang diberikan petugas MOS tadi pagi.

-foto 4r (pake cam.360 efek sexy lips)
-nama, ttl, zodiak, hobi, [taken/ga] <ditulis diatas kardus samping foto>
-bawa bekal + minum (jus melon)
-bawa tas yang paling mahal
-sepatu harus baru (kaos kaki juga)
-no (makeup, softlens, bodybutter)
-pake seragam baru

Aku membaca semuanya dan menggeleng-gelengkan kepala. Tidak masuk akal, mau sekolah apa pameran tas?

Ini pasti ulah Kevin juga, soalnya dia anak osis.

Aku berjalan ke arah kamar mandi, karena aku tahu Kevin masih di dalam.

"Kevin, bantu gue!" Teriakku dari luar kamar mandi. Sudah 15 menit dan dia belum juga keluar dari kamar mandi. "Lo ngapain sih?" Tanyaku.

"Memuaskan junior gue, kasian dia" teriaknya dari dalam kamar mandi.

Sial, Kevin ini vulgar sekali. Kalau saja aku tidak ada hal yang harus aku lakukan untuk MOS besok, aku akan bergabung dengannya di kamar mandi.

Love and lustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang