M

67 12 0
                                    

Sesuai dugaan, terdapat banyak korban yang tertimbun di bawah puing bangunan. Gampa bumi itu terjadi pada siang hari dan pusat perbenlanjaan itu dalam keadaan ramai.

Para aparat, relawan dan team medis pun bekerja sama untuk menyelamatkan para korban.

Di saat aparat dan relawan mengeluarkan dan membawa para korban, team medis sudah menunggu untuk memeriksa dan memberikan pertolongan pertama bagi para korban.

"Sana, Lo  punya perban tambahan gak? punya gw abis" tanya Mina saat melihat Sana berlari di depannya.

"Gw cuma sisa satu,  ke Dokter Hirai sono, kayaknya dia punya beberapa" jawab Sana yang masih saja berlari, bahkan tanpa menoleh ke sahabatnya.

Mina mengedarkan pandangannya dan mendapati Dokter Hirai sedang memeriksa seseorang. Minapun menghampirinya dan untung saja Dokter Hirai masih memiliki beberapa.





Mina langsung berlari saat melihat ada seorang relawan yang tiba-tiba jatuh terduduk tak jauh dari tempat ia berdiri.

Mina menghampirinya dan semakin lama, ia merasa semakin familiar dengan punggung itu.

"Jeongyeon!" Mina memanggilnya dan benar saja. Seseorang itu berbalik dan terlihatlah wajah Jeongyeon yang sedikit pucat dan luka di pelipisnya kembali mengeluarkan darah.

"Apa yang terjadi? Lo gak apa-apa?" Tanya Mina.

"Gw baik, cuma pusing dikit" Jeongyeon berdiri dan mengangkat kembali gulungan tali yang ia bawa tadi.

"Letakan itu, biar gw tutup luka lo dulu"

"Enggak sekarang Dokter Myoui, mereka membutuhkan bantuan dengan segera" jawab Jeongyeon.

"luka lo sudah infeksi, dan Lo demam karena itu"

"Gw bakal menemuin lo nanti setelah ini selesai dan lo bisa mengobati luka gw tapi sebelum itu, gw harus balik kesana, gw masih sangat diperlukan disana. Berhati-hatilah Dokter Myoui" Ucap Jeongyeon lalu segera berlari meninggalkan Mina.





Mina bersama rekan-rekannya beristirahat sebentar setelah diberikan arahan dari Dr. Im selaku pemimpin team medis 1.

"Ada apa Mina?" Tanya Sana saat melihat tingkah Mina.

"Tidak ada apa-apa"

"Tapi lo tampak gelisah" Ucap Momo yang membuat rekannya melihat kearah Mina bahkan Dr. Im pun menghampirinya.

"Apa yang Lo pikirin? semua baik-baik aja kan?" Tanya Dr. Im.

"Bukan hal yang serius Dokter" Jawab Mina.



Mina langsung berdiri dan menyebabkan Sana yang sedang bersandar padanya terkejut.

Mina kemudian berjalan menghampiri seorang relawan yang ia kenal.

"Tzuyu, bagaimana keadaan di dalam sana?" Tanya Mina.

"Aman dokter Myoui. Tersisa seseorang lagi yang masih terjebak" Jawab Tzuyu sambil memperbaiki ikatan sepatunya.

"Eeumm, bagaimana dengan Jeongyeon?"

"Sujujurnya,Gw pun hanya bertemu dengannya sekali dan dia tampak tidak sehat"

"Gw bakal balik ke Posko medis sekarang dan sampaikan ke dia untuk menemui gw disana. Gw bakal nunggu. Dia harus segera diobati sebelum infeksi pada lukanya semakin parah" Ucap Mina. Tzuyu mengangguk lalu segera kembali kedalam untuk menyelesaikan misi penyelamatan mereka.




Sesuai arahan dari Dokter Im, team medis 1 akan dibagi menjadi dua. Tiga dokter dan lima perawat akan membawa pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke posko medis dan sisanya akan berada disini untuk memantau pasien yang cedera ringan.


'Team Alpha kepada tim Medis'

'Team Medis disini' jawab Nayeon melalui walkie talkie yang memang diberikan kepadanya sebagai seorang pemimpin tim.

'Kami akan berada disana dalam beberapa saat dengan seorang korban cedera patah tulang kaki dan seorang rekan relawan kami yang terluka'

'Baik, kami akan mempersiapkan penanganannya'



Mina dan beberapa rekannya dan beberapa pasien sudah bersiap untuk ke posko medis, ketika mobil yang dinaikinya mulai berjalan, Mina sontak menoleh saat mendengar suara teriakan yang tidak asing baginya.

"Tolong, rekan kami tiba-tiba kehilangan kesadaran" Teriak para team Riders.

"Jeongyeon?!!"

Meskipun jarak sudah lumayan jauh, namun Mina masih mengenali wajah itu. Wajah yang selalu tersenyum dan tak pernah lupa memperingatkannya untuk selalu berhati-hati saat mereka akan melakukan tugas masing-masing.

"Lo kenal?" tanya Minnie, salah satu Dokter se-tim Mina.

"Y-ya" Mina hanya bisa menjawab satu kata itu. Bibir dan lidahnya terasa kaku dan kepalanya dipenuhi dengan pikiran-pikiran tentang keadaan Relawan itu.





VOMENT

HIRAETH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang