"Baby girl, I'm sorry. I was drunk"
Aku membuka mata sedikit. Aku sangat kelelahan. Meskipun aku sudah melakukannya. Tapi, orgasm dengan paksaan membuatku jauh lebih lelah.
Aku melihat bagaimana Kevin membuka ikatan tangan dan kakiku dengan lembut. Lalu dia mengecup setiap inci bekas ikatan yang agak memerah karena aku memberontak.
"Gue sayaang banget sama lo, Kiera. Maafin gue" lirih Kevin, dia menggenggam tanganku lembut.
Perasaan hangat membuncah didadaku. Rasa marah dan kesal seketika hilang ketika Kevin mengucapkannya.
Dia menyayangiku dengan sepenuh hatinya. Dan aku tidak membutuhkan orang lain lagi.
Tapi bagaimana kasarnya dia malam tadi benar-benar membuatku sakit hati. Dia tidak berdamai dengan masa lalunya.
Aku melihat bagaimana wajah Kevin sangat terpukul ketika dia menaikkan selimut untuk menutupi tubuhku. Dia mengecup setiap kissmark yang telah dia buat disekujur tubuhku, bahkan dibeberapa bagian aku yakin luka. Karena ketika Kevin mengecupnya aku merasa perih.
"Kevin, gue haus" lirihku. Dia mendongak dan segera berdiri dan berjalan ke arah pintu.
Dia bahkan lupa bahwa dia naked.
"Kevin" ucapku dan dia menoleh. Aku terseyum sebelum menambahkan "junior lo keknya lemes, simpen aja coba"
Kevin melotot padaku. Dia memutari kamar mencari celananya. Karena dia tidak menemukannya, dia membuka lemari dan mengambil yang baru.
"Apa sebaiknya lo minum cairan gue aja?" Tanyanya sebelum dia menutup pintu.
"Boleh juga" ucapku, tapi Kevin sudah pergi.
Aku mencoba duduk, lalu berdiri dan berjalan ke arah kaca. Aku melihat diriku yang seperti gembel.
Rambut awut-awutan, kissmark disekujur tubuh.
Lalu aku mendengar suara pintu dibuka. "Ternyata ini baru jam satu." Ucap Kevin, dia mendekat padaku dan memberikan gelas itu padaku.
Aku menenggak semua dalam sekali tenggak. Aku benar-benar haus. Sekarang aku ingin mandi.
"Kevin, lo nyemprot rambut gue ya?" Tanyaku sambil mencoba menyisir rambut yang baru saja aku cat dengan warna cokelat kemerahan.
"Mungkin saja" jawab Kevin. Dia mengambil sisirku dan mulai menyisiri rambutku.
"Bau ngga?"
"Ngga"
"Bener ya? Gue males keramas"
"Astaga. Cewek yang gue tidurin tiap hari ternyata jorok"
Aku mendelik. Apa katanya?
"Peace baby girl, jangan ilangin jatah gue malem besok" ucap Kevin sambil menaruh sisir diatas nakas. Dia mendekat dan mencium bibirku sekilas.
"Tau ah. Gue mau tidur." Jawabku. Lalu aku berjalan ke arah ranjang. Kevin menyusul.
Dia memelukku, dan mengelus lenganku dengan lembut. Perasaan aman dan nyaman langsung menyelimutiku. Aku menarik nafas kencang dan memejamkan mata.
•••
Aku berjalan malas ke arah ruangan yang ditentukan menjadi kelas sementara selama aku menjalani MOS yang pastinya akan melelahkan.
Aku mengetik pintu dan mendapati beberapa murid sudah duduk manis. Aku berjalan, bermaksud ingin mengambil tempat duduk paling belakang, ketika sebuah tangan menarikku.
"Duduk sini aja yuk, cantik"
Aku terkejut dan memasang wajah malas. Namun ketika aku berbalik dan menatap wajah orang yang mengusikku tadi, senyum langsung mengembang.