5 - Udang dibalik Bakwan

14 0 0
                                    

RADEN POV

Entah siapa yang menghasut, tapi rasanya diri ini mulai tertarik dengan keberadaan Rania. Bagaimana tidak? Di beberapa momen mereka sering bertemu secara tidak sengaja, memang Raden sesering mungkin bertemu dengan Rania. Ternyata di takdirkan oleh tuhan.

"Ini kemeja yang kamu minta, Bosmud" Ujar Ravi.

"Terima kasih" Raden segera memakai kemeja pemberian Ravi tersebut, Ia juga menyisir rambutnya supaya terkesan rapi seperti anak kantoran pada umumnya. Rania tidak tahu akan pekerjaan nya yang menjabat sebagai CEO di perusahaan ternama. Ia hanya tahu bahwa dirinya bekerja sebagai orang kantoran biasa. Raden mengenakan sepatu nya juga sambil menyemprotkan pewangi pakaian disekitar kemeja miliknya.

"Sempurna" Ujarnya pada diri sendiri. Ia kemudian berangkat ke rumah Rania. Bukan karena Mama Laila yang memberitahu rumahnya, akan tetapi Ia mencari tahu sendiri. Ingat, Raden mempunyai banyak Intel yang bisa mencari informasi dengan cepat.

••••

RANIA POV

"Rania?" Ujar Raden yang tiba-tiba sudah berada di depan rumah Rania. Aku yang berada diambang pintu berdiri mematung melihat keberadaan Raden.

"Kenapa disini?" jawabku.

"Loh kemarin kan sudah saya bilang kalau ingin ngajak kamu jalan"  Balasnya kemudian. Aku mengernyitkan dahiku, ah iya Aku lupa. Aku menatap wajahnya dan melihat pakaian yang dikenakan sudah sangat rapi.

"Maaf den, Aku harus jaga warung" Tolak Rania. Tanpa permisi, Raden langsung memasuki rumah Rania dengan membawa banyak makanan.

"Assalamu'alaikum Mama Laila"

"Ada di dalam kah?"

"Ini Raden" ucapnya.

Mama Laila segera menghampiri sumber suara tersebut, Raden memberikan makanan itu untuk Mama Laila.

"Walaikumsalam den"

"Atuh gak usah repot-repot"

Mama Laila mengambil bingkisan itu dan menyuruh Raden untuk duduk di sofa yang berada diruang tamu. Aku berjalan ke arah dapur untuk membuatkan Raden minuman.

"Begini Ma, Raden mau ajak Rania jalan. Boleh kah?" Tanya nya.

Uhuk! Rania mendengar percakapan didapur dan tersedak oleh air minum yang ia minum. Tidak habis pikir ada lelaki yang berani sekali untuk mengunjungi langsung ke dalam rumah. Rania menuangkan air ke dalam gelas dan membawanya ke ruangan tamu.

"Silahkan diminum Den" Aku langsung duduk disamping Mama.

"Boleh-boleh, bawa aja. Mama hari ini libur kok. Asalkan jangan dipulangkan malam hari ya" Jawabnya.

"Batas cuman sampe jam 5" Ujarnya.

"Baik, Ma" Balas Raden dengan senyuman sumringah.

Aku diam mematung entah apa yang dia pikirkan. Mama Laila langsung menyenggol lenganku dan menyuruh ku untuk ganti pakaian, Aku hanya menurut. Aku memilih beberapa pakaian yang ada di lemari, ku turunkan semua ke atas kasur. Bingung ingin memakai apa, karena pikiran ku berfokus untuk jalan dengan Raden. Ah, kenapa hal ini harus terjadi?? Dan kenapa Mama menyuruhku untuk date? Aku masih ingin menghabiskan masa mudaku astaga. Masih belum bekerja secara fulltime. Aku masih ingin menjelajah dunia. Setelah lama berfikir, Aku memilih memakai cardigan dengan kaos pendek berwarna pink soft beserta dengan celana jeans. Aku menatap diriku dicermin, sudah cukup sempurna. Aku mengambil asal tas ku yang berada di gantungan kamar. Aku berjalan ke arah ruang tamu dan di dapati Raden sudah bersiap dengan motor kesayangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Girl Dream Of Becoming CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang