"Uuhhh leher gw kaku banget" itu adalah sebuah kalimat pertama yang diucapkan Jeongyeon saat terbangun dari tidur panjangnya.
"Eeh Dr.Myoui, sejak kapan disini?" tanya Jeongyeon saat melihat Mina sedang duduk di kursi tak jauh dari brankarnya.
Mina mengabaikan pertanyaan itu, ia hanya memeriksa keadaan Jeongyeon dalam diam.
Jeongyeon yang merasa tidak nyaman dengan keheningan itupun mencoba memulai percakapan.
"Bagaimana hari-hari lo? Apakah Lo makan dan istirahat dengan baik?" lagi pertanyaan Jeongyeon diabaikan oleh Mina.
"Bodoh!!, Lo benar-benar bodoh. Kenapa lo gak bilang apa-apa tentang luka di bahu lo hari itu? Gw pikir cuma luka di pelipis lo aja, ternyata luka di bahu lo lebih parah. Kenapa Lo menyembunyiin itu? Lo bodoh banget sumpah" Ucap Mina dengan marah.
"Gw,,, eum,, ya gw bodoh. Maafin gw, tapi sekarang gw baik-baik saja. Gw bahkan ngerasa jauh lebih sehat dari sebelumnya" jawab Jeongyeon.
"Oh ya, apakah Dokter nepatin janji?" Tanya Jeongyeon.
"Gw gak janjiin apapun sama Lo".
"Dokter lupa, Dokter sendiri yang berjanji akan ngobatin gw hari itu?"
"Itu bukan janji"
"Lalu, siapa yang ngobatin gw?" Tanya Jeongyeon.
"Tzuyu" jawab Mina acak.
"Enggak mungkin. Kalaupun Tzuyu yang mengobatin gw, yang ada gw akan bertambah parah karena dia suka banget nyakitin gw" ucap Jeongyeon sambil tertawa.
Belum sempat Mina berbicara, terlihat Tzuyu yang berjalan pelan sambil memampah seorang wanita dengan luka di kakinya.
Mina yang melihat itupun langsung berdiri dan memberikan kursinya pada perempuan itu.
"Jeongyeon, wanita ini ingin ketemu sama Lo. Dia yang Lo selamatkan hari itu." Ucap Tzuyu.
"Eum namaku Sejeong, terima kasih telah nyelamatin gw hari itu" ucap wanita itu.
"Tidak masalah, itulah sebabnya Gw jadi relawan disini".
Sembari keduanya berbicara, Mina berbisik kepada Tzuyu tentang apa yang terjadi dan Tzuyu pun membalasnya dengan bisikan juga.
"Dia adalah orang yang diselamatkan Jeongyeon sesaat sebelumnya kesadarannya hilang" bisik Tzuyu yang membuat Mina mengangguk.
"Oh ya Tzu, bagaimana keadaan saat ini" Tanya Jeongyeon yang sudah selesai berbicara dengan sejeong.
"Beberapa hari ini keadaan sudah membaik, dan akses jalan sudah bisa diperbaiki. Namun kami baru saja mendapat kabar bahwa kemungkinan besar akan terjadi gempa susulan dan dikhawatirkan akan kembali menutup akses jalan. Aparat sudah memutuskan untuk mengevakuasi seluruh penduduk ke posko pengungsian Andara yang lebih aman. Jaraknya kurang lebih 7 km dari sini" Jawab Tzuyu.
"Tunggu, apa maksud Lo beberapa hari ini? Apa yang terjadi?" tanya Jeongyeon bingung.
"Lo enggak sadarkan diri selama dua hari, bego" ucap Mina.
"Dokter pasti bercanda kan"
"Enggak".
"Kalau begitu kita harus segera bersiap, Tzu ayo bersiap" Ucap Jeongyeon sembari turun dari brankar nya lalu bergegas keluar seperti tidak ada yang telah terjadi apa-apa padanya.
"Tapi..." Ucapan Mina terhenti, "Jeongyeon emang gitu, abaikan saja" Ucap Tzuyu lalu menyusul Jeongyeon namun ia berhenti ketika Jeongyeon muncul kembali di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH (END)
FanfictionJeongyeon dan Mina bertemu di suatu tempat dengan tujuan yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Jeongyeon adalah seorang relawan dan Mina adalah seorang Dokter. Akankah ada kerinduan setelah pertemuan tak terduga itu?